Bisakah Sikat Gigi Pintar Diretas?

Sebuah berita tentang peretasan tiga juta sikat gigi pintar telah viral di internet. kabar ini awalnya diberitakan oleh Aargauer Zeitung, salah satu surat kabar Swiss.
Menurut laporan tersebut, peretasan tersebut dilakukan untuk menciptakan botnet besar-besaran yang digunakan untuk meluncurkan serangan siber. Namun, beberapa ahli siber menyanggah berita ini.
1. Berita peretasan dibantah penyedia keamanan siber

Vendor keamanan Swiss, Fortinet mengklarifikasi kepada Forbes bahwa ada kesalahpahaman terkait berita tersebut. Mereka menyatakan bahwa terjemahan artikel dari bahasa asal ke bahasa Inggris.
"Tampaknya karena adanya penerjemahan, narasi mengenai topik ini telah diperluas ke titik di mana skenario hipotetis dan aktual menjadi kabur." jelas juru bicara Fortinet kepada Forbes (8/2/2024).
Lebih lanjut, kantor pusat Fortinet mengklaim bahwa skenario tersebut hanya hipotetis. Mereka juga menyatakan hal tersebut telah diperluas karena konteks tersebut.
2. Meretas sikat gigi tidak bisa digunakan sebagai botnet

Lebih lanjut, Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC, peretasan sikat gigi pintar bisa dilakukan, namun tidak bisa dimanfaatkan sebagai botnet.
"Pada kasus peretasan sikat gigi pintar, meskipun bisa dilakukan namun tidak bisa dimanfaatkan sebagai sebuah botnet untuk melakukan DDoS," jelas Pratama saat dihubungi IDN Times pada Minggu (18/2/2024).
Ini karena sikat gigi pintar biasanya terhubung ke perangkat lain melalui Bluetooth, bukan melalui Wi-Fi, seperti IP-CCTV, Lampu Pintar, atau TV Pintar.
Menurut Pratama, peretasan pada sikat gigi pintar mungkin tidak terlalu berbahaya, kecuali menimbulkan ketidaknyamanan pengguna. Ini karena konfigurasi yang berubah atau sikay gigi pintar tidak dapat dikontrol dari smartphone yang terhubung.
3. Peretasan IoT berpotensi membahayakan

Walaupun sikat gigi pintar yang diretas tidak memiliki dampak bahaya, tapi serangan melalui perangkat IOT memiliki dampak yang cukup berbahaya. Ini karena penyerang dapat menggunakan perangkat IoT yang terinfeksi sebagai bagian dari botnet guna melancarkan serangan DDoS besar-besaran terhadap target tertentu.
"Kemudian Penyerang dapat memanfaatkan kelemahan keamanan yang ada pada perangkat IoT untuk mendapatkan akses tidak sah ke jaringan atau informasi sensitif dari perangkat yang terhubung ke jaringan," ungkap Pratama.
Selain itu, perangkat IoT yang terhubung ke internet dan memiliki akses ke informasi sensitif juga dapat menjadi sasaran pencurian data oleh penyerang.
Itu lah penjelasan ahli terkait berita sikat gigi pintar yang diretas untuk serangan botnet. Hal tersebut terkonfirmasi tidak benar dan tidak menimbulkan dampak yang berbahaya.