Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa BAB saat Mendaki Gunung Harus Jauh dari Sumber Mata Air?

ilustrasi pendaki berjalan menuju sumber mata air (vecteezy.com/imrandk)
ilustrasi pendaki berjalan menuju sumber mata air (vecteezy.com/imrandk)

Sumber mata air di gunung adalah tempat keluarnya air secara alami dari dalam tanah. Nah, sumber mata air juga sangat bermanfaat bagi pendaki karena bisa digunakan untuk minum, memasak, dan mencuci peralatan.

Saat mendaki gunung, pastikan untuk tidak membuang air besar (BAB) di dekat sumber mata air ya. Hal ini dapat mengganggu ekosistem yang ada di area sumber mata air.

Ada beberapa faktor yang menjadi alasan membuang air besar (BAB) harus jauh dari sumber mata air. Berikut ini penjelasannya.

1. Berdampak negatif pada kesehatan

ilustrasi pendaki gunung (vecteezy.com/serejkakovalev)
ilustrasi pendaki gunung (vecteezy.com/serejkakovalev)

Kotoran yang mencemari sumber air dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diare, kolera, tifus, dan penyakit lainnya. Bakteri yang ada di kotoran manusia dapat lebih mudah menyebar melalui air yang terkontaminasi. 

Selain itu, kotoran manusia dapat menyebabkan gatal, infeksi kulit, dan cacingan. Jika banyak pendaki yang tidak memperhatikan aturan ini, maka seluruh pendaki akan berisiko terkena penyakit. 

Bayangkan jika sumber air utama di sebuah gunung tercemar oleh kotoran manusia, maka semua pendaki yang mengonsumsi air berpotensi terinfeksi. Hal ini juga dapat menyebabkan kondisi kesehatan darurat yang sulit ditangani di tengah alam bebas.

2. Merusak kelestarian alam

ilustrasi sumber mata air (unsplash.com/Nathan Cima)
ilustrasi sumber mata air (unsplash.com/Nathan Cima)

Kotoran manusia mengandung nitrogen dan fosfor yang dapat menyebabkan pertumbuhan alga berlebihan di sumber air. Pertumbuhan alga menghambat penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga kadar oksigen menurun, yang mengakibatkan kematian sebagian ikan.

Kotoran manusia yang mencemari tanah dapat mengubah struktur dan kandungan nutrisi tanah. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman asli di sekitar sumber air dan mengubah komposisi spesies tumbuhan. 

Selain itu, kotoran manusia dapat mengganggu siklus hidrologi dan menyebabkan perubahan pola aliran air di gunung. Keberadaan kotoran di area sumber air akan mengurangi keindahan alam dan mengganggu kenyamanan pendaki lain.

3. Bertentangan dengan etika pendakian

ilustrasi menggali tanah untuk membuang kotoran (pexels.com/Riccardo Falconi)
ilustrasi menggali tanah untuk membuang kotoran (pexels.com/Riccardo Falconi)

Etika pendakian gak cuma mengikuti jalur yang telah ditentukan, tetapi juga tentang menjaga kelestarian alam dan kenyamanan sesama pendaki. Salah satu aspek penting dalam etika pendakian adalah bagaimana kita mengelola kebutuhan biologis, seperti BAB. 

Oleh karena itu, sebisa mungkin jauhi sumber air minimal 50-100 meter. Buat lubang sedalam minimal 15 cm, buang kotoran di dalamnya, lalu tutup kembali. 

Jangan lupa untuk selalu menbawa tisu yang mudah terurai dan hand sanitizer. Jika menemukan sumber air yang tercemar, laporkan kepada pihak pengelola atau pemandu untuk ditindaklanjuti.

Menjaga kebersihan saat mendaki gunung adalah tanggung jawab setiap pendaki. Dengan menjauhkan diri dari sumber mata air saat BAB, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga melindungi pendaki lain dan menjaga kelestarian alam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tamara Febriyanti
EditorTamara Febriyanti
Follow Us