Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Toyota dan Pertamina Uji Coba Bioethanol 100 Persen di GIIAS 2024

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi (kedua kanan) bersama Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Widjanarko (kiri), Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) Suranywaty Tjandrasa (kanan) dan Senior Vice President Technology Innovation PT Pertamina (Persero), Oki Muraza (kedua kanan) di samping Kijang Innova Zenix Hybrid Flexy Fuel Vehicle (FFV), pada acara test drive uji coba bioethanol 100%, di GIIAS
Intinya sih...
  • Pertamina dan Toyota uji coba penggunaan Bioethanol dari Sorgum di GIIAS 2024.
  • Hasilnya menunjukkan peningkatan performa kendaraan dan emisi lebih rendah dibanding bahan bakar fosil.
  • Implementasi Bioethanol diharapkan dapat mengurangi impor gasoline nasional dan mendukung program Net Zero Emission 2060.

Jakarta, IDN Times - Pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, Pertamina berkolaborasi dengan Toyota untuk melakukan pengisian perdana sekaligus test drive penggunaan Bioethanol yang bersumber dari batang tanaman Sorgum.

"Nira Sorgum didapatkan melalui kerja sama dengan universitas yang sudah melakukan uji penanaman di beberapa lahan. Setelah itu Nira yang dihasilkan difermentasi menjadi Bioethanol dan kemudian dimurnikan," jelas Senior Vice President Technology Innovation PT Pertamina (Persero) Oki Muraza (24/7/2024).

1. Sebagai bahan bakar

Pertamina Patra Niaga memperluas wilayah pendataan QR Code Pertalite untuk kendaraan roda empat secara bertahap. (dok. Pertamina)

Pada pengujian yang dilakukan di GIIAS 2024, Bioethanol 100 persen (E100) yang diproduksi dari Sorgum digunakan sebagai bahan bakar alternatif pada kendaraan Flexy Fuel Vehicle (FFV) Toyota.

Oki menambahkan buat test drive di GIIAS 2024, Pertamina telah memproduksi sebanyak 150 liter Bioethanol yang diproduksi dari ampas biomasa, yaitu batang tanaman Sorgum. Proses produksi bahan bakar nabati tersebut menggunakan peralatan distilasi dan dehidrasi yang terdapat di fasilitas Laboratorium Technology Innovation milik Pertamina.

2. Peningkatan performa

Ilustrasi SPBU. (Dok. Istimewa)

Setelah diuji pada kendaraan Toyota FFV menggunakan Bioethanol, Oki mengatakan adanya peningkatan performa dengan pembakaran yang lebih sempurna dan emisi lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil pada umumnya.

"Dengan memproduksi Bioethanol dari Sorgum tidak hanya menjadi sumber energi baru terbarukan untuk Indonesia, tetapi juga inovasi ini memproduksi bahan bakar tanpa berkompetisi dengan bahan pangan, dapat membuka lapangan pekerjaan dan usaha kecil menengah baru di sektor perkebunan Sorgum, pengolahan Nira, dan pengolahan Bioethanol,” tambah Oki.

3. Sudah jual bensin dengan Bioethanol

Ilustrasi bahan bakar (solarindustri.com)

Sebenarnya, Pertamina sudah mengimplementasikan Bioethanol di Tanah Air secara bertahap, dimulai dari Pertamax Green 95, yang merupakan bahan bakar dengan kandungan Bioethanol 5 persen (E5).

Dengan implementasi E5 pada industri hulu-hilirnya dapat memberikan manfaat pengurangan impor gasoline nasional, membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan GDP dan diperkirakan berkontribusi pada penurunan emisi sebesar 2,8 juta ton CO2 atau 1,9 persen emisi per tahun.

“Penggunaan Bioethanol akan memperkuat peta jalan Pertamina dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan. Pertamina akan melakukan secara bertahap yang utamanya untuk mendukung program pemerintah yaitu mencapai target Net Zero Emission di Tahun 2060," ungkap Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fadhliansyah
Dheri Agriesta
Fadhliansyah
EditorFadhliansyah
Follow Us