Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa itu Net Importir Minyak seperti yang Dialami Indonesia?

Kapal tanker PT Pertamina International shipping (PIS) (dok. PIS)

Jakarta, IDN Times - Dalam beberapa tahun terakhir, isu ketahanan energi telah menjadi perhatian penting bagi banyak negara, termasuk Indonesia yang ingin mewujudkan swasembada energi.

Sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam, Indonesia dihadapkan pada tantangan besar untuk memenuhi kebutuhan energinya di tengah dinamika ekonomi global dan fluktuasi harga minyak.

Salah satu aspek yang menarik untuk dibahas adalah posisi Indonesia sebagai net importir minyak, yang menimbulkan berbagai dampak bagi perekonomian nasional serta kebijakan energi.

1. Definisi net importir minyak

Ilustrasi Sumur Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir dari berbagai sumber, net importir minyak adalah negara yang volume impornya atas minyak mentah dan produk turunannya melebihi volume ekspornya.

Dengan kata lain, negara tersebut mengimpor lebih banyak minyak daripada yang diekspornya, sehingga bergantung pada pasokan minyak dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan domestiknya.

2. Sejak kapan Indonesia jadi net importir minyak?

Aktivitas di sumur ekplorasi Jatibarang Field di Jawa Barat. SKK Migas meminta KKKS bersama-sama mengatasi kenaikan emisi CO2 dengan teknologi CCUS, sehingga pengelolaannya lebih ramah lingkungan, dapat bersaing pada tingkat global sekaligus kebutuhan energi migas nasional memenuhi target produksi minyak menjadi 1 juta barel per hari (BPOD) dan gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 (IDN Times/Dhana Kencana)

Indonesia mulai menjadi net importir minyak sejak 2003. Hal ini disebabkan penurunan produksi minyak mentah domestik yang tidak sebanding dengan peningkatan konsumsi dalam negeri.

Akibatnya, Indonesia tidak lagi mampu memenuhi kuota produksi yang ditetapkan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan akhirnya memutuskan keluar dari keanggotaan OPEC pada 2008.

3. Dampak menjadi net importir minyak

Ilustrasi SPBU Pertamina. (Dok. IDN Times/Istimewa)

Status sebagai net importir minyak memiliki beberapa dampak bagi Indonesia, antara lain:

Ketergantungan pada impor: Dengan produksi minyak domestik yang menurun, Indonesia harus mengimpor minyak dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Hal itu meningkatkan ketergantungan pada pasokan minyak dari luar negeri.

Beban subsidi BBM: Untuk menjaga harga bahan bakar minyak (BBM) tetap terjangkau bagi masyarakat, pemerintah memberikan subsidi yang signifikan. Namun, dengan meningkatnya impor dan fluktuasi harga minyak dunia, beban subsidi menjadi semakin berat bagi anggaran negara.

Defisit neraca perdagangan: Impor minyak yang tinggi dapat berkontribusi pada defisit neraca perdagangan, karena nilai impor melebihi nilai ekspor. Hal itu dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi dan nilai tukar mata uang.

Kerentanan terhadap fluktuasi harga minyak dunia: Sebagai net importir, Indonesia rentan terhadap perubahan harga minyak global. Kenaikan harga minyak dunia dapat meningkatkan biaya impor dan mempengaruhi perekonomian nasional.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi minyak domestik, mengembangkan energi terbarukan, dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us