Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Thailand Gelontorkan Rp6,6 Triliun Demi Genjot Sektor Wisata

ilustrasi wisatawan asing di Thailand (pexels.com/David Egon)
Intinya sih...
  • Thailand mengucurkan Rp6,6 triliun untuk tingkatkan sektor pariwisata
  • Bidik wisatawan China dengan subsidi dan rute baru
  • Pandemik hancurkan sektor wisata, jutaan orang kehilangan pekerjaan
  • Thailand gencarkan promosi wisata lewat acara dagang dan insentif baru

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Thailand mengumumkan rencana investasi sebesar 13,3 miliar baht atau lebih dari Rp6,6 triliun untuk mendongkrak sektor pariwisata. Targetnya, suntikan dana ini akan menghasilkan 267 miliar baht atau sekitar Rp133 triliun dalam bentuk pendapatan nasional. Menurut Vietnam News, rencana tersebut dijadwalkan ditinjau oleh Biro Anggaran sebelum diajukan ke kabinet untuk persetujuan pada 10 Juni 2025.

Menurut Sorawong Thienthong, Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand, paket ini tidak hanya fokus pada destinasi wisata tetapi juga mencakup pembenahan infrastruktur pendukung. Salah satu porsi besar anggaran akan dikucurkan melalui Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) untuk menjalankan tiga program utama. Bangkok Post menyebut, TAT mendapat jatah lebih dari 3 miliar baht.

Dana itu antara lain digunakan untuk skema subsidi hotel dan tiket bagi pelancong domestik, senilai 1,7 miliar baht. Selain itu, 750 juta baht dialokasikan untuk mendukung penerbangan carter dan terjadwal, serta 800 juta baht disiapkan bagi platform agen perjalanan daring.

1. Thailand bidik wisatawan China lewat subsidi dan rute baru

ilustrasi warga China (pexels.com/Sabel Blanco)

Thailand sedang berupaya menarik lebih banyak wisatawan dari China, yang selama ini menjadi pasar utama namun kini mengalami penurunan signifikan. Selama lima bulan pertama tahun ini, jumlah wisatawan asal China anjlok 33 persen menjadi hanya 1,95 juta orang. Untuk membalikkan tren ini, TAT mengucurkan 350 juta baht guna menarik 140 ribu wisatawan tambahan dari 15 kota sekunder di China.

TAT menyebut bahwa kekurangan penerbangan menjadi hambatan utama dalam menggaet turis dari luar negeri. Dari anggaran 750 juta baht untuk penerbangan, pemerintah menargetkan 790 ribu kedatangan baru selama periode Juli 2025 hingga Juli 2026. Proyeksi mereka, upaya ini dapat menghasilkan pemasukan sebesar 33,5 miliar baht.

Sebagai bagian dari strategi itu, TAT bekerja sama dengan sejumlah maskapai untuk memperluas jangkauan penerbangan internasional. Bangkok Post melaporkan, Thai AirAsia X tengah bersiap meluncurkan penerbangan langsung dari Astana dan Almaty di Kazakhstan ke Phuket saat musim dingin.

2. Pandemik hancurkan sektor wisata, jutaan orang kehilangan pekerjaan

ilustrasi memakai masker (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Thailand menjadi salah satu negara yang paling terpukul oleh dampak pandemik COVID-19 terhadap pariwisata global. Sebelum krisis, sektor ini menyumbang hampir seperlima dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyambut hampir 40 juta pengunjung setiap tahun. Namun, pembatasan perjalanan membuat kedatangan internasional ambruk hingga 90 persen.

Dampaknya meluas ke berbagai sektor ekonomi yang bergantung pada wisatawan. Lebih dari 2 juta orang kehilangan pekerjaan, terutama di tempat-tempat seperti Phuket, Chiang Mai, dan Bangkok. Banyak hotel harus tutup tanpa batas waktu, sementara bisnis kecil dan menengah berjuang untuk tetap bertahan.

Tour Keeda mencatat bahwa krisis ini memaksa pemerintah untuk mengubah pendekatan mereka terhadap sektor pariwisata. Dengan mengombinasikan insentif finansial dan reformasi kebijakan, Thailand kini fokus membangkitkan kembali kepercayaan pasar global dan menghidupkan sektor yang sempat lumpuh total ini.

3. Thailand gencarkan promosi wisata lewat acara dagang dan insentif baru

ilustrasi street food di Thailand (pexels.com/Markus Winkler)

Thailand Travel Mart Plus yang digelar di Chiang Mai menjadi salah satu langkah promosi paling agresif pascapandemik. Acara ini mempertemukan 406 pembeli dari 53 negara dengan 450 operator wisata lokal, dan diperkirakan akan menyumbang 43 miliar baht ke sektor pariwisata. Wilayah utara Thailand pun ikut dipromosikan ke wisatawan mancanegara yang belum familier dengan destinasi ini.

Pemerintah juga meluncurkan berbagai program untuk menarik kembali pelancong asing, termasuk tiket pesawat diskon dan zona bebas pajak. Thailand kini membebaskan biaya visa kedatangan bagi turis dari China, India, dan Eropa, serta memperpanjang masa tinggal bagi digital nomad dan pensiunan melalui kebijakan visa jangka panjang yang baru.

Sementara itu, program We Travel Together kembali digelar demi mendongkrak wisata domestik. Inisiatif ini memberikan diskon hotel dan subsidi penerbangan bagi warga Thailand untuk mengunjungi provinsi yang kurang populer. Strategi promosi kini menyasar semua segmen, dari wisatawan mewah hingga backpacker, serta pelancong bisnis lewat program MICE.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us