Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Motor Performa Tinggi Boros Bahan Bakar?

ilustrasi motor sport (pexels.com/ClickerHappy)
ilustrasi motor sport (pexels.com/ClickerHappy)

Banyak orang terpesona dengan motor berperforma tinggi karena akselerasinya beringas, suara knalpot yang agresif, dan sensasi berkendara yang membuat adrenalin meningkat. Namun, di balik keunggulan tersebut, ada konsekuensi yang hampir tak terhindarkan: konsumsi bahan bakar yang cenderung lebih boros dibandingkan motor harian berkapasitas kecil. Fenomena ini bukan sekadar stereotip, melainkan hasil dari desain teknis yang memang diarahkan untuk mengejar tenaga maksimal.

Sebagian pengendara baru sering bertanya-tanya, mengapa motor yang lebih mahal dan modern justru minum bensin lebih banyak? Padahal teknologinya lebih canggih, sistem pembakarannya lebih presisi, dan banyak yang sudah memakai injeksi elektronik. Jawabannya terletak pada prioritas pabrikan, yaitu memberikan performa tertinggi—bukan efisiensi bahan bakar terbaik. Untuk memahami alasannya, kita perlu melihat bagaimana mesin bekerja, karakter pengendaranya, dan karakteristik komponen yang menopang performa tersebut.

1. Mesin bertenaga besar membutuhkan lebih banyak pasokan bensin

ilustrasi motor sport (pexels.com/Hicham Chakir)
ilustrasi motor sport (pexels.com/Hicham Chakir)

Motor performa tinggi umumnya dibekali mesin berkapasitas besar, kompresi tinggi, dan konfigurasi yang dirancang menghasilkan daya puncak signifikan. Untuk mendorong piston lebih kuat dan memutar crankshaft lebih cepat, mesin membutuhkan campuran udara dan bahan bakar dalam jumlah lebih besar. Selain itu, throttle body, sistem injeksi, dan port intake dibuat besar agar aliran udara tidak terhambat.

Rasio kompresi tinggi juga meningkatkan kebutuhan bahan bakar untuk menghindari knocking. Akibatnya, setiap putaran mesin membakar lebih banyak bensin dibandingkan motor komuter berkapasitas kecil. Semakin besar tenaga yang ingin dikeluarkan, semakin besar pula energi yang harus disuplai—dan itu berarti konsumsi bahan bakar meningkat.

2. Gaya berkendara agresif mempercepat konsumsi bahan bakar

ilustrasi motor sport (pexels.com/Samuel Sidney)
ilustrasi motor sport (pexels.com/Samuel Sidney)

Pengguna motor performa tinggi jarang berkendara dengan santai. Akselerasi cepat, bukaan gas penuh, dan kecepatan tinggi menjadi bagian dari pengalaman berkendara yang dicari. Namun, perilaku ini membuat mesin sering bekerja pada rpm menengah hingga tinggi, zona yang paling boros bahan bakar.

Sistem pembakaran dirancang memberikan suplai maksimal ketika throttle terbuka lebar, sehingga bensin terbakar lebih cepat daripada saat cruising stabil. Bahkan pada mesin modern yang sudah memiliki riding mode, quick shifter, atau traction control, konsumsi tetap akan meningkat jika motor sering dipacu. Artinya, bukan hanya teknologinya, tetapi juga kebiasaan pengendaranya yang turut memengaruhi efisiensi.

3. Komponen pendukung performa juga menyerap energi lebih banyak

ilustrasi knalpot motor (pexels.com/Javier Aguilera)
ilustrasi knalpot motor (pexels.com/Javier Aguilera)

Motor kencang tidak hanya mengandalkan mesin, tetapi juga didukung komponen seperti ban lebar, gearbox rasio rapat, rangka rigid, serta sistem aerodinamika berbeda. Ban lebih besar memberikan grip optimal saat menikung atau berakselerasi, tetapi menciptakan rolling resistance lebih tinggi sehingga membutuhkan tenaga tambahan untuk berputar.

Rasio gigi yang dirancang untuk akselerasi juga membuat rpm lebih cepat naik, yang berujung pada pembakaran lebih intensif. Belum lagi bobot tambahan dari suspensi sport, rem cakram besar, dan perangkat elektronik performa. Semua elemen ini menambah beban kerja mesin dan membuat konsumsi bahan bakar meningkat, meski tidak selalu disadari pemilik motor.

Pada akhirnya, borosnya bahan bakar bukanlah kekurangan, melainkan konsekuensi logis dari mesin dan karakter motor yang diciptakan untuk performa. Jika prioritas Anda adalah efisiensi, motor komuter akan jauh lebih ideal. Tetapi jika kepuasan berkendara, tenaga besar, dan sensasi kecepatan adalah kebutuhan utama, konsumsi bensin hanyalah harga yang harus dibayar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

4 Penyebab Mobil Bergetar Saat Berhenti, Harus Segera Dicek!

25 Nov 2025, 10:05 WIBAutomotive