"Kami meyakini di pemerintahan bahwa untuk meningkatkan literasi digital tidak hanya cukup dari kelas-ke-kelas saja, seminar atau semacamnya, tapi juga penting untuk menyediakan wadah, tempat di mana ekosistem berkumpul, baik itu pemerintah, sektor swasta, calon-calon startup di Indonesia yang sangat kreatif dan punya potensi yang besar," ujar Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Menkomdigi) dalam acara peluncuran di Jakarta, pada Kamis (02/10/2025).
Garuda Spark Innovation Hub, Komdigi Targetkan 12 Juta Talenta Digital

- Kemkomdigi meluncurkan "Garuda Spark Innovation Hub" untuk meningkatkan literasi digital dan menyatukan ekosistem pemerintah, sektor swasta, dan calon-calon startup di Indonesia.
- Target keseluruhan untuk tahun 2030 mencapai 12 juta talenta digital dengan kolaborasi yang adil dan berimbang antara pemerintah, sektor swasta, dan BUMN.
- Inovasi ini akan berbeda dengan program lainnya karena setiap innovation hub akan berkolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, private sectors, civil society, dan universitas.
Optimisme digital di Indonesia cukup tinggi di mana tercatat 67 persen anak muda memiliki semangat terhadap hal tersebut. Berangkat dari angka itu, Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Kemkomdigi) meluncurkan "Garuda Spark Innovation Hub".
Menyatukan semua pihak
Tahun ini terencana akan ada empat titik peluncuran dan yang terbaru ada di Jakarta setelah Bandung, menyusul di Medan dan Aceh. Meutya berharap tahun depan akan lebih banyak lagi Garuda Spark Innovation Hub dengan skala yang lebih luas dan lebih besar.
"Garuda Spark kami bentuk untuk semangat kemajuan generasi muda kita dalam mempersiapkan kapabilitas di era ekonomi digital. Jadi kita menyatukan orang-orang yang memiliki kompetensi yang tepat untuk transformasi digital yang bertemu dengan audiens yang tepat," lanjut Menkomdigi Meutya.
Kolaborasi yang adil dan berimbang

Pemerintah akan melakukan pendanaan gotong royong yang dananya bisa diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sektor swasta sampai dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Pembagian ini menjadi semangat agar Garuda Spark berdiri di atas kolaborasi bersama yang adil dan berimbang, jadi kebersamaannya itu bukan hanya dalam kerangka membuat pendanaannya menjadi lebih mudah atau lebih efisien, tapi yang paling utama adalah bagaimana kerjasama awal ini menciptakan sebuah kolaborasinya adil dan berimbang," Meutya mengatakan.
Target keseluruhan untuk tahun 2030 mencapai 12 juta talenta dari sebelumnya yang hanya 9 juta. Mereka diharapkan ke depannya bisa berkontribusi, menambah 4 juta techpreneur dan talenta digital.
Harapan pemerintah
Komdigi menargetkan 4 juta penerima manfaat, 2 juta talenta digital dan 2 juta technopreneur dari inovasi ini. Menurut Menkomdigi Meutya, ini adalah gambaran masa depan di mana digitalisasi menjadi jalan keadilan dan kemandirian ekonomi untuk Indonesia.
"Kita yakin Indonesia akan melaju sebagai kekuatan digital yang tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga global dan kami amat yakin. Itu menjadi harapan kami sebetulnya dengan meluncurkan Garuda Spark Innovation Hub, kami ingin memohon dukungan dari semua," katanya.
Dia berharap Garuda Spark Innovation Hub ini bisa mendongkrak transformasi digital di Tanah Air, mengembalikan kepercayaan global kepada starup lokal dan membawa nama Indonesia kembali mewarnai transformasi digital, tiak hanya di tingkat nasional tapi juga di luar.
Mengadopsi dari daerahnya sendiri

Edwin Hidayat Abdullah, Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi mengklaim bahwa inovasi ini akan berbeda dengan program lainnya karena di setiap kota-kota yang berdiri innovation hub akan berkolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, private sectors dan juga civil society, termasuk dengan universitas.
"Locally adapted artinya, bahwa yang digali potensial adalah yang benar-benar mencerminkan potensi wilayah tersebut. Misalnya di Jakarta, di Jakarta ini kita buat timnya adalah sustainable business, jadi clean energy, sustainable technology, makanya ada yang namanya PLN, Icon Plus juga ada. Kemudian di Bandung ada AI dan creative industry, di medan agriculture dan consumer product," jelas Edwin.
Berangkat dari hal tersebut, pemerintah bisa menggali potensi di masing-masing wilayah dan intervensi teknologi. Satu ekosistem, pemerintah bertindak sebagai koordinator, orchestrator, fasilitator dan komunitas.