Boleh Gak Isi BBM Mobil Hybrid Pakai Pertalite?

- Mobil hybrid menggunakan mesin bensin dan motor listrik
- Pertalite dengan oktan 90 tidak sesuai untuk mobil hybrid
- Gunakan bahan bakar dengan oktan minimal RON 92 sesuai rekomendasi pabrikan
Mobil hybrid kini semakin populer di Indonesia. Banyak orang tertarik karena teknologi ini menjanjikan efisiensi bahan bakar lebih baik dibanding mobil bensin konvensional. Namun, muncul satu pertanyaan yang sering membuat pemilik mobil hybrid bingung: apakah mobil hybrid boleh diisi dengan Pertalite? Mengingat harga Pertalite lebih murah dibanding Pertamax, wajar jika banyak pengguna ingin berhemat tanpa merusak mesin mobil mereka.
Meski begitu, penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai anjuran pabrikan bisa berdampak pada performa dan usia mesin. Mobil hybrid memiliki sistem kerja yang lebih kompleks karena menggabungkan dua sumber tenaga, mesin bensin dan motor listrik. Artinya, jenis bahan bakar yang digunakan pun harus diperhatikan dengan cermat agar kedua sistem tersebut bisa bekerja optimal. Mari kita bahas lebih dalam soal apakah Pertalite benar-benar aman untuk mobil hybrid.
1. Mengenal cara kerja mesin mobil hybrid

Mobil hybrid menggunakan dua sumber tenaga utama: mesin bensin dan motor listrik. Mesin bensin berfungsi seperti biasa, membakar bahan bakar untuk menghasilkan tenaga, sedangkan motor listrik membantu di kecepatan rendah atau saat mobil membutuhkan akselerasi tambahan. Kedua sistem ini bekerja secara bergantian dan terkadang bersamaan untuk menghasilkan efisiensi terbaik.
Karena memiliki mesin bensin dengan teknologi tinggi seperti rasio kompresi yang lebih besar, mobil hybrid umumnya membutuhkan bahan bakar dengan oktan tinggi agar pembakaran lebih sempurna. Oktan tinggi membantu mencegah “knocking” atau detonasi dini di ruang bakar yang bisa merusak komponen mesin dalam jangka panjang.
2. Dampak penggunaan Pertalite pada mobil hybrid

Pertalite memiliki angka oktan 90, sedangkan sebagian besar mobil hybrid modern membutuhkan minimal RON 92 atau bahkan RON 95. Jika mobil hybrid diisi dengan Pertalite, pembakaran bisa menjadi tidak sempurna. Akibatnya, performa mesin menurun, tenaga terasa berkurang, dan konsumsi bahan bakar justru bisa lebih boros.
Lebih parah lagi, penggunaan bensin beroktan rendah dalam waktu lama dapat menyebabkan kerak pada ruang bakar dan injektor. Mesin pun bisa mengalami knocking, yaitu suara ketukan halus saat pembakaran terjadi terlalu cepat. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memperpendek usia mesin dan membuat biaya perawatan meningkat. Jadi, meski awalnya terlihat lebih hemat, risikonya justru lebih besar.
3. Gunakan bahan bakar sesuai rekomendasi pabrikan

Setiap mobil hybrid memiliki rekomendasi bahan bakar dari pabrikan, biasanya tercantum pada buku manual atau tutup tangki bensin. Sebagian besar mobil hybrid seperti Toyota Corolla Cross, Honda CR-Z, atau Nissan Kicks e-Power dianjurkan menggunakan bensin dengan oktan minimal RON 92 (Pertamax).
Menggunakan bahan bakar sesuai anjuran bukan hanya menjaga performa mesin tetap optimal, tetapi juga membantu sistem hybrid bekerja dengan efisien. Mesin yang bersih dan pembakaran sempurna akan membuat motor listrik bekerja lebih ringan, sehingga efisiensi bahan bakar pun meningkat. Jadi, kalau ingin mobil hybrid tetap awet dan irit dalam jangka panjang, sebaiknya hindari Pertalite dan pilih bensin beroktan tinggi yang sesuai rekomendasi pabrikan.

















