Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apple Terbangkan 5 Pesawat Penuh iPhone demi Hindari Tarif Trump

ilustrasi pesawat terbang (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Apple kirim pesawat kargo penuh berisi iPhone dan produk lain dari India dan China ke AS untuk hindari tarif timbal balik 10 persen.
  • Perusahaan mempercepat logistik meski Maret bukan periode sibuk, memindahkan stok ke gudang AS agar tidak terkena lonjakan biaya impor.
  • Apple menimbun stok di gudang AS sebelum tarif berlaku, strategi ini untuk menjual produk dengan harga lama tanpa beban biaya baru.

Jakarta, IDN Times – Apple mengirim lima pesawat kargo penuh berisi iPhone dan produk lain dari India dan China ke Amerika Serikat (AS) hanya dalam waktu tiga hari pada akhir Maret 2025. Langkah ini dilakukan untuk menghindari tarif timbal balik sebesar 10 persen yang mulai diberlakukan pemerintahan Donald Trump pada 5 April 2025. Pejabat senior India membenarkan pengiriman mendesak tersebut kepada The Times of India.

Perusahaan mempercepat logistik meski Maret biasanya bukan periode sibuk dalam rantai distribusi global. Apple memindahkan stok dari pusat produksi di India dan China ke gudang di AS. Tujuannya agar perusahaan tidak langsung terdampak lonjakan biaya impor akibat kebijakan tarif baru.

Stok yang sudah dikirim sebelum tenggat tarif akan membantu menjaga harga jual tetap stabil dalam jangka pendek. Perusahaan disebut tidak memiliki rencana menaikkan harga eceran di India maupun pasar lain saat ini. Langkah ini juga memberi waktu bagi Apple untuk mengevaluasi dampak tarif terhadap strategi produksinya.

1. Apple simpan stok di gudang AS untuk lindungi harga

ilustrasi logo Apple (pexels.com/Armand Velandez)

Apple memanfaatkan waktu sebelum tarif berlaku untuk menimbun stok di gudang AS. Strategi ini dirancang agar perusahaan dapat menjual produk dengan harga lama tanpa terkena beban biaya baru. Gudang Apple dilaporkan telah diisi untuk memenuhi permintaan selama beberapa bulan ke depan.

“Cadangan yang tiba pada tugas yang lebih rendah akan sementara melindungi perusahaan dari harga yang lebih tinggi yang perlu dibayar untuk pengiriman baru di bawah tarif pajak yang direvisi,” kata seorang sumber, dikutip dari The Times of India, Jumat (11/4).

Sumber itu menjelaskan bahwa stok lama memberi waktu jeda sebelum kenaikan biaya harus ditanggung. Namun, strategi ini bersifat sementara dan tidak dapat dipertahankan jika tarif terus berlangsung.

Apple juga sedang menganalisis struktur tarif dari berbagai negara tempat produksinya berada. Evaluasi ini akan menentukan bagaimana pengaruh bea masuk terhadap rantai pasok global mereka. Perusahaan ingin memastikan agar biaya tidak dibebankan ke konsumen secara langsung.

2. Tarif tinggi picu potensi kenaikan harga global

ilustrasi jual Iphone (pexels.com/Avinash Kumar)

Pemerintah AS resmi menerapkan tarif impor sebesar 10 persen pada 5 April 2025. Pada 9 April, tarif timbal balik tambahan mulai diberlakukan, dengan beban impor mencapai 54 persen untuk produk asal China dan 27 persen untuk barang dari India. Ketentuan ini menambah tekanan besar bagi perusahaan seperti Apple.

“Kenaikan harga apa pun untuk mengimbangi dampak ini tidak dapat dibatasi hanya pada pasar AS, tetapi harus dilakukan di seluruh wilayah global utama, termasuk India,” kata sumber yang sama.

Apple mempertimbangkan penyesuaian harga global agar bisa mempertahankan margin keuntungan. Perusahaan tidak bisa hanya menaikkan harga di satu negara tanpa mengganggu keseimbangan pasar.

Laporan UBS memperkirakan bahwa tarif Trump dapat menaikkan harga iPhone 16 Pro Max di AS hingga 350 dolar AS (sekitar Rp5,8 juta). Saat ini, model tersebut dijual seharga 1.199 dolar AS (sekitar Rp20 juta). Untuk iPhone 16 Pro yang diproduksi di India, kenaikan diperkirakan hanya sekitar 120 dolar AS (sekitar Rp2 juta).

3. India jadi aset strategis dalam rantai produksi Apple

ilustrasi pembuatan smartphone (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

India kini berperan penting dalam strategi produksi global Apple. Seluruh model iPhone 15 dan iPhone 16 saat ini dirakit di India dan China. Apple mulai mengalihkan sebagian manufakturnya dari China ke India untuk menghindari tarif tinggi.

“Pabrik di India dan China serta lokasi utama lainnya telah mengirim produk ke AS untuk mengantisipasi tarif yang lebih tinggi,” ujar seorang sumber, dikutip dari VN Express, Jumat (11/4).

Langkah ini menunjukkan kesiapan Apple dalam menyiasati hambatan dagang global. India dinilai sebagai opsi yang lebih aman dan menguntungkan secara ekonomis.

Produk ekspor dari India hanya dikenakan tarif 27 persen, jauh lebih rendah dibanding 54 persen untuk barang dari China. Perbedaan sebesar 28 poin persentase ini memberi insentif kuat bagi Apple untuk mempercepat peralihan produksi. Saat ini, Apple menyumbang sebagian besar dari hampir 9 miliar dolar AS (sekitar Rp151 triliun) ekspor smartphone India ke AS.

Laporan The Wall Street Journal menyebut bahwa AS dapat meningkatkan impor iPhone dari India untuk mengurangi dampak tarif Trump. Apple pun mempercepat proses bea cukai di Bandara Chennai demi memperlancar pengiriman. Sebanyak 1,5 juta unit iPhone dengan berat total 600 ton telah dikirim melalui enam penerbangan kargo khusus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us