Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anjloknya Wisatawan dari China Bikin Saham Bandara Thailand Terpuruk

Ilustrasi wisata Thailand (freepik.com/tawatchai07)
Intinya sih...
  • Jumlah wisatawan China ke Thailand merosot 33 persen.
  • Gempa dan kasus penipuan lintas batas memengaruhi citra Thailand.
  • Saham AOT merosot lebih dari 50 persen sepanjang 2025.

Jakarta, IDN Times - Industri pariwisata Thailand mengalami penurunan tajam sepanjang 2025, berdampak besar pada kinerja saham Airports of Thailand Pcl (AOT), operator utama bandara nasional. Lesunya kunjungan wisatawan, khususnya dari China, menyebabkan nilai pasar AOT tergerus lebih dari 460,7 miliar baht (Rp230,9 triliun), menjadikannya saham dengan performa terburuk di Indeks MSCI Asia Pacific.

Situasi diperburuk oleh turunnya penjualan bebas bea serta ketidakpastian kepemimpinan, karena AOT belum memiliki CEO tetap. Pada Senin (16/6/2025), saham AOT kembali melemah setelah muncul kabar bahwa King Power Duty Free (KPD) berencana membatalkan kontrak konsesi di sejumlah bandara utama, memperburuk sentimen pasar.

1. Penurunan wisatawan China jadi pemicu utama

Dari Januari hingga Mei 2025, jumlah wisatawan China ke Thailand merosot 33 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, hanya mencapai 1,95 juta orang. Penurunan ini dipicu kekhawatiran keamanan setelah penculikan aktor China Wang Xing pada Januari lalu, yang mendapat perhatian luas di media internasional.

“Kami kehilangan banyak wisatawan China karena persepsi negatif tentang keamanan, yang belum ditangani secara serius,” ujar Ratchaporn Poolsawadee, Wakil Presiden Dewan Pariwisata Thailand, dikutip dari Bloomberg.

Citra Thailand semakin terdampak akibat gempa yang merusak gedung pencakar langit di Bangkok dan maraknya kasus penipuan lintas batas di dekat Myanmar. Alhasil, total kunjungan wisatawan asing turun 3 persen menjadi 14,36 juta, menurut data Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand, dilansir Nikkei Asia.

Faktor lain adalah menguatnya nilai baht, yang membuat Thailand kurang kompetitif dibanding destinasi tetangga seperti Jepang dan China.

“Thailand perlu mengubah strategi pemasaran dan memperkuat infrastruktur keamanan untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan,” kata Kevin Clayton, Chief Brand Officer Galaxy Entertainment Group, dikutip dari Asgam.

2. Krisis saham dan tantangan operasional AOT

Saham AOT telah merosot lebih dari 50 persen sepanjang 2025, menjadikannya operator bandara dengan kerugian terbesar di Asia untuk perusahaan senilai minimal 100 juta dolar AS (Rp1,6 triliun), menurut Bloomberg.

Pada Jum'at (13/6/2025), saham AOT jatuh hampir 10 persen ke bawah 30 baht (Rp15 ribu)—level terendah dalam satu dekade—setelah KPD menyatakan ingin menghentikan kontrak konsesi di bandara Suvarnabhumi, Don Mueang, Phuket, Chiang Mai, dan Hat Yai, dilansir Bangkok Post.

AOT kini menghadapi tekanan pendapatan dari bebas bea dan harus menyelesaikan negosiasi kontrak dengan KPD dalam 45 hari.

“Kami telah menyiapkan skenario negosiasi untuk mencari solusi terbaik, termasuk opsi kontrak baru,” ungkap Boonyakorn Amornsank, analis dari Maybank Securities, dalam laporan Bangkok Post.

Krisis ini diperparah oleh kekosongan jabatan CEO yang menghambat pengambilan keputusan strategis.

“Ketiadaan pemimpin tetap di saat genting sangat merugikan operasional dan mengikis kepercayaan investor,” kata seorang analis pasar, dikutip dari Bloomberg.

3. Upaya pemulihan dan prospek masa depan

Meski tertekan, Thailand masih mencatat pertumbuhan wisatawan dari negara seperti India, Rusia, dan Korea Selatan. Selama Januari hingga awal Juni 2025, lebih dari satu juta wisatawan India datang ke Thailand, didorong oleh peningkatan penerbangan langsung dan kampanye promosi agresif, dilansir Travel And Tour World.

Koh Samui bahkan mencatat kenaikan 9 persen kunjungan melalui bandara internasionalnya, melampaui angka pra-pandemi 2019.

“Pertumbuhan di Koh Samui menunjukkan potensi diversifikasi pasar wisata untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok,” ujar perwakilan Bangkok Airways, dikutip dari Travel And Tour World.

Pemerintah tengah mempercepat langkah pemulihan, termasuk mempermudah akses masuk dan memperkuat keamanan, terutama terkait isu penipuan lintas batas.

“Kami fokus menarik wisatawan berkualitas yang tinggal lebih lama dan berkontribusi lebih besar,” ujar juru bicara Otoritas Pariwisata Thailand, melansir South China Morning Post.

Namun tanpa langkah nyata mengatasi persepsi negatif, tekanan terhadap sektor pariwisata dan saham AOT diperkirakan akan terus berlanjut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us