Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Dorong Eropa Prioritaskan Minyak dan Gas, Bukan Energi Terbarukan

Ilustrasi Bendera AS (freepik.com/wirestock)
Ilustrasi Bendera AS (freepik.com/wirestock)
Intinya sih...
  • AS mendorong Eropa untuk membeli minyak dan gas alam, bukan energi terbarukan
  • Kebijakan dan regulasi iklim di Eropa berdampak pada ekspor energi AS
  • Pasar energi Eropa menggantikan pasokan Rusia dengan AS dan Qatar
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendesak negara-negara Eropa untuk lebih mengandalkan pasokan minyak dan gas alam daripada mengembangkan energi terbarukan. Hal ini disampaikan para pejabat tinggi energi AS karena investasi global pada energi terbarukan dinilai belum memberikan hasil yang diharapkan.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi AS untuk memperkuat posisi sebagai pemasok utama minyak dan gas ke Eropa, terutama di tengah upaya Uni Eropa menghapus impor energi dari Rusia. Sekretaris Energi AS, Chris Wright, menegaskan pentingnya menjaga pasokan bahan bakar fosil yang stabil dan andal bagi pasar Eropa.

1. Upaya AS meyakinkan Eropa untuk membeli minyak dan gas

Sekretaris Energi AS, Chris Wright, menyampaikan bahwa investasi besar-besaran di energi terbarukan secara global belum memberikan hasil sesuai harapan.

"Ini belum berhasil," katanya dalam konferensi di Athena, sembari menegaskan pentingnya pasokan bahan bakar fosil yang dapat diandalkan untuk menjaga kestabilan energi.

Pernyataan tersebut disampaikan bersamaan dengan pengumuman rencana perusahaan AS untuk meningkatkan eksplorasi dan suplai gas di pasar Eropa. Sementara itu, perhatian AS terhadap pemangkasan impor energi dari Rusia menguat.

"Kami ingin menggantikan setiap molekul gas Rusia yang dikirim ke Eropa Barat," kata Wright, dilansir Energy Now.

Pendekatan ini juga menjadi bagian dari strategi diplomatik AS untuk memperkuat hubungan energi transatlantik.

2. Dampak kebijakan dan regulasi iklim di Eropa terhadap ekspor energi AS

Pejabat tinggi AS juga mengkritik regulasi iklim Uni Eropa yang ketat, terutama terkait pembatasan emisi metana dalam impor energi. Sekretaris Energi AS, Wright, dan Sekretaris Dalam Negeri AS, Doug Burgum, mendesak revisi aturan ini karena dianggap menghambat ekspor gas alam cair (LNG) dari AS.

"Ada sejumlah hambatan non-tarif yang problematik dalam menumbuhkan pasar energi di Eropa," kata Wright, dilansir E&E News.

Tekanan ini muncul beriringan dengan kesepakatan dagang baru antara AS dan Uni Eropa, yang menargetkan pengiriman energi senilai 250 miliar dolar AS (Rp4,1 kuadriliun) selama tiga tahun ke depan, tarif investasi ekspor energi yang lebih praktis, serta upaya agar regulasi yang ada tidak menghalangi ekspor energi AS ke pasar Eropa.

3. Perubahan pasar energi Eropa menggantikan pasokan Rusia dengan AS dan Qatar

Data dari Uni Eropa menunjukkan pergeseran signifikan dalam belanja impor gas, di mana AS telah menjadi pemasok LNG terbesar Uni Eropa, menggantikan Rusia. Pada kuartal pertama tahun 2025, AS menguasai 53 persen atau setara 16,6 miliar meter kubik LNG yang diimpor Uni Eropa, menunjukan dominasi pasar yang semakin kuat.

Selain AS, Qatar juga menjadi salah satu pemasok utama gas yang mengambil peran pengganti setelah Uni Eropa menurunkan ketergantungan pada gas Rusia. Hal ini bertepatan dengan rencana Uni Eropa untuk menghapus sepenuhnya impor energi dari Rusia, sehingga ketergantungan pada negara penghasil minyak dan gas lain semakin melebar, khususnya dari AS yang memanfaatkan boom shale gas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Cara Mengatasi Lupa Password BRImo, Tanpa Perlu ke Bank!

09 Nov 2025, 13:04 WIBBusiness