Mengenal Motion Sickness: Penyebab Mual Saat Berkendara

Motion sickness atau mabuk perjalanan adalah kondisi yang menyebabkan seseorang merasa mual, pusing, dan bahkan muntah saat berada dalam kendaraan yang bergerak, seperti mobil, bus, kapal, atau pesawat.
Gangguan ini terjadi karena ketidakseimbangan antara sinyal yang diterima otak dari mata, telinga bagian dalam, dan tubuh, yang menyebabkan kebingungan dalam sistem saraf pusat. Motion sickness bisa sangat mengganggu, terutama saat melakukan perjalanan jauh.
Bagi sebagian orang, kondisi ini bahkan bisa terjadi setiap kali mereka berkendara. Nah, untuk memahami lebih dalam, berikut adalah penyebab, gejala, dan cara mengatasinya agar perjalanan tetap nyaman.
1. Penyebab motion sickness

Motion sickness terjadi karena adanya ketidakseimbangan sensorik dalam tubuh. Saat berada di dalam mobil, mata melihat benda diam di dalam kendaraan, tetapi telinga bagian dalam dan sistem keseimbangan tubuh merasakan gerakan akibat akselerasi, pengereman, atau belokan kendaraan. Ketidaksesuaian antara sinyal ini membuat otak bingung, sehingga menimbulkan reaksi seperti mual, pusing, dan lemas.
Beberapa faktor yang bisa memperparah motion sickness antara lain duduk di kursi belakang, di mana gerakan mobil lebih terasa dan mata sulit mengikuti arah perjalanan, kurangnya ventilasi udara yang bisa membuat tubuh merasa lebih lemah dan memperburuk gejala, membaca buku atau bermain ponsel saat mobil bergerak.
Selain itu, bau yang menyengat seperti asap rokok, parfum mobil yang terlalu kuat, atau makanan beraroma tajam, yang bisa memicu rasa mual lebih cepat, serta faktor psikologis seperti stres atau kecemasan sebelum perjalanan, yang bisa meningkatkan sensitivitas terhadap motion sickness.
2. Gejala motion sickness

Motion sickness bisa menimbulkan berbagai gejala yang membuat perjalanan terasa tidak nyaman. Gejala ini biasanya mulai muncul beberapa menit setelah kendaraan mulai bergerak dan semakin parah jika tidak segera ditangani.
Beberapa gejala umum motion sickness antara lain mual dan muntah yang menjadi gejala utama akibat gangguan keseimbangan sensorik, pusing dan sakit kepala karena otak terus-menerus menerima sinyal yang bertentangan dari mata dan telinga bagian dalam, keringat dingin dan wajah pucat sebagai respons tubuh terhadap kebingungan sensorik, peningkatan detak jantung yang terjadi sebagai efek samping dari sistem saraf yang mencoba menyesuaikan diri, serta merasa lemas dan kehilangan keseimbangan, terutama jika motion sickness semakin parah.
Jika gejala ini terjadi dalam waktu lama, tubuh bisa mengalami dehidrasi akibat muntah terus-menerus, yang dapat menyebabkan kondisi semakin memburuk.
3. Cara mengatasi motion sickness

Meskipun motion sickness bisa mengganggu. Namun ada beberapa cara yang dapat membantu mengurangi atau mencegahnya saat berkendara, seperti memilih posisi duduk yang tepat. Duduk di kursi depan dapat membantu mengurangi motion sickness karena mata bisa lebih mudah mengikuti arah perjalanan. Jika naik bus atau kendaraan umum, pilih tempat duduk yang lebih dekat dengan bagian depan.
Selain itu, menjaga ventilasi udara tetap baik juga bisa mencegah motion sickness. Pastikan ada aliran udara segar di dalam mobil dengan membuka jendela sesekali atau menggunakan AC dengan sirkulasi yang baik. Hindari bau menyengat yang bisa memperburuk mual.
Hindari juga membaca atau bermain ponsel selama berkendara. Aktivitas ini bisa memperburuk motion sickness karena mata tetap fokus pada objek diam, sementara tubuh tetap merasakan pergerakan kendaraan. Selain itu, jangan bepergian dengan perut kosong tapi hindari juga makan terlalu banyak sebelum memulai perjalanan.
Jika motion sickness sering terjadi, pertimbangkan untuk mengonsumsi obat anti mabuk, seperti dimenhidrinat atau meclizine, sekitar 30-60 menit sebelum perjalanan. Namun, beberapa obat ini dapat menyebabkan kantuk, jadi pastikan tidak mengemudi setelah mengonsumsinya.