Kenapa Toyota Tidak Memproduksi Sepeda Motor?

Banyak pabrikan Jepang yang memproduksi sepeda motor sekaligus mobil, seperti Honda dan Suzuki. Kedua pabrikan tersebut bersaing ketat di pasar otomotif karena produknya sama-sama berkualitas.
Namun lain cerita dengan Toyota. Pabrikan otomotif terbesar di Jepang ini ternyata enggan memproduksi sepeda motor seperti yang dilakukan Suzuki dan Yamaha. Kira-kira kenapa Toyota enggan mengikuti jejak Honda dan Suzuki, ya?
1. Penjualan mobil memiliki margin keuntungan yang lebih besar dibandingan roda dua

Toyota telah lama menetapkan kendaraan roda empat sebagai inti dari bisnisnya. Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia, Toyota memiliki visi untuk menjadi pemimpin dalam inovasi dan teknologi di segmen ini.
Dengan hanya fokus pada mobil penumpang, SUV, dan kendaraan komersial, Toyota dapat mengalokasikan sumber daya untuk penelitian dan pengembangan (R&D) di bidang tersebut tanpa terganggu oleh diversifikasi produk.
Selain itu, pasar roda empat memiliki margin keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan kendaraan roda dua. Kendaraan seperti Toyota Prius, Camry, dan Land Cruiser telah memberikan kontribusi besar pada keuntungan perusahaan, menjadikan kendaraan roda empat sebagai pilihan yang lebih menarik dari segi ekonomi.
2. Pasar sepeda motor sudah terlalu ketat

Pasar sepeda motor didominasi oleh produsen seperti Honda, Yamaha, dan Suzuki, yang memiliki pengalaman puluhan tahun di segmen ini. Honda, misalnya, adalah pemimpin global di pasar sepeda motor dengan teknologi yang sangat maju dan jaringan distribusi yang luas. Untuk masuk ke pasar ini, Toyota harus bersaing dengan pemain-pemain besar yang sudah memiliki basis pelanggan yang kuat.
Selain itu, membangun lini produksi sepeda motor membutuhkan investasi besar, terutama untuk penelitian dan pengembangan teknologi yang kompetitif. Toyota tampaknya lebih memilih untuk berinvestasi di sektor yang telah menjadi kekuatannya daripada mencoba menantang dominasi pemain lama di pasar roda dua.
3. Strategi bisnis berbasis mobilitas masa depan

Toyota telah menetapkan visinya sebagai pemimpin dalam mobilitas masa depan, yang mencakup pengembangan teknologi seperti kendaraan listrik (EV), hidrogen, dan otonom. Fokus perusahaan adalah pada inovasi yang mendukung kendaraan roda empat, seperti baterai solid-state dan teknologi penggerak berbasis hidrogen yang lebih efisien.
Dalam kerangka ini, sepeda motor tidak masuk ke dalam strategi besar Toyota. Alih-alih mencoba masuk ke pasar roda dua, Toyota memilih untuk mengembangkan solusi mobilitas berbasis kendaraan roda empat yang lebih berkelanjutan, seperti Toyota Mirai yang berbahan bakar hidrogen atau Toyota bZ4X sebagai SUV listrik murni.
4. Risiko dan keamanan

Sepeda motor memiliki tingkat risiko kecelakaan yang lebih tinggi dibandingkan kendaraan roda empat. Sebagai perusahaan yang sangat peduli terhadap keselamatan, Toyota mungkin merasa bahwa memproduksi sepeda motor tidak sejalan dengan visinya untuk menciptakan transportasi yang aman dan nyaman bagi semua orang.
Selain itu, Toyota telah lama fokus pada pengembangan fitur keselamatan seperti Toyota Safety Sense (TSS), yang dirancang khusus untuk kendaraan roda empat. Memasuki pasar sepeda motor memerlukan pendekatan berbeda terhadap keselamatan, yang mungkin tidak sejalan dengan filosofi perusahaan.
5. Toyota punya saham di Yamaha

Meskipun tidak memproduksi sepeda motor, Toyota tidak sepenuhnya mengabaikan pasar kendaraan roda dua. Perusahaan ini telah menjalin kolaborasi dengan Yamaha. Toyota memiliki sekitar 4,9 persen saham di Yamaha Motor Company, menurut laporan terbaru.
Saham ini menegaskan hubungan strategis antara kedua perusahaan dalam pengembangan teknologi otomotif. Yamaha, yang dikenal sebagai produsen sepeda motor, juga memiliki keahlian dalam pengembangan mesin performa tinggi, termasuk untuk mobil-mobil Toyota.
Hubungan antara Toyota dan Yamaha telah berlangsung lama, dengan fokus pada kerja sama di bidang teknologi mesin dan inovasi otomotif. Jadi, meski tidak terjun langsung ke pasar sepeda motor, namun Toyota tetap mendapatkan keuntungan lewat kerja samanya dengan Yamaha.