Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Deep Research, Bikin ChatGPT Bisa Riset Mandiri Ratusan Sumber

ilustrasi logo OpenAI. (unsplash.com/Levart_Photographer)
ilustrasi logo OpenAI. (unsplash.com/Levart_Photographer)
Intinya sih...
  • OpenAI merilis fitur Deep Research di ChatGPT pada 2 Februari 2025
  • Model AI ini mampu melakukan riset mendalam dalam hitungan menit, menghasilkan laporan komprehensif layaknya periset manusia
  • Deep research menggunakan penalaran untuk mencari, menginterpretasi, dan menganalisis berbagai jenis konten dari internet

Belum lama setelah meluncurkan model o3-mini, OpenAI merilis fitur Deep research di ChatGPT pada Senin (2/2/2025). Agen kecerdasan buatan (AI) terbaru ini mampu melakukan riset mendalam secara mandiri dari berbagai sumber daring untuk menghasilkan laporan komprehensif layaknya seorang periset manusia. Model AI ini berhasil menyelesaikan tugas riset yang biasanya membutuhkan waktu berjam-jam bagi manusia hanya dalam hitungan menit.

Deep research akan sangat berguna bagi pengguna yang sering melakukan analisis dan riset mendalam. Melansir blog OpenAI, fitur ini didukung versi khusus dari model o3 yang telah dioptimalkan untuk penjelajahan web dan analisis data. Lantas, apa saja yang bisa dilakukan Deep Research dari OpenAI ini? Mari bahas lebih detail!

1. Proses riset deep research bisa mencapai setengah jam

tampilan deep research di ChatGPT. (dok. OpenAI)
tampilan deep research di ChatGPT. (dok. OpenAI)

Model o3 di Deep Research menggunakan kemampuan penalaran (reasoning) dalam mencari, menginterpretasi, dan menganalisis berbagai jenis konten dari internet, mulai dari teks hingga gambar. Model ini juga mampu beradaptasi dan mengubah arah penelitian berdasarkan informasi baru yang ditemukan. Deep Research membutuhkan waktu 5 hingga 30 menit dalam menjalankan riset. Namun, durasi ini tentu tidak seberapa jika dibandingkan riset manual yang bisa memakan waktu berjam-jam hingga hari. Proses dimulai saat pengguna memilih opsi Deep Research di kotak pesan ChatGPT, lalu memasukkan pertanyaan atau topik yang ingin diteliti. Pengguna bisa melampirkan file tambahan seperti spreadsheet atau PDF sebagai konteks pendukung riset.

Selama proses riset berlangsung, Deep Research akan menampilkan ringkasan langkah-langkah dan sumber yang dikunjungi di panel samping. ChatGPT akan mengirimkan notifikasi begitu riset selesai. Output riset hadir dalam bentuk laporan lengkap yang dilengkapi dokumentasi dan kutipan jelas untuk memudahkan pengguna memverifikasi setiap informasi.

Model AI ini mampu membaca dan menganalisis beragam format konten dari internet, tidak terbatas pada teks. Deep Research bisa memroses gambar, grafik, dan file PDF. Model ini juga memiliki kemampuan membuat dan mengiterasi grafik menggunakan Python sebagai alat bantu visualisasi data.

Saat ini, luaran Deep Research masih terbatas dalam format teks. OpenAI berencana menambahkan dukungan visualisasi data dan gambar dalam beberapa minggu ke depan. Penambahan ini bertujuan untuk memperkaya dan memperjelas tiap laporan yang dihasilkan.

2. Deep research masih tersedia bagi pengguna ChatGPT Pro

Deep Research sangat cocok bagi kalangan profesional yang membutuhkan riset mendalam dan akurat. Profesional yang cocok menggunakan fitur ini bisa meliputi pekerja finansial, sains, kebijakan publik, dan teknik. Namun, Deep Research juga bisa sangat bermanfaat bagi konsumen biasa. Misalnya, pengguna bisa menggunakan deep research untuk riset harga sebelum membeli produk bernilai tinggi, seperti mobil, perabot, atau peralatan elektronik.

Saat ini, Deep Research masih tersedia eksklusif bagi pengguna ChatGPT Pro dengan batasan 100 tugas atau kueri per bulan. Rencananya, akses juga akan diperluas untuk pengguna Plus, Team, dan gratis dalam waktu dekat. CEO OpenAI Sam Altman mengungkap pengguna Plus akan mendapat batasan sekitar 10 kueri per bulan. Sementara, pengguna gratis akan mendapat jauh lebih sedikit.

Batasan ini terlihat cukup restriktif mengingat biaya langganan ChatGPT Pro yang bisa mencapai Rp3 jutaan per bulan dan Plus sekitar Rp300 ribuan. Namun, ini sebenarnya cukup wajar karena Deep Research menggunakan daya komputasi yang cukup besar dalam sekali jalan. OpenAI berjanji untuk mengembangkan versi yang lebih cepat dan efisien agar dapat meningkatkan limit tugas bagi pelanggan berbayar ChatGPT.

Akses Deep Research masih terbatas secara geografis. Pengguna di Inggris, Swiss, dan kawasan Ekonomi Eropa belum bisa menikmati fitur ini. OpenAI belum mengumumkan jadwal peluncuran pasti untuk wilayah tersebut. Fitur ini juga baru bisa diakses melalui peramban. Namun, ia akan hadir di aplikasi mobile dan desktop dalam waktu dekat.

OpenAI juga berencana menambahkan konektivitas ke sumber data yang lebih spesifik. Rencana ini mencakup integrasi sumber berbasis langganan dan sumber internal organisasi. Penambahan ini akan memperkaya cakupan riset yang bisa dilakukan Deep Research.

3. Deep research menduduki posisi puncak dalam salah satu tes AI tersulit

Deep Research menunjukkan performa menjanjikan dalam berbagai pengujian. Model ini mencapai akurasi 26,6 persen dalam tes Humanity's Last Exam. Tes ini mencakup lebih dari 3 ribu pertanyaan tingkat ahli di berbagai bidang. Skor ini jauh melampaui model-model lain seperti Gemini Thinking (6,2 persen), Grok-2 (3,8 persen), dan GPT-4o (3,3 persen).

Performa impresif ini tidak lepas dari metode pelatihan yang digunakan. OpenAI melatih Deep Research menggunakan pembelajaran penguatan (reinforcement learning) pada tugas-tugas dunia nyata yang membutuhkan penggunaan browser dan Python. Metode ini memungkinkan model belajar dari trial and error dalam mencapai tujuan spesifik.

Meski peformanya cukup impresif, Deep Research masih memiliki beberapa keterbatasan. Melansir Tech Crunch, model ini kadang membuat kesalahan dan kesimpulan yang keliru. Model juga kesulitan membedakan informasi dari sumber terpercaya dengan rumor. Deep Research sering gagal mengkomunikasikan ketidakpastiannya terhadap suatu informasi.

Keterbatasan lain meliputi kesalahan format dalam laporan dan kutipan. OpenAI merekomendasikan pengguna tetap melakukan verifikasi mandiri terhadap output yang dihasilkan. Model ini juga belum bisa mengakses sumber data berbayar atau sumber internal organisasi. Namun, OpenAI akan terus meningkatkan fitur ini dalam pembaruan mendatang.

Dalam demonstrasinya, OpenAI menyebut Deep Research sebagai batu loncatan dalam misi mereka mencapai Artificial General Intelligence (AGI). Demi mencapai titik tersebut, OpenAI menilai AI perlu dilatih untuk melakukan tugas yang semakin kompleks secara mandiri. Sangat mungkin pengguna akan melihat lebih banyak agen AI yang lebih canggih dan mandiri pada 2025 ini.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us