7 Seri Game yang Hanya Punya Satu Game Bagus

- Siren seri game horor eksklusif PlayStation, hanya Siren: Blood Curse yang bagus setelah game pertama mengecewakan.
- Zone of the Enders: The 2nd Runner menjadi aksi terbaik setelah game pertama yang mudah dilupakan.
- Onechanbara Z2: Chaos menyelamatkan seri Onechanbara dengan sistem combat yang solid setelah sekuel sebelumnya buruk.
Saat ini sudah jarang ada seri film dengan hanya satu film bagus, namun lebih jarang lagi untuk melihat seri game dengan hanya satu game bagus. Biasanya, sekuel atau game lanjutan dari suatu game bagus lewat caranya sendiri, meski mungkin tidak lebih baik dari pendahulunya. Akan tetapi, ada beberapa kasus di mana sebuah seri game didominasi oleh game dengan kualitas yang buruk dan hanya menyisakan satu game saja dengan kualitas bagus. Berikut 7 di antaranya.
1.Siren
Setelah meninggalkan Konami, kreator Silent Hill – Keiichiro Toyama membuat Siren, seri game horor eksklusif untuk PlayStation. Game pertama Siren di 2003 tampak menjanjikan di awal, namun berakhir mengecewakan karena terlalu fokus pada elemen yang terlalu sulit. Sekuelnya yaitu Forbidden Siren 2 tidak lebih baik dan bahkan tidak dirilis di pasar Amerika. Perilisan Siren: Blood Curse di PS3 yang notabene adalah “remake” untuk game pertama Siren, menjadi momen pertama di mana seri tersebut akhirnya mendapatkan game bagus.
2.Zone of the Enders
Game pertama Zone of the Enders lebih terasa seperti sebuah konsep alih-alih visi yang sudah final, sehingga tak heran jika game tersebut sangat mudah dilupakan. Game itu hanya laku keras karena menyertakan demo Metal Gear Solid 2. Game spin-off untuk GBA-nya juga tidak terlalu bagus, namun Zone of the Enders: The 2nd Runner berakhir menjadi salah satu aksi terbaik sepanjang masa. Slogan serinya yaitu “High Speed Robot Action”, menggambarkan game rilisan 2003 tersebut dengan sangat sempurna.
3.Parasite Eve
Dengan banyaknya game RPG apik di PS1, Parasite Eve menjadi salah satu yang terbaik. Dengan tema horor yang cukup kental, game tersebut membawa sistem bertarung yang fantastis, cerita luar biasa dan karakter yang menakjubkan. Sayangnya, sekuelnya yaitu Parasite Eve 2 membuat semua yang membuat pendahulunya luar biasa demi meniru Resident Evil. The 3rd Birthday sebagai game ketiga yang dirilis di PSP menawarkan gameplay aksi yang cukup seru, namun ceritanya merusak pengalaman bermain secara keseluruhan dan Aya sebagai protagonis.
4.Onechanbara
Onechanbara memulai kisahnya sebagai seri game eksklusif PS2 di Jepang sebelum game ketiganya yang berjudul Onechanbara: Bikini Samurai dirilis di luar Jepang lewat Xbox 360. Sayangnya game tersebut buruk dan sangat repetitif untuk sebuah game aksi. Sekuelnya sempat dirilis di Nintendo Wii, namun secara kualitas masih sama buruknya. Serinya terselamatkan oleh Onechanbara Z2: Chaos untuk PS4 dan PC, di mana Tamsoft selaku developer kali ini berhasil membuat game dengan sistem combat yang solid dan nyaman dari awal hingga akhir.
5.Perfect Dark
Game pertama Perfect Dark yang dirilis untuk Nintendo 64 sangat terinspirasi Golden007 dan berhasil menjadi salah satu game FPS terbaik yang pernah dibuat. Campaign-nya punya nilai replayability yang tinggi, sehingga bisa dimainkan berulang kali tanpa merasa bosan. Setelah game tersebut, serinya sempat mendapat spin-off untuk GBA yang kurang bagus dan sekuel berjudul Perfect Dark Zero di 2005. Sayangnya game itu tidak lebih baik dari pendahulunya, dengan gunplay yang buruk, pergerakan karakter yang lambat dan campaign yang terlalu sulit.
6.Red Steel
Ketika Nintendo Wii diumumkan, Red Steel menjadi salah satu game launch title untuk konsol tersebut. Sebagai game aksi dengan combat senjata api dan pedang via kontrol gerakan, game tersebut membuat banyak pemain antusias, namun sayangnya berakhir mengecewakan. Sekuelnya di sisi lain, berhasil membayar kesalahan pendahulunya. Red Steel 2 tidak hanya mengusung gaya visual cel-shading yang membuat terlihat lebih baik, tapi juga kontrol gerakan yang jauh lebih matang ketika dimainkan menggunakan Wii MotionPlus.
7.Rage
Game pertama Rage merupakan “keajaiban” ketika dirilis pada 2011. Visual dan dunianya terlihat mengagumkan, disamping animasi karakter yang jauh melampaui game FPS lain pada masanya. Meski masih jauh dari kata sempurna, Rage masih termasuk game yang seru untuk dimainkan. Di 2019, sekuel tidak perlu untuk game tersebut dirilis dan mengecewakan banyak pemain yang mengantisipasi. Tidak hanya punya visual dan kualitas animasi yang terasa lebih buruk, Rage 2 juga punya durasi gameplay lebih pendek dari pendahulunya.
Demikian tadi ulasan mengenai beberapa seri game dengan hanya satu game bagus. Pernah memainkan game-game di atas?