Airlangga: Tantangan Ekonomi RI seperti Tikungan di Sirkuit Mandalika

Jakarta, IDN Times – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tahun depan merupakan waktu yang tepat untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Ekonomi sehat adalah tema yang baik karena ini waktu untuk melakukan golden moment Indonesia untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Kestabilan politik, kita lihat agenda politik akan terjadi pada tahun 2024, dan akan masuk pada 2023. Ini menjadi Golden moment untuk menggenjot pertumbuhan di tahun 2022,” katanya dalam acara Kompas100 CEO Forum, Kamis (18/11/2021).
1. Tantangan untuk pertumbuhan ekonomi

Meski positif akan pertumbuhan di masa depan, Airlangga mengaku masih banyak tantangan yang akan dihadapi perekonomian. Ia pun menyebut tantangan-tantangan itu selayaknya tikungan di Sirkuit Mandalika, yang dapat memicu adrenalin.
“Walau masih ada tikungan, tapi kalau tikungan itu seperti Sirkuit Mandalika, mendorong adrenalin. Tikungannya adalah COVID-19 dan variannya, nanti menteri kesehatan memitigasinya. Kemudian dari sisi geopolitik, kita tahu sudah ada pembicaraan antara China dengan US, di mana ini pertanda baik,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyebut tantangan lain yang dihadapi adalah inflasi yang tinggi dan juga rencana Amerika Serikat (AS) untuk melakukan tapering.
“Ke depan dengan super commodity harga energi jadi lebih tinggi, tentu persoalan bagi Indonesia karena harga energi yang tinggi berakibat pada APBN terutama terkait dengan utilitas listrik maupun subsidi energi,” jelasnya.
Selain itu, Airlangga mengatakan isu perubahan iklim harus menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi ketahanan pangan.
“Dan tidak kalah yang harus diantisipasi adalah perubahan iklim. Kita tahu sepanjang tahun ini kita terbantu oleh musim hujan terus-menerus, sehingga pangan relatif kuat. Tapi menurut BMKG, tahun depan berbeda. Tentu ini yang harus kita jaga,” katanya.
2. COVID-19 masih menghantui

Sementara itu, terkait pandemik COVID-19, ia menyebut situasi ke depan yang harus diantisipasi yakni pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Ia juga menegaskan bahwa situasi tahun lalu dan tahun ini berbeda karena tahun lalu menjelang Nataru tidak ada yang divaksinasi.
“Sedangkan pada saat delta varian naik, itu suntikan pertama 25 persen. Nah sekarang Menkes merencanakan 60 persen sudah ditangan suntikan pertama, suntikan kedua sudah melampaui 40 persen,” katanya.
“Jadi Nataru tahun ini berbeda, namun kita tidak boleh kendor,” ujarnya.
3. Seruan untuk meningkatkan kewaspadaan

Ia menegaskan bahwa kewaspadaan tetap harus dijaga, apalagi di saat pemberlakukan PPKM level 3 antara tanggal 24 sampai dengan 1 Januari mendatang.
“Jadi kita tidak mau ambil risiko dengan harapan kita bisa melampaui tikungan pertama, maka situasi ekonomi Januari kita bisa terus dorong,” katanya.
Ia pun menjelaskan bahwa saat ini, penanganan COVID-19 sudah cukup baik, di mana kasus aktif hanya kurang dari 500. Sebelumnya kasus harian COVID-19 Indonesia pernah mencapai 70 ribuan kasus.
“Sekarang Jerman, Inggris, AS di atas 30 ribu. Dengan demikian, apa yang dilakukan pemerintah, gas dan rem, akan dilanjutkan. Kita akan rem pada saat tikungan turun tajam,” katanya.