Apa itu OPEC yang Kuasai Minyak Dunia dan Kendalikan Harga?

- OPEC adalah aliansi 12 negara penghasil minyak terbesar di dunia
- Organisasi tersebut bertujuan mengendalikan pasokan minyak global dan menjaga stabilitas harga minyak di pasar internasional
- Pada 2024, OPEC terdiri dari 12 negara setelah Angola mengundurkan diri, dan ada juga OPEC+ yang terdiri dari 13 negara anggota OPEC dan sejumlah negara penghasil minyak lainnya
Jakarta, IDN Times - The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) atau Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak merupakan aliansi yang terdiri dari 12 negara penghasil minyak terbesar di dunia.
Dibentuk pada 1960, seperti dilansir Investopedia, OPEC bertugas mengatur kebijakan perminyakan para anggotanya dan memberikan dukungan teknis serta ekonomi bagi mereka.
Sebagai sebuah kartel, OPEC memiliki tujuan utama untuk mengendalikan pasokan minyak global, menjaga stabilitas harga minyak di pasar internasional, serta mencegah fluktuasi yang dapat memengaruhi ekonomi negara produsen maupun konsumen.
1. OPEC didirikan pada 1960 oleh lima negara

OPEC didirikan di Baghdad pada 1960 oleh lima negara, yakni Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela. Setelah mendirikan Sekretariat di Jenewa, organisasi itu memindahkan pusat operasinya ke Wina pada 1965. Keanggotaan OPEC berkembang menjadi 10 negara pada 1969.
Organisasi tersebut mulai dikenal dunia ketika negara-negara Arab anggotanya melakukan embargo minyak terhadap Amerika Serikat (AS) dan Belanda sebagai respons atas dukungan mereka kepada Israel dalam Perang Yom Kippur 1973.
Embargo tersebut menyebabkan lonjakan harga minyak dan kelangkaan di AS sebelum dicabut pada 1974. Pada 1975, OPEC memiliki 13 anggota dan setahun kemudian mendirikan Dana OPEC untuk Pembangunan Internasional guna mendukung negara berkembang.
2. Daftar anggota OPEC yang kini ada 12 negara
.jpg)
Pada 2024, OPEC terdiri dari 12 negara setelah Angola mengumumkan pengunduran diri dari OPEC efektif mulai 1 Januari 2024, mengikuti jejak Ekuador yang keluar pada 2020 dan Qatar pada 2019.
Negara-negara anggota organisasi saat ini mencakup Aljazair, Kongo, Guinea Khatulistiwa, Gabon, Iran, Irak, Kuwait, Libya, Nigeria, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Venezuela.
Selain itu, ada yang namanya OPEC+, yakni aliansi yang terdiri dari 13 negara anggota OPEC dan sejumlah negara penghasil minyak lainnya, seperti Azerbaijan, Bahrain, Brunei, Kazakhstan, Rusia, Meksiko, Malaysia, Sudan Selatan, Sudan, dan Oman.
Grup tersebut dibentuk pada 2016 ketika harga minyak dunia anjlok tajam, dengan tujuan memulihkan stabilitas pasar global. Negara-negara OPEC+ secara kolektif menguasai 90 persen cadangan minyak dunia.
3. Cara OPEC mengendalikan harga minyak dunia

Misi OPEC adalah mengoordinasikan kebijakan perminyakan anggotanya dan menjaga stabilitas pasar minyak agar pasokan minyak tetap efisien, ekonomis, dan teratur. Hal itu juga bertujuan memastikan pendapatan stabil bagi produsen dan pengembalian modal yang adil bagi investor.
OPEC berkomitmen menjaga harga minyak tetap stabil di pasar internasional, mencegah fluktuasi besar yang bisa mengganggu pasokan dan pendapatan negara-negara anggota.
Hanya negara dengan ekspor minyak mentah signifikan yang dapat menjadi anggota penuh setelah disetujui oleh tiga perempat anggotanya.
Sebagai produsen minyak terbesar, keputusan OPEC sangat memengaruhi harga minyak global. Harga bisa turun jika pasokan meningkat, dan sebaliknya, naik jika OPEC memutuskan untuk mengurangi produksi.