Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

76 Persen Konsumen RI Beli Sesuatu Gegara Influencer

ilustrasi belanja online (pexels.com/AS Photography)
Intinya sih...
  • Selebritas mendominasi pengaruh
  • 90% konsumen beli lewat tautan afiliasi
  • Facebook dan YouTube tetap media sosial favorit di ASEAN

Jakarta, IDN Times - Pola konsumen di Indonesia dalam membeli sesuatu kebanyakan masih berdasarkan rekomendasi para influencer atau pemengaruh.

Menurut laporan E-commerce Influencer Marketing in Southeast Asia 2025 yang dirilis oleh impact.com dan Cube, Indonesia memimpin Asia Tenggara dalam pembelian yang didorong oleh pemengaruh, dengan 76 persen pembeli check out barang-barangnya  berdasarkan rekomendasi, terutama untuk produk-produk fashion dan kecantikan.

Dalam laporan yang dikutip Jumat (18/7/2025), pemengaruh yang mendapat kepercayaan paling besar dari konsumen terkait sebuah produk adalah mega influencer (71 persen). Kemudian diikuti selebritas (67 persen), macro influencer (64 persen), micro, dan nano influencer masing-masing 50 dan serta 43 persen.

1. Influencer yang namanya paling sering disebut

Raffi Nagita sahur di rumah Fadil Jaidi (Instagram.com/raffinagita1717)
Raffi Nagita sahur di rumah Fadil Jaidi (Instagram.com/raffinagita1717)

Meski begitu, dari enam influencer yang namanya paling banyak disebut mampu menggerakkan hati konsumen membeli sesuatu, sebanyak empat teratas adalah selebritas. Sementara itu, dua sisanya masuk kategori macro influencer.

Hal itu tentu berbanding terbalik dengan data terkait influencer jenis apa yang paling bisa memengaruhi hati konsumen.

Adapun empat nama influencer dari kategori selebritas yang paling sering jadi andalan konsumen sebelum belanja adalah Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Fuji, dan Fadil Jaidi. Sementara nama dua mega influencer adalah Tasya Farasya dan David Gadgetin.

2. Pembelian lewat tautan afiliasi hampir 100 persen

Ilustrasi affiliate marketing (freepik.com/rawpixel.com)
Ilustrasi affiliate marketing (freepik.com/rawpixel.com)

Selain itu, laporan tersebut juga melaporkan data banyak konsumen di Indonesia yang mulai keranjingan belanja dengan lewat tautan afiliasi baik langsung ke situs produk maupun ke e-commerce.

“90 persen responden telah membeli melalui tautan afiliasi di brand.com atau platform e-commerce,” tulis laporan tersebut.

Adapun produk-produk mode atau fashion masih menjadi produk yang paling banyak dibeli konsumen Indonesia dengan presentase 81 persen. Kemudian diikuti produk kecantikan (63 persen), alat-alat elektronik (43 persen), bahan makanan (41 persen), hobi dan mainan (29 persen), kesehatan (19 persen), dan olahraga (18 persen).

3. Kondisi di Asia Tenggara

Bendera Anggota ASEAN di Jakarta (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)
Bendera Anggota ASEAN di Jakarta (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)

Berdasarkan wawasan lebih dari 2.400 konsumen, kreator, dan pakar industri di enam pasar Asia Tenggara (Singapura, Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina), laporan ini meninjau kondisi kemitraan dengan kreator serta memberikan rekomendasi strategi platform untuk mendorong pertumbuhan bisnis.

Laporan ini mengungkapkan, penetrasi media sosial terus meningkat di wilayah ASEAN, dengan Facebook (91 persen) dan YouTube (89 persen) mempertahankan tingkat penggunaan tertinggi. YouTube menduduki peringkat pertama untuk keterlibatan dengan konten influencer dan selebritas.

Laporan ini juga mengungkap pergeseran perilaku konsumen di ASEAN. Hiburan tetap menjadi alasan utama konsumen berinteraksi dengan konten influencer, tetapi tujuan untuk belajar kini semakin penting, dengan 77 persen responden mencari hiburan dan 64 persen ingin mempelajari hal baru.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us