- Enkripsi end-to-end
7 Perbandingan WhatsApp vs Signal, Mana yang Lebih Cocok untuk Kamu?

- WhatsApp vs Signal: Perbandingan aplikasi pesan instan
- - Latar belakang dan kepemilikan
- - Privasi dan keamanan
- - Fitur dan pengalaman pengguna
Di era digital seperti sekarang, aplikasi pesan instan bukan hanya soal kirim chat dan video call, tapi juga perihal keamanan dan privasi data pribadi. Dua nama yang paling populer adalah WhatsApp dan Signal. Sekilas, keduanya tampak mirip karena sama-sama bisa digunakan untuk mengirim pesan, panggilan suara, hingga video call. Namun, kalau dilihat lebih dalam, keduanya punya filosofi, tujuan, dan kebijakan privasi yang sangat berbeda.
WhatsApp populer karena fiturnya lengkap dan mudah digunakan, sementara Signal digemari oleh mereka yang mengutamakan privasi dan keamanan tingkat tinggi. Perbedaan inilah yang membuat banyak orang bingung harus memilih yang mana. Supaya kamu tidak salah pilih, yuk simak perbandingan mendalam antara WhatsApp dan Signal!
1. Latar belakang dan kepemilikan
WhatsApp diluncurkan pada tahun 2009 dan sejak diakuisisi oleh Facebook (sekarang Meta) pada 2014, aplikasinya berkembang menjadi platform komunikasi terbesar di dunia dengan lebih dari 2 miliar pengguna. WhatsApp juga terintegrasi dengan berbagai layanan Meta lainnya seperti Facebook dan Instagram.
Sementara itu, Signal dikembangkan oleh organisasi nirlaba Signal Foundation pada 2014. Tujuan utamanya bukan bisnis, melainkan melindungi privasi pengguna. Aplikasi ini mendapat dukungan dari banyak pakar keamanan digital.
2. Privasi dan keamanan
Inilah bagian paling krusial yang membedakan keduanya:
Baik WhatsApp maupun Signal sama-sama memakai sistem enkripsi end-to-end, yang berarti pesan dan panggilanmu tidak bisa diakses siapa pun, bahkan oleh pihak penyedia layanan.
- Pengumpulan metadata
Signal unggul di sini karena hanya menyimpan sedikit metadata, seperti tanggal pendaftaran dan waktu terakhir koneksi, tanpa melacak alamat IP, waktu pesan dikirim, atau daftar kontak. Sebaliknya, WhatsApp mengumpulkan banyak metadata seperti nomor telepon, kontak, perangkat, dan log koneksi, yang kemudian dibagikan ke Meta untuk kepentingan iklan dan analisis bisnis.
- Kode sumber terbuka
Signal sepenuhnya open source, jadi siapa pun bisa memeriksa keamanan dan sistemnya. WhatsApp memang memakai Signal Protocol (yang terbuka), tapi aplikasinya sendiri bersifat tertutup, sehingga transparansinya lebih terbatas.
- Penggunaan data pengguna
Signal tidak mengumpulkan data untuk iklan atau keuntungan finansial. Sedangkan WhatsApp, karena berada di bawah Meta, menggunakan data penggunanya untuk meningkatkan algoritma iklan di Facebook dan Instagram. Ini yang sering memunculkan kekhawatiran soal privasi.
3. Fitur dan pengalaman pengguna

Membahas soal fitur, WhatsApp lebih lengkap, tapi Signal unggul dalam kesederhanaan:
- Pesan dan panggilan
WhatsApp menyediakan teks, panggilan suara/video, pesan suara, berbagi lokasi, file, stiker, hingga fitur Status. Signal juga punya fitur serupa, tapi tanpa Status dan opsi kustomisasi sebanyak WhatsApp.
- Grup dan manajemen
WhatsApp mendukung hingga 1024 anggota per grup, sementara Signal dibatasi sekitar 1000 peserta saja.
- Berbagi file dan media
WhatsApp memungkinkan pengiriman file hingga 2GB, sedangkan Signal hanya 100MB sehingga kurang cocok untuk pengguna yang sering mengirim file besar.
- Tampilan antarmuka
WhatsApp tampil lebih cerah dan familiar. Signal justru menawarkan desain minimalis dan simpel, dengan fokus pada fungsi dan keamanan.
- Dukungan lintas platform
Keduanya sama-sama tersedia di Android, iOS, Windows, macOS, dan Linux. Bedanya, WhatsApp bisa digunakan lewat browser (WhatsApp Web), sementara Signal memakai aplikasi desktop yang sinkronisasi pesannya lebih aman.
4. Basis pengguna dan jaringan
Dengan lebih dari 2 miliar pengguna, WhatsApp menjadi pilihan default bagi kebanyakan orang. Hampir semua kontakmu pasti punya akun WhatsApp sehingga komunikasi terasa lebih praktis. Namun, Signal kini mulai naik daun di kalangan jurnalis, aktivis, dan pengguna yang peduli privasi, walau jumlah penggunanya masih jauh lebih sedikit.
5. Bisnis dan monetisasi
WhatsApp kini punya WhatsApp Business, fitur untuk perusahaan berkomunikasi dengan pelanggan, menampilkan katalog, hingga menerima pembayaran di beberapa negara. Pendapatannya berasal dari fitur bisnis ini dan integrasi data dengan sistem iklan Meta.
Sebaliknya, Signal tidak punya iklan atau fitur bisnis. Aplikasinya sepenuhnya didanai oleh donasi dan hibah sehingga mereka bisa fokus 100 persen pada privasi pengguna tanpa tekanan komersial.
6. Pembaruan dan pengembangan

WhatsApp terus menghadirkan berbagai fitur baru, seperti pesan sementara, dukungan multi-perangkat, dan reaksi emoji. Sementara itu, Signal juga terus mengalami perkembangan, meski dengan arah yang berbeda. Karena bersifat nirlaba, Signal lebih fokus pada peningkatan keamanan dan enkripsi daripada menambah fitur hiburan.
7. Pencadangan dan penyimpanan pesan
WhatsApp menyediakan cadangan cloud di Google Drive (Android) dan iCloud (iOS). Namun, backup ini tidak terenkripsi secara default, sehingga bisa berisiko jika disusupi. Pengguna bisa mengaktifkan opsi enkripsi penuh, tapi harus dilakukan manual.
Signal tidak memakai cloud backup. Pesan hanya disimpan dalam cadangan lokal terenkripsi di perangkat. Ini jauh lebih aman, tapi agak repot kalau ingin pindah ke perangkat baru karena perlu transfer manual.
Kalau privasi dan keamanan data adalah prioritas utama, Signal jelas menang. Aplikasinya transparan, tidak mengumpulkan data pengguna, dan sepenuhnya bebas iklan. Cocok untuk kamu yang ingin komunikasi aman tanpa distraksi bisnis. Namun, kalau kamu ingin aplikasi dengan fitur lengkap, tampilan menarik, dan banyak digunakan teman atau keluarga, maka WhatsApp tetap pilihan terbaik.