Bahlil: Proyek DME Dimulai 2026 Pakai Teknologi China atau Eropa

- DME sudah menyelesaikan konsep dan pra-FS
- DME untuk kurangi impor LPG
- Harga DME lebih murah dibandingkan LPG impor
Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan, proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl eter (DME) bakal dimulai pada 2026 dengan menggunakan teknologi dari China atau Eropa.
"Dua aja kalau enggak Eropa, China," kata Bahlil, dikutip dari ANTARA, Jumat (24/10/2025).
1. DME sudah menyelesaikan konsep dan pra-FS

Bahlil menambahkan, proyek hilirisasi batu bara menjadi DME tersebut merupakan satu dari 18 proyek yang sudah diselesaikan konsep dan pra-feasibility study (pra-FS) atau studi awal kelayakan oleh Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.
"Sekarang, dari pra-FS itu dipelajari oleh konsultan untuk finalisasi di Danantara," ujar Bahlil.
2. DME untuk kurangi impor LPG

Bahlil menyatakan, proyek hilirisasi batu bara tersebut bertujuan untuk mengurangi impor Liquified Petroleum Gas (LPG) yang saat ini mencapai hampir tujuh juta ton.
Impor dilakukan lantaran kebutuhan LPG nasional mencapai 8,5 juta ton yang hanya bisa dipenuhi kebutuhan domestik sebanyak 1,3 juta ton.
Sebelumnya Bahlil menyatakan, produksi LPG di dalam negeri masih terbatas karena perbedaan karakteristik gas.
"Kenapa kita tidak bisa membangun industri LPG dalam negeri? Karena posisi gas kita itu kapasitas kualitasnya itu C1, C2, sementara untuk LPG itu C3, C4," kata Bahlil.
3. Harga DME lebih murah dibandingkan LPG impor

Sebagai solusi, pemerintah mendorong hilirisasi batu bara menjadi DME, yang dapat digunakan sebagai bahan substitusi LPG. Proyek ini dinilai memiliki potensi ekonomi besar karena harga DME lebih murah dibandingkan LPG impor.
"DME ini adalah hilirisasi dari batu bara dengan menggunakan low calorie dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan LPG," ujar Bahlil.


















