Wirausaha: Pengertian, Karakteristik, dan Kelebihannya

Pengertian wirausaha sendiri sering berbeda menurut para ahli sesuai pada konteksnya masing-masing:

1. Richard Cantillon (1775): kewirausahaan dijelaskan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Sang wirausahawan membeli barang saat ini di harga tertentu lalu menjualnya di masa yang akan mendatang dengan harga tidak menentu.

2. J.B Say (1803): Wirausaha merupakan pengusaha yang bisa mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis (efektif dan efisien) juga tingkat produktivitas yang rendah menjadi produktivitas yang tinggi.

3. Penrose (1963): kegiatan kewirausahaan merangkum identifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi.

4. Harvey Leibenstein (1968, 1979): kewirausahaan merangkum kegiatan yang dibutuhkan untuk mencetak atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, ataupun komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

Dalam ranah wirausaha, terdapat 5 konsep utama yang wajib diperhatikan para pelaku usaha yakni:

1. Kelincahan

Kelincahan alias agility adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mengubah arah dengan cepat juga tepat di waktu ia bergerak tanpa kehilangan keseimbangan.

2. Daya Tahan

Daya tahan alias endurance menjelaskan keadaan yang menekankan pada kapasitas kerja yang dilakukan secara terus menerus. 

3. Kecepatan

Kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk bisa melakukan gerakan berkesinambungan dalam waktu sesingkat singkatnya.

4. Kelenturan

Kelenturan ialah seseorang yang siap menyesuaikan kehidupan dimanapun tempatnya. Kelenturan kini menjadi salah satu faktor yang paling penting dalam beradaptasi.

5. Kekuatan

Kekuatan atau strength yakni sebuah kemampuan dari kondisi fisik manusia yang dibutuhkan dalam peningkatan prestasi belajar gerak.

Berikut beragam tujuan utama dari wirausaha:

1. Mensosialisasikan pengaruh atau mendorong semangat wirausaha kepada orang lain.

2. Mencetak sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan sebelum barang tersebut dilakukan pengolahan.

3. Bagi sang pelaku usaha, maka dapat membantu membangun karakteristik wirausaha yang baik serta kompeten.

4. Menghasilkan wirausaha yang banyak serta berkualitas.

5. Membantu membangun kesejahteraan dari masyarakat.

Untuk dapat menjadi wirausaha, anda wajib memahami kategori atau jenis wirausaha berikut ini:

1. Penemu yakni pihak yang mempunyai tugas untuk mendefinisikan atau menciptakan konsep yang memiliki sifat unik dan baru alias belum ada sebelumnya, juga menghasilkan penemuan serta metodologi.

2. Inovator yakni sosok yang menerapkan teknologi baru ataupun metodologi baru yang cocok demi dapat memecahkan suatu masalah.

3. Marketer yakni pihak yang bertugas untuk melakukan identifikasi terhadap kebutuhan pasar juga berusaha untuk dapat memenuhinya dengan produk baru ataupun yang lebih efisien.

4. Oportunis yakni sesuatu yang bisa memiliki bentuk sebagai broker ataupun pialang yang memiliki tugas untuk melakukan penyesuaian kebutuhan dengan jasa yang dibutuhkan, serta mampu menghasilkan komisi.

Orang yang melakukan wirausaha biasanya memiliki karakteristik alias sikap sebagai berikut:

1. Disiplin

2. Kreatif juga inovatif

3. Jujur

4. Bertanggung jawab

5. Berkomitmen tinggi

6. Kompeten dan terampil

7. Percaya diri

8. Berorientasi pada masa depan

9. Mandiri serta realistis

10. Mempunyai kemampuan organisasi yang tinggi

11. Cerdas dalam bidang finansial

Ada banyak manfaat dari menjadi wirausahawan, di antaranya:

1. Dapat menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

2. Memiliki keleluasaan dalam mengatur pekerjaan.

3. Dapat mengasah potensi diri, kreativitas, dan lain sebagainya.

4. Mencetak keuntungan.

5. Mempunyai kualitas kepemimpinan dalam diri sendiri.

Dalam menjalani sesuatu, pasti ada kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan wirausaha. Berikut ini kekurangan atau kelemahan dari menjalankan wirausaha:

1. Memiliki waktu yang tidak pasti dalam menghasilkan pendapatan bahkan setelah mendirikan serta menjalankan usaha tersebut dan tanggung jawab terhadap karyawan yang dipimpin.

2. Memiliki risiko tinggi dalam kehilangan berbagai macam investasi.

3. Memiliki beban kerja yang lebih berat, walaupun waktu dan ritme bekerja cenderung fleksibel.

4. Memiliki kesulitan ketika membuat keputusan penting karena setiap keputusan sangat berdampak pada usaha yang dibangun tersebut.

5. Begitu banyak kemampuan diri yang wajib diasah dan dikembangkan. Contoh: manajemen SDM, manajemen finansial, manajemen diri (menerapkan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi).