Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mobil Bermesin Besar Selalu Boros? Belum Tentu

Toyota Land Cruiser (Pexels/Ricky Esquivel)
Toyota Land Cruiser (Pexels/Ricky Esquivel)
Intinya sih...
  • Ukuran mesin besar tetap membutuhkan energi lebih besar
  • Teknologi modern mampu membuat mesin besar tetap efisien
  • Gaya berkendara justru lebih menentukan konsumsi bahan bakar
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang masih percaya bahwa semakin besar kapasitas mesin, semakin boros pula konsumsi bahan bakarnya. Anggapan ini cukup wajar, karena mesin ber-cc besar identik dengan tenaga besar, suara menggelegar, serta akselerasi agresif yang membangkitkan adrenalin. Namun, apakah benar semua mesin besar pasti menguras dompet di SPBU?

Seiring perkembangan teknologi otomotif, hubungan antara kapasitas mesin dan efisiensi bahan bakar tidak lagi sesederhana dulu. Kini, banyak faktor lain yang ikut menentukan, mulai dari kompresi, transmisi, desain mesin, hingga gaya berkendara penggunanya. Jadi, sebelum menilai mesin besar sebagai “biang keborosan”, penting memahami konteksnya terlebih dahulu.

1. Ukuran mesin tetap membutuhkan energi lebih besar

Toyota Land Cruiser (Pexels/Roger Capper)
Toyota Land Cruiser (Pexels/Roger Capper)

Secara prinsip mekanika, mesin berkapasitas besar memiliki ruang bakar lebih luas, piston lebih besar, dan volume udara-bahan bakar lebih banyak dalam setiap siklus pembakaran. Artinya, untuk menghasilkan tenaga optimal, kebutuhan bahan bakarnya juga meningkat. Itulah mengapa mesin ber-cc besar secara alami memiliki potensi konsumsi bensin lebih tinggi dibanding mesin kecil.

Selain itu, kendaraan dengan mesin besar biasanya punya bobot lebih berat, ban lebih besar, dan aerodinamika berbeda, sehingga mesin harus bekerja lebih keras. Jika pengendara sering memanfaatkan torsi besar untuk akselerasi cepat, konsumsi bahan bakar bisa meningkat drastis. Jadi, dari perspektif fisika dasar, mesin besar memang memiliki kecenderungan lebih boros—tetapi itu bukan satu-satunya faktor penentu.

2. Teknologi modern mampu membuat mesin besar tetap efisien

Toyota Land Cruiser (toyota.astra.co.id)
Toyota Land Cruiser (toyota.astra.co.id)

Dunia otomotif terus berkembang, dan pabrikan kini memiliki banyak cara menekan konsumsi bahan bakar mesin besar. Hadirnya teknologi seperti variable valve timing, direct injection, turbocharging, mild hybrid, hingga sistem manajemen silinder memungkinkan mesin bekerja lebih efisien dalam kecepatan rendah dan kondisi santai.

Beberapa mobil bermesin besar bahkan mampu menonaktifkan sebagian silinder saat melaju konstan, sehingga konsumsi bensin mirip mesin kecil. Rasio kompresi lebih tinggi, transmisi CVT atau 10-percepatan, serta desain bodi yang lebih aerodinamis juga membantu menghemat energi. Alhasil, mesin 2.0 liter modern bisa lebih irit dibanding mesin 1.5 liter generasi lama.

Karena itu, menilai mesin hanya berdasarkan angka kubikasi tidak lagi relevan. Teknologi, perawatan, dan kondisi kendaraan memiliki peran besar dalam menentukan efisiensi.

3. Gaya berkendara justru lebih menentukan konsumsi bahan bakar

ilustrasi sopir travel (pexels.com/Tobi)
ilustrasi sopir travel (pexels.com/Tobi)

Sering kali, penyebab boros bukan pada mesinnya, melainkan pemiliknya. Akselerasi mendadak, sering rem-gas, kecepatan tinggi, tekanan ban kurang, membawa beban berlebih, hingga jarang servis dapat meningkatkan konsumsi BBM signifikan—bahkan pada motor atau mobil ber-cc kecil. Sebaliknya, berkendara halus, menjaga kecepatan stabil, dan perawatan rutin membuat mesin besar pun bisa cukup hemat.

Lingkungan berkendara juga memengaruhi. Jalur menanjak, kemacetan, atau penggunaan bensin tidak sesuai rekomendasi pabrikan bisa membuat konsumsi meningkat tanpa disadari. Jadi, efisiensi tidak hanya milik mesin kecil, dan boros bukan selalu salah mesin besar.

Kesimpulannya, mesin berkubikasi besar memang punya potensi boros, tetapi tidak otomatis demikian. Dengan teknologi modern, kebiasaan berkendara yang bijak, serta perawatan tepat, mesin besar tetap bisa efisien dan menyenangkan untuk digunakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Sudah Isi Bensin Full Tank, Jarum Indikator Bensin Kok Gak Naik?

25 Nov 2025, 13:05 WIBAutomotive