Airlangga Minta Aprindo Sediakan ATM Emas di Mal

- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta Aprindo untuk menyediakan ATM emas di pusat perbelanjaan.
- Emas menjadi instrumen investasi yang diminati, dengan ibu-ibu di Indonesia memiliki emas sebanyak 1.800 ton.
- ATM emas diharapkan bisa mendorong peningkatan transaksi emas yang berdampak baik pada perekonomian di dalam negeri.
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk menyediakan ATM emas di pusat perbelanjaan atau mal.
Dengan adanya ATM emas, para nasabah yang menabung emas di bank tersebut dapat langsung menarik emas fisik, bukan hanya uang. Usul pengembangan ATM emas ini sejalan dengan langkah pemerintah yang baru meresmikan Bank Emas atau Bullion Bank pada Rabu (26/2/2025).
"Nah itu saya minta nanti Aprindo, Hippindo dorong. Supaya di mal-mal itu ada ATM emas. Jadi kalau mereka yang nabung di BSI itu nanti bisa mengambil emasnya, tinggal nge-print aja emas," ujar Airlangga dalam agenda Friday Mubarak Aprindo, di Jakarta, Jumat (28/2/2025).
1. Emas jadi instrumen safe haven

Airlangga menyampaikan, saat ini emas menjadi instrumen investasi yang diminati atau safe haven investment di kalangan ibu-ibu atau emak-emak. Dirinya menyebut, ibu-ibu di seluruh Indonesia memiliki emas sebanyak 1.800 ton.
“Jadi kalau ekonomi emak-emak ini kita putar ke sistem perbankan atau Bullion Bank, itu nilainya Rp300 triliun,” kata Airlangga.
2. Aset emas di Indonesia tembus 2.600 ton

Selain memberikan kemudahan kepada masyarakat, ATM emas diharapkan bisa mendorong peningkatan transaksi emas yang berdampak baik pada perekonomian di dalam negeri. Apalagi aset emas di Indonesa bisa mencapai 2.600 ton.
Di lain sisi, produksi emas per tahun saat ini mencapai 110 ton. Namun pemerintah menargetkan produksi meningkat menjadi 150 ton per tahun.
"Makanya kalau emas yang kita produksi plus emas yang disimpen ibu-ibu ini masuk di dalam sistem itu, bisa mendorong investasi di dalam negeri karena emasnya ibu-ibu ini kan bisa juga dimonetisasi untuk jadi pinjaman perbankan," ucapnya.
3. Hanya BSI dan pegadaian yang memberikan pelayanan bank emas

Saat ini baru ada 2 perusahaan yang menyediakan layanan Bank Emas, yakni PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan, akan menjalankan amanah untuk berperan sebagai pelopor dalam industri Bullion Bank Services atau bank emas di Indonesia dengan sebaik-baiknya.
“Ini adalah bagian dari transformasi dan inovasi yang terus dilakukan BSI agar dapat tumbuh secara berkelanjutan. Pengembangan bisnis bank emas BSI sangat sejalan dengan Asta Cita pemerintah, yang bertujuan untuk melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi guna meningkatkan nilai tambah dalam negeri, khususnya dalam sektor ekosistem emas,” kata Hery dalam keterangan tertulis, Rabu (26/2/2025).
BSI sendiri telah mendapatkan izin resmi pelaksanaan bank emas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), melalui Surat OJK No. S-53/PB.22/2025 pada 12 Februari lalu. Izin tersebut menurut Hery mencakup dua kegiatan usaha utama, yaitu Penitipan Emas dan Perdagangan Emas.