Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Tekanan Ban Depan dan Belakang Motor Harus Sama?

Ilustasi ban motor (Pexels/Anastasia Shuraeva)
Ilustasi ban motor (Pexels/Anastasia Shuraeva)
Intinya sih...
  • Tekanan ban depan dan belakang memiliki fungsi berbedaBan depan menjaga keseimbangan, sementara ban belakang menahan beban mesin dan pengendara.
  • Menyamakan tekanan bisa membuat motor tidak nyamanDistribusi beban tidak seimbang, handling menjadi kaku, dan ban cepat aus.
  • Gunakan tekanan sesuai rekomendasi pabrikanPeriksa tekanan angin setidaknya seminggu sekali agar motor tetap stabil dan nyaman dikendarai.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak pengendara motor yang berpikir tekanan ban depan dan belakang seharusnya sama agar motor terasa seimbang. Padahal, setiap ban memiliki fungsi dan beban kerja yang berbeda. Jika tekanan angin disamakan, justru bisa memengaruhi kenyamanan, kestabilan, bahkan keamanan saat berkendara.

Tekanan ban yang ideal ditentukan berdasarkan posisi, bobot motor, dan karakter pengendaraan. Ban depan berperan menjaga arah dan kestabilan, sementara ban belakang menanggung sebagian besar beban pengendara dan tenaga mesin. Karena itulah tekanan angin pada kedua ban sebaiknya tidak disamakan, melainkan disesuaikan dengan rekomendasi pabrikan.

1. Tekanan ban depan dan belakang memiliki fungsi berbeda

Ilustasi ban motor (Pexels/cottonbro studio)
Ilustasi ban motor (Pexels/cottonbro studio)

Ban depan motor berfungsi untuk menjaga keseimbangan dan membantu manuver saat berbelok. Karena beban yang ditanggungnya lebih ringan dibanding ban belakang, tekanan anginnya biasanya lebih rendah. Tekanan yang terlalu tinggi pada ban depan bisa membuat cengkeraman ke aspal berkurang, sehingga motor terasa tidak stabil terutama saat melewati jalan bergelombang.

Sebaliknya, ban belakang menanggung beban mesin dan berat pengendara, apalagi ketika berboncengan. Untuk itu, ban belakang memerlukan tekanan yang lebih tinggi agar tidak mudah kempis dan tetap mampu menahan beban dengan optimal. Jika tekanan terlalu rendah, gesekan meningkat dan membuat motor terasa berat serta boros bahan bakar.

2. Menyamakan tekanan bisa membuat motor tidak nyaman

ilustasi ban motor (Pexels/Gijs Coolen)
ilustasi ban motor (Pexels/Gijs Coolen)

Jika tekanan ban depan dan belakang disamakan, distribusi beban motor jadi tidak seimbang. Misalnya, jika tekanan dibuat sama tinggi, ban depan akan terasa terlalu keras, membuat handling menjadi kaku dan tidak nyaman. Sementara jika keduanya dibuat sama rendah, motor bisa terasa oleng dan ban cepat panas karena gesekan meningkat.

Efek lain dari tekanan yang tidak sesuai adalah keausan ban yang tidak merata. Ban bisa aus di bagian tengah atau sisi luar lebih cepat dari seharusnya. Dalam jangka panjang, kondisi ini bukan hanya menurunkan umur ban, tapi juga meningkatkan risiko tergelincir saat berkendara di jalan basah atau berbelok tajam.

3. Gunakan tekanan sesuai rekomendasi pabrikan

Ilustasi ban motor (Pexels/cottonbro studio)
Ilustasi ban motor (Pexels/cottonbro studio)

Setiap pabrikan motor sudah menentukan tekanan angin ideal berdasarkan desain dan bobot motor. Umumnya, motor harian menggunakan tekanan sekitar 29–30 psi untuk ban depan dan 31–33 psi untuk ban belakang. Namun, angka ini bisa berbeda tergantung ukuran ban dan jenis motor. Untuk motor bebek atau sport biasanya lebih rendah dibanding motor matik besar.

Sebaiknya, periksa tekanan angin setidaknya seminggu sekali di tempat pengisian angin dengan alat ukur digital agar hasilnya akurat. Jika sering berboncengan atau membawa barang, tambahkan tekanan sekitar 1–2 psi di ban belakang agar tetap stabil. Dengan tekanan yang tepat, motor akan lebih hemat bahan bakar, awet, dan terasa nyaman dikendarai di berbagai kondisi jalan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Kenapa BPKB Hilang Harus Pasang Iklan di Media Massa?

20 Okt 2025, 16:15 WIBAutomotive