Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Game Rail Shooter, Subgenre Shooter yang Hampir Punah

cuplikan Time Crisis 3 (dok. Namco/Time Crisis 3)

Game shooter memang tidak ada matinya. Malah terus berkembang. Game yang berfokus kepada aksi tembak-tembakan ini memang selalu diminati.

Kamu mungkin mengenal game shooter populer, seperti Call of Duty, Counter-Strike, dan Gears of War. Mereka kerap menjadi contoh betapa besar daya tarik genre ini. Namun, tahukah kamu dengan game Time Crisis dan House of the Dead yang sering dijumpai di arkade? Jika mengetahui kedua game ini, artinya kamu pernah bermain subgenre rail shooter.

1. Rail shooter menghadirkan pergerakan yang otomatis

cuplikan Star Fox 64 (dok. Nintendo/Star Fox 64)

Rail shooter atau on-rails shooter adalah subgenre game shooter. Sebagai penembak, pergerakanmu mengikuti rute yang telah ditentukan. Subgenre ini bernama rail shooter karena mirip dengan kereta api yang bergerak di atas rel.

Ciri khas utama subgenre rail shooter terletak pada eksplorasi yang minim sebab fokus utamamu dalam game ini hanya membidik dan menembak musuh. Terkadang, ada game rail shooter yang memungkinkanmu mengatur kecepatan pergerakan karakter. Developer game rail shooter sering memanfaatkan sudut kamera yang dinamis dan perubahan perspektif untuk menciptakan pengalaman bermain yang imersif.

2.SEGA merupakan perintis dalam sejarah subgenre rail shooter

cuplikan game rail shooter pertama (dok. SEGA/Space Harrier)

Jika sudah mengetahui pengertian subgenre rail shooter, tidak afdal rasanya jika kamu belum mengenal game rail shooter pertama. Untuk menemukan jawaban ini, kamu perlu mundur ke belakang saat kejayaan mesin arkade pada akhir 1970-an hingga pertengahan 1980-an. Pada periode ini, game seperti Space Invaders (1978) dan Galaxian (1979) menjadi pelopor dalam genre shooter.

SEGA adalah developer asal Jepang yang menjadi pionir dalam subgenre rail shooter melalui Space Harrier (1985). Game ini memungkinkanmu mengendalikan penembak yang memiliki kemampuan terbang. Space Harrier berhasil memikat hati pengunjung arkade dengan grafik pseudo-3D dan gameplay yang serbacepat.

3. Kesuksesan Space Harrier mendorong para developer untuk menggarap game rail shooter

cuplikan Time Crisis kedua (dok. Namco/Time Crisis II)

Setelah perilisan Space Harrier, developer mulai berlomba-lomba mengembangkan game rail shooter. Pada era 1990-an, Nintendo merilis Star Fox (1993) untuk Super Nintendo Entertainment System (SNES). Game ini membuat terobosan dengan menghadirkan grafik 3D yang lebih modern dan jalur level bercabang.

Subgenre rail shooter kian populer ketika Namco meluncurkan Time Crisis (1995). Ia membawa inovasi berupa sistem perlindungan yang memungkinkanmu berlindung di balik objek untuk menghindari serangan dari musuh. Hingga saat ini, Time Crisis telah menghasilkan puluhan judul yang beberapa di antaranya di-porting ke dalam konsol, seperti Time Crisis di PlayStation 1 (PS1) dan Time Crisis II (1997) di PlayStation 2 (PS2).

Popularitas konsol gaming mulai menunjukkan peningkatan pada akhir tahun 1990-an hingga awal 2000-an. Ini mendorong para developer subgenre rail shooter untuk berinovasi. Salah satu contohnya muncul dari game garapan SEGA, Rez (2001), yang menggabungkan aksi tembak-tembakan dengan elemen ritme dan musik elektronik.

4. Subgenre rail shooter mulai terlupakan dengan munculnya game FPS

cuplikan Rez (dok. SEGA/Rez)

Rail shooter adalah subgenre shooter yang mengharuskanmu menembak musuh di layar sembari mengikuti rute yang telah ditentukan. Meski menantang, sebagian gamer menganggap subgenre ini membosankan karena tidak memberikan ruang untuk bereksplorasi. Keberadaan rail shooter mulai tergerus ketika subgenre first-person shooter (FPS) hadir, sebut saja Call of Duty dan Battlefield.

Kehadiran pesaing baru yang lebih diminati ini mengakibatkan popularitas subgenre rail shooter menurun. Meskipun masih ada developer yang mencoba mengembangkan game rail shooter, subgenre ini tidak lagi mendapat perhatian seperti pada masa kejayaannya di akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Perubahan minat gamer dari era klasik ke modern membuat nasib subgenre rail shooter berada di ujung tanduk.

Padahal, subgenre rail shooter masih mempunyai potensi untuk bangkit. PlayStation VR membuka kesempatan bagi subgenre ini untuk memberikan pengalaman baru dalam permainan virtual reality. Sayangnya, masih banyak developer yang belum berani membangkitkan subgenre rail shooter yang pernah legendaris pada masanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Binnar Kurnia Ramadhan
EditorBinnar Kurnia Ramadhan
Follow Us