5 Negara Produsen Emas Terbesar 2010-2024, Posisi AS Mengejutkan!

- China tetap jadi raja emas dunia: China mempertahankan dominasinya dengan produksi emas 380 ton pada 2024, berkat investasi jangka panjang dan dukungan penuh pemerintah.
- Rusia naik pesat dengan lonjakan produksi: Rusia meningkatkan produksinya menjadi 330 ton pada 2024, dipicu oleh investasi masif dan strategi penguatan cadangan emas nasional.
- Australia stabil dengan pertumbuhan moderat: Australia mencatat pertumbuhan sekitar 11 persen, menjaga posisinya di tiga besar dunia berkat tambang-tambang raksasa dan eksplorasi cadangan baru.
Pernahkah kamu bertanya-tanya dari mana saja emas di perhiasan atau investasimu berasal? Ternyata, peta produsen emas global telah mengalami pergeseran yang menarik dalam satu setengah dekade terakhir. Beberapa negara berhasil meningkatkan produksinya secara signifikan, sementara yang lain justru mengalami penurunan.
Data dari World Gold Council dari 2010 hingga 2024 memberikan gambaran yang jelas tentang lima raksasa produsen emas dunia. Dalam artikel ini, kamu akan melihat bagaimana posisi Amerika Serikat (AS) yang ternyata mengalami tren mengejutkan. Yuk, simak daftar lengkapnya!
1. China tetap jadi raja emas dunia

China berhasil mempertahankan posisinya sebagai produsen emas terbesar dunia selama lebih dari satu dekade. Pada 2010, produksinya mencapai 351 ton, lalu naik menjadi 380 ton pada 2024. Walaupun pertumbuhannya hanya sekitar 8 persen, dominasi China tetap kokoh berkat investasi jangka panjang di bidang pertambangan dan penyulingan.
Pemerintah China juga memberikan dukungan penuh pada industri tambang dalam negeri, sehingga mampu bertahan dari gejolak harga emas global. Infrastruktur pertambangan yang modern membuat negeri ini terus jadi pemimpin pasar emas dunia. Kamu bisa melihat bagaimana strategi jangka panjang mereka benar-benar membuahkan hasil.
2. Rusia naik pesat dengan lonjakan produksi

Rusia menjadi salah satu pemain besar dengan kenaikan signifikan sejak 2010. Produksi emas negara ini meningkat dari 203 ton menjadi 330 ton pada 2024, atau naik sekitar 63 persen. Pertumbuhan ini dipicu oleh investasi masif di proyek pertambangan baru serta strategi pemerintah memperkuat cadangan emas nasional.
Emas bagi Rusia bukan hanya komoditas ekspor, tapi juga instrumen penting dalam memperkuat stabilitas keuangan negara. Dengan langkah agresif ini, Rusia berhasil menyalip negara lain dan mengokohkan diri di posisi kedua dunia. Buat kamu yang mengikuti tren emas global, angka ini tentu jadi bukti betapa seriusnya Rusia menggarap sektor tambangnya.
3. Australia stabil dengan pertumbuhan moderat

Australia sejak lama dikenal sebagai salah satu negara dengan sumber daya emas melimpah. Pada 2010, produksinya mencapai 257 ton, lalu naik menjadi 284 ton pada 2024. Pertumbuhan sekitar 11 persen memang tidak sebesar Rusia atau Kanada, tapi cukup untuk menjaga Australia tetap berada di posisi tiga besar dunia.
Negara ini mengandalkan tambang-tambang raksasa yang dikelola dengan teknologi tinggi, ditambah reputasi sebagai pemasok emas berkualitas tinggi. Keberlanjutan produksi juga terjaga berkat eksplorasi cadangan baru. Jadi meskipun kenaikannya relatif kecil, Australia tetap jadi pemain kunci di pasar emas global.
4. Kanada mencatat lonjakan paling dramatis

Kanada menjadi bintang kejutan dalam daftar ini. Dari hanya 102 ton pada 2010, produksinya melonjak hampir dua kali lipat menjadi 202 ton pada 2024. Dengan peningkatan 98 persen, Kanada mencatat pertumbuhan terbesar di antara lima negara teratas.
Lonjakan ini gak lepas dari investasi besar-besaran di sektor tambang, termasuk eksplorasi daerah baru dan peningkatan teknologi ekstraksi. Pemerintah Kanada juga mendorong sektor pertambangan dengan regulasi yang mendukung pertumbuhan. Hasilnya, negara ini berhasil menyalip beberapa pesaing dan semakin diperhitungkan di kancah emas dunia.
5. Amerika Serikat alami penurunan tajam

Inilah bagian yang cukup mengejutkan: produksi emas Amerika Serikat justru merosot drastis dalam periode 2010-2024. Dari 231 ton pada 2010, produksinya tinggal 158 ton di 2024, anjlok sekitar 32 persen. Penurunan ini dipicu kualitas bijih emas yang menurun, regulasi lingkungan yang ketat, dan penutupan beberapa tambang besar.
Kondisi ini membuat AS harus rela turun ke posisi kelima dalam daftar produsen emas dunia. Padahal, dulunya negara ini dikenal sebagai salah satu penghasil emas terkuat. Buat kamu yang mengira AS masih dominan, data terbaru ini jelas memberikan perspektif berbeda.
Dari data 2010 hingga 2024, terlihat jelas bagaimana peta produsen emas dunia berubah. China masih memimpin, Rusia dan Kanada mencatat lonjakan besar, sementara Australia tetap stabil. Di sisi lain, Amerika Serikat justru mengalami penurunan cukup tajam dan mengejutkan.
Semua ini menunjukkan bahwa strategi investasi, kebijakan pemerintah, serta kondisi alam punya pengaruh besar terhadap posisi suatu negara di pasar emas global. Kalau kamu tertarik mengikuti tren emas, pergeseran ini bisa jadi gambaran bagaimana dinamika komoditas berharga ini akan terus berubah di masa depan.