Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Emas Masih Jadi Safe Haven di Tengah Resesi

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
Intinya sih...
  • Emas tetap stabil di tengah gejolak ekonomi dan resesi
  • Kemudahan dalam menjual emas sebagai aset jangka panjang atau darurat
  • Emas memiliki nilai intrinsik yang stabil dan diakui secara global

Di tengah gejolak ekonomi yang gak menentu, banyak investor beralih ke instrumen yang aman dan stabil. Salah satu yang paling dipercaya sejak zaman dulu adalah emas. Logam mulia ini gak cuma jadi simbol kemewahan, tapi juga penyelamat kekayaan ketika pasar sedang berantakan.

Fakta menariknya, harga emas cenderung naik saat resesi atau krisis melanda. Dari krisis finansial 2008 hingga pandemi COVID-19, emas selalu membuktikan diri sebagai "pelabuhan aman" yang bisa diandalkan. Lantas, mengapa emas masih jadi safe haven saat resesi? Simak lima alasan kuatnya berikut ini!

1. Nilainya stabil dan gak mudah tergerus inflasi

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Emas punya karakteristik unik, harganya gak gampang anjlok meskipun ekonomi sedang kacau. Berbeda dengan mata uang yang bisa tergerus inflasi, emas justru sering naik nilainya ketika daya beli uang menurun. Ini karena emas gak dipengaruhi oleh kebijakan moneter suatu negara, sehingga tetap jadi aset yang bisa diandalkan.

Selain itu, pasokan emas terbatas dan butuh proses panjang untuk menambangnya. Hal ini bikin harga emas gak gampang turun drastis seperti aset spekulatif lainnya. Ketika harga kebutuhan pokok melambung tinggi, emas justru jadi tameng yang menjaga nilai kekayaan tetap utuh. Makanya, gak heran kalau banyak orang beli emas sebagai perlindungan jangka panjang.

2. Likuiditas tinggi, bisa dicairkan kapan saja

ilustrasi emas (freepik.com/wirestock)
ilustrasi emas (freepik.com/wirestock)

Salah satu keunggulan emas adalah kemudahannya untuk dicairkan. Baik dalam bentuk fisik (perhiasan, batangan, koin) maupun digital (ETF emas), aset ini gak bakal susah dijual saat dibutuhkan. Bandingkan dengan properti yang proses jual-belinya bisa makan waktu berbulan-bulan.

Di pasar resmi seperti Antam atau Pegadaian, emas bisa langsung dijual dengan harga yang transparan. Bahkan, di tengah krisis sekalipun, permintaan emas tetap tinggi karena banyak orang menganggapnya sebagai "uang darurat". Jadi, kalau butuh dana cepat, emas bisa jadi penyelamat tanpa harus menunggu lama.

3. Diterima secara global dan gak terikat mata uang

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Emas udah diakui sebagai alat tukar sejak ribuan tahun lalu, dan nilainya diakui di seluruh dunia. Gak kayak rupiah atau dolar yang nilainya fluktuatif tergantung kebijakan bank sentral. Emas punya nilai intrinsik yang gak terpengaruh gejolak politik atau ekonomi suatu negara.

Ini bikin emas jadi aset yang sangat fleksibel. Misalnya, kalau terjadi krisis di Indonesia, emas tetap bisa dijual di pasar internasional dengan nilai yang stabil. Bahkan, banyak investor global memegang emas sebagai cadangan saat mata uang mereka melemah. Jadi, emas benar-benar jadi "mata uang universal" yang gak kenal batas negara.

4. Risiko rendah dibanding aset spekulatif

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Saham dan kripto bisa memberikan keuntungan besar, tapi risikonya juga tinggi. Apalagi di masa resesi ketika pasar gak stabil. Emas, di sisi lain, punya volatilitas yang lebih rendah, sehingga gak gampang bikin investor panik.

Meskipun harganya bisa naik-turun, pergerakan emas cenderung lebih stabil dan bisa diprediksi dalam jangka panjang. Banyak pakar menyarankan untuk mengalokasikan 5–10 persen portofolio ke emas sebagai penyeimbang. Jadi, ketika aset lain anjlok, emas bisa jadi penyangga yang mengurangi kerugian.

5. Permintaan selalu tinggi, baik untuk jangka pendek maupun panjang

ilustrasi emas (freepik.com/rawpixel.com)
ilustrasi emas (freepik.com/rawpixel.com)

Emas gak cuma diburu investor, tapi juga industri (seperti elektronik dan perhiasan) serta bank sentral berbagai negara. Fakta ini bikin permintaannya selalu stabil. Bahkan cenderung naik saat ketidakpastian ekonomi melanda.

Selain itu, emas udah terbukti menjaga kekayaan dari generasi ke generasi. Banyak keluarga yang mewariskan emas sebagai aset yang nilainya tetap terjaga. Jadi, baik untuk tujuan trading jangka pendek maupun simpanan warisan, emas tetap jadi pilihan yang gak pernah lekang oleh waktu.

Nilainya yang stabil, likuiditas tinggi, dan pengakuan global bikin emas gak tergantikan sebagai safe haven. Buat yang pengin mulai investasi tapi masih ragu, emas masih jadi safe haven paling aman tanpa perlu takut fluktuasi gila-gilaan. Terpenting, beli di tempat terpercaya dan sesuaikan dengan keuangan kalian, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Daffa A.N
EditorDaffa A.N
Follow Us