Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

GPT-5.1 vs Gemini 3 Pro, Persaingan Sengit Model AI Terbaru

ilustrasi aplikasi Gemini AI dan ChatGPT
ilustrasi aplikasi Gemini AI dan ChatGPT (unsplash.com/Solen Feyissa)
Intinya sih...
  • ChatGPT-5.1 dan Gemini 3 Pro sama-sama dibuat untuk berpikir cerdas dengan pendekatan adaptif reasoning dan arsitektur sparse MoE.
  • Gemini 3 Pro unggul dalam kapasitas context window dengan input hingga 1 juta token, sementara GPT-5.1 memiliki batas konteks sekitar 196 ribu token.
  • GPT-5.1 lebih unggul dalam pemrograman dan analisis teks dengan skor sedikit lebih tinggi, sementara Gemini 3 Pro unggul dalam kemampuan multimodal dan penanganan data visual.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dua raksasa AI, ChatGPT dan Gemini, kembali membuat gebrakan dengan meluncurkan model AI terbaru mereka di bulan yang sama. Pada 12 November 2025 lalu, OpenAI merilis GPT-5.1 sebagai model AI baru penerus GPT-5 untuk ChatGPT yang diklaim lebih cerdas dan komunikatif saat diajak mengobrol. Model AI baru ChatGPT ini dibekali sistem penalaran adaptif yang bisa menyesuaikan waktu pemrosesan berdasarkan tingkat kesulitan pertanyaan. Jadinya, hasil jawabannya bakal diproses secara lebih akurat.

Selang 6 hari kemudian, Google tampaknya gak mau kalah dengan meluncurkan model AI terbarunya, yakni Gemini 3 Pro, pada 18 November 2025. Model ini meraih skor 1501 di LMArena yang disebut setara tingkat kecerdasan doktor. Hal ini membuatnya jadi diklaim punya kemampuan analisis yang matang dalam menyelesaikan berbagai persoalan kompleks. Kemunculan dua model AI baru dalam waktu berdekatan ini tentu saja jadi persaingan yang cukup sengit di dunia teknologi. Lalu, di antara keduanya, siapa sebenarnya yang lebih unggul?

1. Secara konsep, keduanya sama-sama dibuat supaya bisa berpikir cerdas

ilustrasi ChatGPT
ilustrasi ChatGPT (pexels.com/Sanket Mishra)

Secara konsep, keduanya sama-sama dibuat supaya bisa berpikir cerdas. GPT-5.1 dari OpenAI memakai pendekatan adaptive reasoning, yaitu cara kerja yang membuat model jadi bisa menentukan sendiri kapan harus berpikir lebih lama sebelum memberikan jawaban. Pendekatan ini bikin ChatGPT jadi memproses pertanyaan sederhana secara cepat dan menjawab pertanyaan kompleks menggunakan analisis lanjutan. Untuk mempermudah cara kerjanya OpenAI membagi model ini ke dalam dua tipe, yakni satu untuk percakapan sehari-hari dan satunya lagi untuk penalaran lanjutan.

Di sisi lain, model Gemini 3 Pro menggunakan arsitektur sparse MoE yang lebih cocok untuk riset dan analisis data kompleks. Penalaran mendalam tersebut dibekali multimodal yang kuat beserta ekosistem tools yang saling terintegrasi. Lebih lanjut lagi, Gemini 3 Pro juga dilengkapi kemampuan pemrosesan terstruktur, grounded search, dan eksekusi kode yang bisa menghasilkan solusi langkah demi langkah secara lebih akurat. Pendekatan ini dilakukan Google untuk menghadirkan model AI yang bisa memberikan output lebih stabil dalam skala besar.

2. Gemini 3 Pro lebih unggul dalam kapasitas context window

ilustrasi Gemini AI
ilustrasi Gemini AI (unsplash.com/Solen Feyissa)

Gemini 3 Pro lebih unggul dalam kapasitas context window. Model AI baru ini bisa menerima input hingga kurang lebih 1 juta token dan menghasilkan output sampai 65 ribu token. Dengan kapasitas sebesar itu, Gemini 3 Pro jadi cocok kalau digunakan untuk mengolah dokumen berukuran sangat besar dalam satu kali prompt. Berkat kemampuannya tersebut, berbagai pekerjaan berat seperti menganalisis satu buku penuh, repository kode besar, atau kumpulan laporan panjang bisa dilakukan tanpa harus ribet memotong data menjadi bagian kecil terlebih dahulu.

Sementara, GPT-5.1 khususnya varian Thinking memiliki batas konteks sekitar 196 ribu token. Meskipun gak sebesar Gemini 3 Pro, OpenAI lebih menonjolkan fitur prompt caching dan reasoning effort dibanding mengejar kapasitas context window. Pendekatan ini membuat GPT-5.1 jadi lebih fokus menjaga alur percakapan supaya tetap konsisten dari waktu ke waktu dengan workflow panjang yang berlangsung beberapa sesi. Melalui cara seperti ini, proses kerja terasa lebih efisien karena model tetap mengingat konteks sebelumnya tanpa harus memuat dokumen besar dalam satu kali prompt.

3. GPT-5.1 lebih unggul untuk pemrograman dan analisis teks

ilustrasi ChatGPT
ilustrasi ChatGPT (unsplash.com/Jonathan Kemper)

GPT 5.1 lebih unggul pada penggunaan di dunia pemrograman dan analisis teks. Berdasarkan hasil pengujian SWE Bench Verified, GPT 5.1 berhasil mencatat skor sedikit lebih tinggi dengan nilai 76,3 persen. Sementara pesaingnya, Gemini 3 Pro, memperoleh 76,2 persen. Selisihnya memang sangat tipis, yakni cuma 0,1 persen saja. Meski demikian, hasil ini tetap berhasil menunjukkan bahwa GPT 5.1 masih kompetitif dalam tugas terkait coding terutama yang berkaitan dengan debugging dan pemahaman kode kompleks.

Pada bidang lain, Gemini 3 Pro justru unggul dalam hal kemampuan multimodal dan penanganan data visual. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian ARC-AGI-2 yang mencatat Gemini 3 Pro memperoleh skor 31,1 persen, di mana lebih unggul dari GPT-5 yang hanya memperoleh skor 17,6 persen. Pada pengujian MMMU-Pro, Gemini 3 Pro kembali menunjukkan keunggulannya dengan skor 81 persen sedangkan GPT-5.1 memperoleh 76 persen. Kedua hasil pengujian ini selaras dengan fokus pengembangan Google yang menanamkan kemampuan multimodal sebagai inti dari model tersebut.

Baik GPT-5.1 maupun Gemini 3 Pro, keduanya punya keunggulan masing-masing. GPT-5.1 memakai pendekatan adaptive reasoning yang unggul dalam menyelesaikan tugas sesuai tingkat kesulitannya. Sementara, Gemini 3 Pro menggunakan arsitektur sparse MoE yang unggul untuk kebutuhan riset dan analisi kompleks. Kalau kamu sendiri, tim pengguna ChatGPT atau Gemini AI, nih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Tech

See More

5 Link Alternatif Drakorindo, Drakorid, dan Nodrakor, Legal!

20 Nov 2025, 20:25 WIBTech