Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Bedanya Snorkeling, Scuba Diving, dan Freediving?

ilustrasi snorkeling
ilustrasi snorkeling (pexels.com/the karimunjawa)

Keindahan bawah laut dengan terumbu karang warna-warni dan aneka ragam ikan yang berenang bebas memang selalu berhasil memikat banyak orang. Pesonanya membuat siapa pun ingin melihatnya dari dekat, merasakan langsung sensasi menjadi bagian dari dunia yang berbeda. Lautan tropis di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, menjadi surga bagi para pencinta aktivitas air ini.

Banyak yang mengira bahwa semua kegiatan menyelam itu sama saja. Padahal, ada cara-cara berbeda untuk menikmati pemandangan magis di bawah permukaan air, lho. Tiga yang paling populer adalah snorkeling, scuba diving, dan freediving. Meski sama-sama bertujuan untuk eksplorasi, ketiganya punya teknik, peralatan, dan tantangan yang sangat berbeda. Berikut perbedaan antara snorkeling, scuba diving, dan freediving

1. Snorkeling jadi cara paling mudah menikmati surga bawah laut

ilustrasi snorkeling
ilustrasi snorkeling (Rudolph.A.furtado, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Bagi kamu yang baru pertama kali ingin mengintip dunia bawah laut, snorkeling adalah gerbang utamanya. Aktivitas ini bisa dibilang yang paling sederhana dan ramah untuk pemula dari segala usia. Kamu tidak perlu latihan khusus atau sertifikasi yang rumit untuk bisa melakukannya. Cukup dengan kemampuan berenang dasar dan rasa penasaran, kamu sudah siap berpetualang.

Peralatan yang dibutuhkan pun sangat minim. Kamu hanya perlu masker untuk melihat dengan jelas, snorkel atau pipa napas berbentuk huruf 'J' agar bisa bernapas dengan wajah menghadap air, dan sirip atau fins untuk membantumu bergerak lebih lincah. Dengan peralatan ini, kamu bisa mengapung santai di permukaan sambil mengamati kehidupan laut di perairan dangkal yang jernih.

Meski begitu, snorkeling punya keterbatasan. Karena kamu hanya mengapung di permukaan, jangkauan pandanganmu terbatas pada area perairan dangkal saja. Kamu memang bisa melakukan duck dive atau menukik sesaat ke bawah, tapi itu artinya kamu harus menahan napas. Sirip yang digunakan untuk snorkeling pun biasanya lebih pendek dan fleksibel, dirancang untuk gerakan santai, bukan untuk mendorongmu ke kedalaman.

2. Scuba diving mengajakmu bernapas sepenuhnya di dalam air

ilustrasi scuba diving
ilustrasi scuba diving (Tim Sheerman-Chase, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Jika kamu ingin petualangan yang lebih dalam dan durasi yang lebih lama, scuba diving adalah jawabannya. Inilah perbedaan utamanya: scuba diving memungkinkan kamu bernapas sepenuhnya di bawah air. Istilah SCUBA sendiri merupakan singkatan dari Self-Contained Underwater Breathing Apparatus atau perangkat napas bawah air mandiri.

Untuk bisa bernapas di dalam air, penyelam scuba dibekali peralatan yang lebih kompleks. Ada tabung berisi udara terkompresi yang digendong di punggung, regulator sebagai alat untuk mengalirkan udara dari tabung ke mulut, serta Buoyancy Control Device (BCD) yang berbentuk seperti rompi untuk mengatur daya apungmu. Dengan semua perlengkapan ini, kamu bisa menyelam lebih dalam dan tinggal di bawah air selama 30 hingga 60 menit.

Karena risikonya lebih tinggi dan peralatannya lebih teknis, kamu tidak bisa langsung melakukan scuba diving. Diperlukan pelatihan dan sertifikasi khusus dari lembaga selam yang diakui secara internasional. Dalam pelatihan ini, kamu akan belajar tentang cara menggunakan alat dengan benar, prosedur keamanan, dan cara tubuh beradaptasi dengan tekanan di bawah air.

3. Freediving menantangmu menyatu dengan laut hanya dengan satu tarikan napas

ilustrasi freediving
ilustrasi freediving (Matthew T Rader, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Berbeda dari dua aktivitas sebelumnya, freediving adalah seni menyelam dengan menahan napas. Tanpa bantuan tabung udara, para freediver atau penyelam bebas mengandalkan kapasitas paru-paru dan kekuatan mental mereka untuk turun ke kedalaman. Ini adalah bentuk eksplorasi bawah air yang paling murni dan menantang, membutuhkan latihan fisik dan mental yang serius.

Freediving bukan sekadar tentang seberapa lama kamu bisa menahan napas. Aktivitas ini mengajarkan penyelam untuk rileks, mengontrol detak jantung, dan bergerak seefisien mungkin untuk menghemat oksigen. Sensasinya pun sangat berbeda; banyak yang menggambarkannya sebagai pengalaman meditatif yang membuat mereka merasa benar-benar menyatu dengan lautan.

Meski terlihat minimalis, peralatan yang digunakan sangat terspesialisasi. Sirip freediving, misalnya, memiliki bilah yang jauh lebih panjang dibandingkan sirip snorkeling atau scuba untuk memberikan daya dorong maksimal dengan sedikit usaha. Karena risikonya yang tinggi, seperti kehilangan kesadaran, pelatihan keamanan yang ketat menjadi syarat mutlak sebelum kamu mencoba aktivitas ekstrem ini.

Jadi, ketiganya menawarkan jendela yang berbeda untuk melihat keajaiban bawah laut. Mulai dari snorkeling yang santai di permukaan, scuba diving yang membawamu berkelana lebih lama di kedalaman, hingga freediving yang menantang batas diri dengan satu tarikan napas. Sekarang, petualangan air mana yang paling menarik hatimu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us

Latest in Travel

See More

Libur Nataru Mau ke Mana? Yuk, ke Festival Akhir Tahun Enchanting Valley!

27 Nov 2025, 20:49 WIBTravel