28 BUMN Keroyokan Garap Sistem Pengelolaan Sampah di Kawasan Wisata

- Sebanyak bekerja sama membangun sistem pengelolaan sampah berkelanjutan untuk mendorong ekonomi sirkular di daerah wisata prioritas nasional.
- Program kolaborasi olah sampah dilaksanakan dalam dua tahap, dengan fokus pada penyediaan sarana dasar pengelolaan sampah dan pengembangan kapasitas masyarakat serta penerapan ekonomi sirkular.
- Program ini memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat Likupang, baik dalam pengelolaan lingkungan maupun pemberdayaan ekonomi desa, sejalan dengan Asta Cita ke-3, ke-4, dan ke-6 Pemerintah.
Jakarta, IDN Times - Sebanyak 28 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bekerja sama membangun sistem pengelolaan sampah berkelanjutan untuk mendorong ekonomi sirkular di daerah wisata prioritas nasional.
Kegiatan itu termasuk dalam Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), yang pelaksanaannya salah satunya di Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Program kolaborasi olah sampah telah berjalan sejak 2022.
Adapun 28 BUMN yang terlibat ialah IFG bersama anggota holding PT Jamkrindo, PT Jasa Raharja, PT Askrindo, dan PT Jasindo berkolaborasi dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, didukung oleh beberapa BUMN lainnya termasuk PERURI, PT Pelindo (Persero), PT PNM, dan PT PLN (Persero).
Lalu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT PP (Persero) Tbk, Perum LPPNPI (Airnav), PT Hutama Karya (Persero), PT PELNI (Persero), dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Juga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Perum Perumnas, PT Angkasa Pura Indonesia, PT Brantas Abipraya (Persero), PT ASDP (Persero), PT RIU, PT Nindya Karya, PTPN I, Perum Bulog, dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
1. Dilaksanakan dalam dua tahap

Program itu dibagi ke dalam dua tahap, tahap pertama pada tahun 2022-2023, di mana telah dilakukan penyediaan sarana dasar pengelolaan sampah. Lalu, edukasi lingkungan, serta pembangunan Rumah Bakti BUMN di Desa Likupang yang kini telah menjadi ruang bersama yang hidup sebagai pusat aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat setempat.
Sementara itu, tahap kedua (2023-2025) menitikberatkan pada pengembangan kapasitas masyarakat dan penerapan ekonomi sirkular melalui penyediaan mesin olah sampah, pelatihan kewirausahaan, serta revitalisasi fasilitas wisata di kawasan Pantai Paal.
2. Dukung SDGs

Penanggung Jawab Strategic Corporate Branding & TJSL Peruri, Dawam H mengatakan program merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin 11, 12, dan 13. Poin itu meliputi pembangunan kota berkelanjutan, pola konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta aksi terhadap perubahan iklim.
“Partisipasi Peruri dalam kolaborasi ini sejalan dengan arah perusahaan untuk memberikan manfaat sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. Kami percaya bahwa pengelolaan sampah yang baik tidak hanya menjaga keindahan alam, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat,” ujar Dawam dikutip Jumat, (24/10/2025).
3. Beri dampak positif jangka panjang

Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Utara, Novly menyampaikan apresiasi atas kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program Kolaborasi Olah Sampah Likupang serta Serah Terima Rumah Bakti BUMN, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara.
“Selain membantu menjaga kebersihan daerah kami, pelatihan dan pendampingan yang diberikan juga sangat bermanfaat dari sisi lingkungan maupun ekonomi,” ujar Novly.
Asisten Deputi Bidang TJSL BP-BUMN, Edi Eko Cahyono, menyampaikan bahwa program ini juga sejalan dengan Asta Cita ke-3, ke-4, dan ke-6 Pemerintah, yaitu mendorong kewirausahaan, pemerataan ekonomi, serta pembangunan SDM unggul.
“Harapannya, program ini dapat memberikan dampak nyata yang berkelanjutan bagi masyarakat Likupang, baik dalam pengelolaan lingkungan maupun pemberdayaan ekonomi desa,” tutur Edi.
Melalui inisiatif ini, PERURI menegaskan langkah strategisnya dalam memperluas dampak positif bagi lingkungan di berbagai wilayah. Ke depan, Peruri berkomitmen untuk menjadikan nilai-nilai keberlanjutan tidak sekadar kegiatan tanggung jawab sosial, melainkan sebagai bagian dari budaya perusahaan yang hidup, tumbuh, dan memberi manfaat bagi generasi mendatang.


















