5 Negara Bagian Termiskin di Amerika, Mana Saja?

- Louisiana: Budaya kaya tapi tingkat kemiskinan tinggi, pengangguran 3,9 persen, dan mayoritas penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
- Mississippi: Tingkat kemiskinan 18 persen, pendapatan terendah, dan tingkat literasi rendah memperburuk kesenjangan generasi.
Kemiskinan di negara bagian termiskin di Amerika bukan sekadar angka statistik yang dilaporkan tiap tahun. Di balik deretan data tersebut, ada cerita tentang pendidikan yang tertinggal, pekerjaan bergaji rendah, hingga akses kesehatan yang minim. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga merembet ke seluruh struktur sosial dan ekonomi wilayah tersebut.
Mengapa ketimpangan ekonomi masih mengakar kuat di beberapa negara bagian Amerika? Apa saja penyebab utamanya dan bagaimana nasib penduduk di dalamnya? Siapa yang paling terdampak dan mengapa solusi belum juga terlihat konkret?
Dilansir dari laman The USA Leaders, berikut lima wilayah dengan beban kemiskinan paling tinggi di Amerika dan bagaimana masing-masing dari mereka terjebak dalam lingkaran tersebut.
1. Louisiana terus dihantui ketimpangan ekonomi antargenerasi

Kondisi ekonomi Louisiana sangat dipengaruhi oleh sejarah panjang ketidakadilan sosial yang masih terasa hingga sekarang. Walaupun dikenal sebagai negara bagian dengan budaya dan kuliner yang kaya, kenyataan menunjukkan sebagian besar masyarakatnya hidup di bawah garis kemiskinan.
Dengan tingkat kemiskinan mencapai 18,9 persen dan tingkat pengangguran 3,9 persen pada kuartal III-2024, Louisiana menjadi negara bagian termiskin di Amerika Serikat pada tahun lalu. Pendapatan rata-rata penduduknya hanya 53,4 ribu dolar AS, jauh dari cukup untuk hidup layak di tengah biaya hidup yang terus meningkat.
Ketergantungan pada industri minyak, perikanan, dan pariwisata membuat ekonomi Louisiana sangat rentan terhadap guncangan global dan bencana alam. Tingkat literasi yang hanya 27,1 persen memperburuk kesenjangan karena mayoritas penduduk dewasa belum menguasai kemampuan dasar membaca dan menulis.
Hal tersebut berdampak langsung pada terbatasnya akses terhadap pekerjaan dengan upah yang memadai. Parahnya lagi, 26,8 persen anak-anak di Louisiana hidup di bawah garis kemiskinan, menjadikan mereka kelompok paling rentan terhadap siklus kemiskinan antargenerasi yang sulit diputus.
2. Mississippi mewarisi bayang-bayang sejarah dan ketergantungan agraris

Jejak sejarah perbudakan di Delta Mississippi memberikan warisan ketimpangan struktural yang membekas hingga kini. Meskipun berbagai program kesejahteraan telah digulirkan, tingkat kemiskinan di Mississippi masih berada di angka 18 persen, dengan pengangguran 2,7 persen, menjadikannya salah satu negara bagian dengan penghasilan terendah di Amerika.
Pendapatan tahunan rata-rata hanya 47,57 ribu dolar Amerika, bahkan median pendapatan rumah tangganya berada di titik terendah secara nasional, yaitu 44,96 ribu Dolar Amerika. Ketergantungan pada sektor pertanian, manufaktur, dan layanan kesehatan menyebabkan rendahnya tingkat pendapatan jangka panjang. Banyak pekerja hanya menerima upah minimum dengan jaminan sosial yang terbatas.
Pendidikan pun tak mampu menjadi jalan keluar karena tingkat literasi hanya 28 persen, dan Mississippi mencatatkan tingkat kemiskinan anak tertinggi di AS dengan 27,9 persen anak hidup di bawah garis kemiskinan. Ketimpangan ini mencerminkan betapa sulitnya negara bagian ini menyediakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
3. New Mexico terjebak dalam ketimpangan geografis dan ekonomi modern

New Mexico menghadapi tantangan unik akibat kondisi geografisnya yang didominasi daerah pedesaan dan pegunungan. Wilayah-wilayah ini sulit dijangkau sehingga menyulitkan pembangunan infrastruktur dan penciptaan lapangan kerja formal.
Meskipun memiliki populasi sekitar Rp2,11 juta, banyak penduduknya bekerja di sektor informal dengan upah di bawah 12 dolar AS per jam. Rata-rata gaji tahunan mencapai 57,52 ribu dolar AS, namun angka ini tak mencerminkan kenyataan sebagian besar keluarga yang tetap kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
Dari sisi pendidikan, tingkat literasi di New Mexico hanya 29,1 persen, yang artinya lebih dari 70 persen warganya tidak menguasai keterampilan membaca dasar. Tingkat putus sekolah juga termasuk yang tertinggi di Amerika, memperburuk peluang ekonomi generasi muda.
Di sisi lain, harga rumah rata-rata mencapai 303,28 ribu dolar AS, menciptakan kesenjangan antara penghasilan dan biaya tempat tinggal. Pendapatan rumah tangga median sebesar 50,8 ribu dolar AS, menempatkan New Mexico sebagai negara bagian dengan salah satu penghasilan terendah di AS.
4. West Virginia sulit melepaskan diri dari ketergantungan industri batu bara

West Virginia pernah menjadi pusat industri batu bara, tetapi kini menghadapi krisis ekonomi akibat menurunnya permintaan energi fosil. Dengan populasi sekitar 1,77 juta, negara bagian ini memiliki tingkat kemiskinan sebesar 16,7 persen dan pengangguran sebesar 4,2 persen.
Pendapatan rata-rata warga hanya 52,2 ribu dolar AS per tahun, dengan kisaran gaji dari 49 ribu dolar hingga 77,8 ribu dolar AS tergantung sektor pekerjaan. Ketika sektor batu bara runtuh, tidak banyak alternatif lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat.
Faktor pendidikan memperburuk situasi. Hanya 23,1 persen penduduk West Virginia memiliki gelar sarjana, dan tingkat literasi sangat rendah, hanya 20,9 persen.
Banyak generasi muda memilih pindah ke negara bagian lain untuk mencari peluang yang lebih baik. Ini menyebabkan populasi produktif berkurang, sementara kelompok lansia semakin dominan. Ketergantungan pada bantuan sosial meningkat, memperberat beban fiskal negara bagian ini. Upaya diversifikasi memang sedang dilakukan, tetapi hasilnya belum merata di seluruh wilayah.
5. Kentucky kehilangan momentum karena lemahnya upaya diversifikasi ekonomi

Ketergantungan Kentucky pada sektor tradisional seperti pertambangan batu bara dan manufaktur otomotif menyebabkan perekonomian rentan ketika sektor tersebut mengalami penurunan. Dengan populasi sekitar 4,54 juta, tingkat kemiskinan sebesar 16,4 persen, dan tingkat pengangguran mencapai 4,8 persen, banyak warga menghadapi tantangan mencari pekerjaan layak. Meskipun pendapatan rata-rata berada di angka 54 ribu dolar Amerika, kenyataannya biaya hidup tetap lebih tinggi dibandingkan daya beli kebanyakan keluarga.
Salah satu masalah utama adalah rendahnya keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk berpindah ke sektor industri baru. Tingkat literasi hanya 21,9 persen, yang artinya hampir 78,1 persen penduduk dewasa tidak memiliki kemampuan membaca dasar. Hal ini menyulitkan proses pelatihan ulang dan pengembangan tenaga kerja.
Selain itu, program bantuan sosial tidak merata dan tidak mencakup seluruh komunitas secara efektif. Tanpa inovasi dan investasi di bidang pendidikan serta sektor-sektor ekonomi baru, Kentucky akan terus tertinggal dari negara bagian lain dalam hal pertumbuhan dan kesejahteraan
Lima negara bagian termiskin di Amerika menunjukkan kemiskinan bukan sekadar permasalahan individu, tetapi hasil dari struktur ekonomi yang timpang, sejarah yang kelam, dan kebijakan yang tidak merata. Meski upaya perbaikan sudah mulai terlihat, prosesnya masih belum merata dan kerap menghadapi tantangan besar. Jika tidak segera diatasi, ketimpangan ini akan terus menjadi luka lama yang terbuka lebar di tengah kemajuan ekonomi negara tersebut.