Efek Buruk Menyalakan AC Mobil Saat Mesin Belum Stabil

- Kompresor AC bisa cepat aus karena beban mendadak
- Aki dan sistem kelistrikan mendapat beban berlebih
- RPM mesin tidak stabil dan bisa memengaruhi konsumsi bahan bakar
Langsung menyalakan AC begitu mesin mobil dinyalakan sepertinya sudah jadi kebiasaan kebanyakan driver. Kebiasaan ini pun jadi hal yang wajar, terutama di cuaca panas ketika kabin terasa pengap. Namun, kebiasaan ini ternyata bisa membawa dampak buruk bagi komponen AC dan mesin itu sendiri, apalagi jika dilakukan terus-menerus dalam jangka panjang.
Saat mesin baru hidup, putaran (RPM) belum stabil. Sistem pelumasan dan pengisian listrik belum bekerja maksimal, sementara AC memerlukan tenaga besar dari mesin dan daya dari aki untuk menyalakan kompresor. Menyalakan AC di kondisi ini berarti memberikan beban berat secara tiba-tiba, yang bisa memperpendek umur komponen tertentu tanpa disadari.
1. Kompresor AC bisa cepat aus karena beban mendadak

Kompresor adalah jantung dari sistem pendingin AC. Begitu tombol AC ditekan, kompresor langsung bekerja memompa freon bertekanan tinggi untuk menghasilkan udara dingin. Masalahnya, ketika mesin baru dinyalakan dan oli belum sepenuhnya bersirkulasi, pelumasan di dalam kompresor belum optimal.
Jika AC langsung dinyalakan, kompresor dipaksa bekerja dalam kondisi “kering”, tanpa perlindungan oli yang cukup. Hal ini bisa menyebabkan keausan dini pada piston dan seal di dalamnya. Dalam jangka panjang, kinerja kompresor menurun, AC jadi lambat dingin, bahkan bisa menimbulkan suara kasar. Karena itu, sebaiknya tunggu 10–30 detik setelah mesin hidup sebelum menyalakan AC agar oli sempat bersirkulasi sempurna.
2. Aki dan sistem kelistrikan mendapat beban berlebih

Selain kompresor, aki mobil juga bisa terdampak. Saat kunci kontak diputar ke posisi ON, banyak sistem elektronik mulai aktif, seperti pompa bahan bakar, sensor ECU, dan kipas pendingin. Jika di saat yang sama AC ikut menyala, beban listrik meningkat drastis.
Pada mobil dengan aki lemah atau alternator yang tidak optimal, kondisi ini bisa membuat tegangan drop, menyebabkan starter berat atau lampu indikator redup. Dalam jangka panjang, umur aki menjadi lebih pendek karena sering dipaksa menyuplai daya besar sebelum alternator bekerja penuh. Untuk menghindarinya, biasakan menunggu mesin hidup stabil dulu sebelum menyalakan AC — apalagi pada mobil yang jarang dipakai atau aki-nya sudah berumur.
3. RPM mesin tidak stabil dan bisa memengaruhi konsumsi bahan bakar

Menyalakan AC di saat mesin baru hidup juga bisa membuat putaran mesin menjadi tidak stabil. Kompresor AC menambah beban mekanis, sehingga ECU perlu menyesuaikan suplai bahan bakar agar mesin tidak mati mendadak. Proses penyesuaian ini membuat RPM naik-turun beberapa saat, yang bukan hanya membuat mesin terasa kasar, tapi juga *meningkatkan konsumsi bahan bakar* di awal pemakaian.
Jika kebiasaan ini dilakukan setiap hari, mesin akan sering bekerja di beban tinggi pada kondisi dingin — padahal saat itulah pelumas belum optimal melindungi komponen logam. Akibatnya, aus mesin lebih cepat terjadi. Langkah paling bijak adalah menyalakan AC setelah indikator RPM mesin stabil, biasanya sekitar 15–30 detik setelah start.
So, menyalakan AC saat mesin belum stabil memang tampak sepele, tapi efeknya bisa merembet ke kompresor, aki, dan efisiensi mesin. Dengan memberi waktu sebentar agar oli dan listrik bekerja optimal, kamu bisa memperpanjang umur komponen penting mobil sekaligus menjaga performa tetap prima. Jadi, jangan buru-buru menyalakan AC setelah start — cukup tunggu beberapa detik, dan mesin serta dompetmu akan berterima kasih.