Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alasan Shopee Relokasi Departemen ke Solo, Upahnya Lebih Murah?

Co-Working Space Shopee Creative dan Innovation Hub di Solo Technopark (gedung-kawasan.solotechnopark.id)

Shopee telah memindahkan karyawan dari satu departemennya ke Solo dan Yogyakarta. Langkah ini tentu tidak diambil secara mendadak atau tanpa persiapan. Melansir Katadata, Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, menyatakan bahwa operasional di Solo dan Yogyakarta telah direncanakan selama satu tahun terakhir, dengan mempertimbangkan kesiapan fasilitas serta sumber daya manusia di kedua kota tersebut.

Pemilihan Solo dan Yogyakarta didasarkan pada infrastruktur yang memadai dan kesiapan sumber daya manusia untuk mendukung operasional Shopee. Ini juga menunjukkan keyakinan bahwa kedua kota tersebut memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat pengembangan digital di masa depan. Namun, selain faktor kesiapan fasilitas, apakah ada alasan lain yang mendorong Shopee relokasi departemen ke Solo dan Yogyakarta? Simak informasi selengkapnya berikut ini!

1. Shopee mengambil langkah strategis guna mengembangkan talenta digital di daerah

Co-Working Space Shopee Creative dan Innovation Hub di Solo Technopark (youtube.com/Solo Technopark)

Shopee melakukan langkah strategis dengan merelokasi karyawan dari salah satu departemennya ke Solo dan Yogyakarta sebagai bagian dari inisiatif untuk mengembangkan talenta digital di wilayah tersebut. Langkah ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam mendorong pemerataan ekonomi digital di seluruh Indonesia. Dengan memindahkan pusat operasional ke kedua kota tersebut, Shopee berharap dapat membangun ekosistem yang mendukung perkembangan talenta digital lokal, yang pada akhirnya akan memperkuat daya saing Indonesia di era digital.

Inisiatif relokasi ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, termasuk pengusaha dan pekerja. Wakil Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo, Sri Saptono Basuki, berpendapat bahwa relokasi ini akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal. Kehadiran perusahaan besar seperti Shopee di Solo dan Yogyakarta dapat meningkatkan peran kedua kota tersebut sebagai pusat jasa. Selain itu, relokasi ini memberikan kesempatan bagi tenaga kerja lokal untuk mengisi posisi-posisi yang kosong akibat karyawan yang memilih tidak pindah, sehingga berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran di wilayah tersebut.

2. Atmosfer kota Solo sangat adem dan turut memberdayakan tenaga lokal asli daerah

Pesona city light kota Surakarta (unsplash.com/Visual Karsa)
Pesona city light kota Surakarta (unsplash.com/Visual Karsa)

Sri Saptono Basuki menganggap bahwa relokasi ini akan memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat posisi Solo sebagai Kota Jasa. Menurut Basuki, terdapat beberapa alasan mengapa Solo menjadi pilihan bagi perusahaan, seperti perbaikan infrastruktur kota dan kondisi yang cukup kondusif. Oleh karena itu, dari segi branding, Solo memiliki keunggulan tersendiri. Selain itu, budaya dan karakter masyarakat Kota Bengawan juga menciptakan suasana yang nyaman.

"Pada saat perusahaan melakukan relokasi, tentu tidak semua karyawan akan ikut serta. Posisi yang kosong tersebut dapat diisi oleh tenaga kerja lokal, yang pada akhirnya akan membantu mengurangi angka pengangguran. Selain itu, rantai pasok (supply chain) dari bisnis tersebut akan memberikan peluang bagi perusahaan lokal untuk menjadi pemasok," jelas Basuki dalam pernyataannya yang dikutip Solopos.com, Senin (5/8/2024).

Selain itu, dampak lain yang perlu diperhatikan dari maraknya digitalisasi ini adalah dorongan untuk memajukan pasar tradisional. Pasar tradisional dapat menjadi lebih ramai dengan adanya integrasi perdagangan modern (digital), pariwisata, dan ekonomi kreatif.

3. Kultur rata-rata penduduk Jawa Tengah dinilai mudah diatur

Pasar Gede Surakarta (unsplash.com/Prabu Panji)
Pasar Gede Surakarta (unsplash.com/Prabu Panji)

Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Tengah, Wahyu Rahadi, menyatakan bahwa fenomena perpindahan atau relokasi perusahaan tidak hanya terjadi di Solo, tetapi juga meluas ke daerah-daerah lain di Jawa Tengah. Banyak perusahaan mulai tertarik untuk pindah ke wilayah pesisir di pantai utara dan Grobogan, karena wilayah-wilayah tersebut masih memiliki pasokan tenaga kerja yang cukup besar. Menurut Wahyu, salah satu alasan utama adalah upah di Solo yang relatif lebih rendah, yang dianggap penting oleh perusahaan, terutama dalam situasi ekonomi yang tidak menentu saat ini.

“Karena mereka [perusahaan] mencari tenaga kerja yang cukup banyak. Fenomenanya apa? Kalau kami melihat, satu, upah di Solo ini jauh lebih murah karena mereka [perusahaan] akan tetap menganggap bahwa upah itu salah satu faktor penting dalam dunia industri. Apalagi di dalam posisi yang tidak jelas seperti sekarang,” kata dia. Kedua, lanjut Wahyu, perusahaan juga melihat ke daerah di mana organisasi buruh yang tidak militan dan bagus. Oleh sebab itu, menurutnya perusahaan lebih leluasa dan tidak mengalami banyak tekanan dari serikat pekerja.

Wahyu juga menilai bahwa penduduk Jawa Tengah pada umumnya mudah diatur dan memiliki keterampilan yang memadai. Selain itu, mereka tidak banyak menuntut, sehingga menjadikan Jawa Tengah sebagai pilihan menarik bagi perusahaan. Faktor-faktor lain seperti sumber daya manusia yang baik dan situasi keamanan yang kondusif juga menjadi pertimbangan utama.  

“Dan kemudian tidak banyak terlalu banyak tuntutan sebenarnya. Kalau kita di lihat di Jawa Tengah ini termasuk yang adem, selain upahnya murah. Sehingga kemudian menjadi faktor yang menarik, secara sumber daya juga termasuk bagus, selain keamanan. Dengan situasi Jawa Tengah, mereka [perusahaan] memilih Jawa Tengah sebagai opsi,” ungkap Wahyu.

Walaupun dengan relokasi perusahaan bisa menambah lapangan pekerjaan, namun menurutnya perlu ada hal yang harus diperhatikan. Karena perusahaan yang hanya melihat peluang upah yang lebih murah, tidak akan mengubah kondisi pekerja dengan signifikan.

4. Rata-rata upah di daerah Solo Raya terbilang murah dan bersahabat

ilustrasi uang (unsplash.com.Mufid Majnun)
ilustrasi uang (unsplash.com.Mufid Majnun)

Keputusan untuk memindahkan operasional ke Solo dan Yogyakarta didorong oleh pertimbangan ekonomi, seperti biaya tenaga kerja yang lebih rendah dan kondisi lingkungan yang mendukung. Meskipun ini menguntungkan perusahaan dalam hal pengurangan biaya operasional, ada kekhawatiran dari pihak pekerja bahwa upah yang lebih rendah di wilayah tersebut mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi standar hidup yang layak. Oleh karena itu, meskipun relokasi ini berpotensi meningkatkan jumlah tenaga kerja, tetap ada tantangan untuk memastikan kesejahteraan mereka terpenuhi.

Langkah ini memang menambah jumlah orang yang bekerja, namun dengan upah yang saat ini di bawah kebutuhan hidup. Di wilayah Solo Raya, rata-rata upah sekitar Rp2,25 juta per bulan. Sedangkan menurut kajian serikat tahun 2022, upah yang layak seharusnya sekitar Rp2,4 juta. Bagi perusahaan, upah yang lebih rendah ini akan memudahkan mereka untuk berkembang lebih jauh.

"Ini sebenarnya hanya memindahkan masalah ke Jawa Tengah, dan dari perspektif buruh, mereka tidak akan merasakan kesejahteraan yang seharusnya. Ini adalah situasi yang sangat sulit untuk diterima," kata Wahyu.

5. Langkah relokasi yang diambil Shopee sekaligus menepis isu miring soal PHK

Kantor Shopee Solo (youtube.com/SHOPEE Indonesia)
Kantor Shopee Solo (youtube.com/SHOPEE Indonesia)

Shopee memastikan bahwa karyawan yang tidak bersedia mengikuti relokasi akan tetap mendapatkan dukungan dan perlindungan. Perusahaan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), melainkan memberikan pilihan bagi karyawan untuk mengundurkan diri dengan sejumlah dukungan tambahan, termasuk asuransi selama tiga bulan ke depan. Hal ini mencerminkan komitmen Shopee untuk menjaga hubungan yang baik dengan karyawan serta mematuhi regulasi pemerintah yang berlaku. Langkah ini juga menunjukkan bahwa Shopee menghargai keputusan pribadi karyawan dan berupaya untuk memastikan proses relokasi dilakukan secara adil dan transparan.

Shopee menegaskan bahwa relokasi ini bukan merupakan langkah PHK, melainkan bagian dari strategi untuk memperluas peluang pekerjaan di berbagai daerah di Indonesia. Meskipun ada karyawan yang memilih untuk tidak ikut serta dalam relokasi, mereka tidak akan di-PHK melainkan dapat memilih untuk mengundurkan diri secara sukarela. Shopee juga membantah rumor mengenai adanya PHK massal yang beredar di media sosial X. Ini menekankan bahwa relokasi merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mengembangkan talenta digital di berbagai wilayah.

Radynal juga menyatakan bahwa Shopee aktif dalam mengembangkan talenta digital di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan demikian, perusahaan berharap dapat membantu membangun ekosistem yang mendukung pengembangan talenta digital serta menciptakan peluang kerja di wilayah tersebut. Berdasarkan penelusuran melalui laman karir Shopee, di Solo sudah tersedia 22 lowongan pekerjaan mulai dari tingkat entry-level hingga manajer. Posisi tersebut mencakup Shopee Live Team Leader-Operations, Shopee Live QA, Customer Service Trainer Supervisor, dan lainnya. Jadi, bagaimana pendapatmu? Apakah langkah Shopee relokasi departemen ke Solo dari Jakarta sudah tepat?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Reyvan Maulid
EditorReyvan Maulid
Follow Us