Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berapa Lama Waktu Riding yang Ideal Saat Touring Jarak Jauh?

Ilustrasi touring motor (unsplash.com/Ambitious Studio)
Ilustrasi touring motor (unsplash.com/Ambitious Studio)
Intinya sih...
  • Maksimal 8 jam sehari, dengan istirahat tiap 2 jamRata-rata tubuh manusia mulai kehilangan fokus setelah berkendara selama dua jam tanpa henti. Aturan umum adalah maksimal 8 jam riding dalam sehari, dengan istirahat tiap 2 jam selama 15–30 menit.
  • Sesuaikan durasi dengan kondisi jalan dan cuacaDurasi riding nggak bisa dipukul rata untuk semua rute. Touring di jalur pegunungan yang penuh tikungan tentu lebih melelahkan daripada jalan tol yang lurus dan mulus.
  • Dengarkan sinyal tubuh dan jangan paksakan diriSetiap orang punya batas stamina yang berbeda. Kuncinya adalah mendengarkan tubuh sendiri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Buat banyak biker, touring jarak jauh adalah momen yang ditunggu-tunggu. Bayangkan angin menerpa wajah, jalan berkelok di depan mata, dan pemandangan yang berubah setiap kilometer. Tapi di balik serunya touring, ada satu hal penting yang sering diabaikan: durasi berkendara yang ideal. Karena meski motor kuat menempuh ratusan kilometer, tubuh manusia punya batasnya sendiri.

Kalau kamu asal gas tanpa perhitungan waktu, touring yang harusnya menyenangkan bisa berubah jadi melelahkan atau bahkan berisiko. Nah, biar kamu bisa menikmati perjalanan tanpa mengorbankan stamina dan konsentrasi, berikut panduan menentukan berapa lama waktu riding yang ideal saat touring jarak jauh.

1. Maksimal 8 jam sehari, dengan istirahat tiap 2 jam

Ilustrasi rombongan touring motor (unsplash.com/Ambitious Studio)
Ilustrasi rombongan touring motor (unsplash.com/Ambitious Studio)

Rata-rata tubuh manusia mulai kehilangan fokus setelah berkendara selama dua jam tanpa henti. Karena itu, aturan umum yang sering dipakai para biker berpengalaman adalah maksimal 8 jam riding dalam sehari, dengan istirahat tiap 2 jam selama 15–30 menit. Dalam waktu jeda itu, kamu bisa sekadar peregangan, minum air, atau isi bensin. Selain menjaga stamina, jeda rutin juga membantu mengurangi risiko kram dan kantuk di jalan. Kalau perjalanan kamu lebih dari 500 km, sebaiknya dibagi dalam dua atau tiga hari supaya tetap aman dan menyenangkan.

2. Sesuaikan durasi dengan kondisi jalan dan cuaca

ilustrasi touring motor (unsplash.com/Kat Sazonova)
ilustrasi touring motor (unsplash.com/Kat Sazonova)

Durasi riding nggak bisa dipukul rata untuk semua rute. Touring di jalur pegunungan yang penuh tikungan tentu lebih melelahkan daripada jalan tol yang lurus dan mulus. Begitu juga dengan kondisi cuaca — riding di bawah terik matahari atau hujan deras jelas bikin energi cepat terkuras. Jadi, selalu cek peta topografi dan prakiraan cuaca sebelum berangkat. Kalau rutenya berat, kurangi target waktu harian, misalnya hanya 6 jam berkendara dengan lebih banyak waktu istirahat. Touring itu bukan balapan, jadi biarkan tubuhmu yang menentukan ritme perjalanan.

3. Dengarkan sinyal tubuh dan jangan paksakan diri

Ilustrasi touring motor (pexels.com/Tiwi Riders)
Ilustrasi touring motor (pexels.com/Tiwi Riders)

Setiap orang punya batas stamina yang berbeda. Ada yang masih segar setelah 6 jam, ada juga yang mulai kehilangan fokus di jam keempat. Kuncinya adalah mendengarkan tubuh sendiri. Kalau mata mulai berat, bahu kaku, atau tangan terasa lemas, itu tanda kamu butuh berhenti sejenak. Jangan paksakan diri hanya karena ingin cepat sampai atau takut ketinggalan rombongan. Ingat, touring sejati bukan tentang seberapa cepat kamu sampai, tapi seberapa banyak kamu bisa menikmati perjalanan dengan aman dan sadar penuh.

Touring jarak jauh seharusnya membawa kebahagiaan, bukan kelelahan berlebih. Dengan mengatur waktu riding secara bijak, sekitar delapan jam per hari dengan jeda rutin, kamu bisa menikmati setiap kilometer tanpa kehilangan semangat. Jadi sebelum menekan starter motor, pastikan rute, cuaca, dan kondisi tubuhmu siap menghadapi perjalanan panjang. Karena touring terbaik bukan yang paling jauh, tapi yang paling kamu nikmati dari awal sampai akhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Kenapa Biaya Servis di Bengkel Resmi Lebih Mahal? Ini Alasannya!

24 Okt 2025, 16:15 WIBAutomotive