AS Gandeng Asia Tengah untuk Gantikan Suplai Mineral Langka China

- Trump tingkatkan hubungan ekonomi dengan Asia Tengah.
- AS setujui kerja sama pertambangan wolfram dengan Kazakhstan.
- Negara Asia Tengah mendekatkan diri dengan AS dan UE.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berdialog dengan pemimpin asal negara-negara Asia Tengah, pada Kamis (6/11/2025). Selain berupaya meningkatkan relasi antara AS dan Asia Tengah, dialog ini juga soal suplai mineral langka.
Setelah China menetapkan pembatasan ekspor mineral langka vital, AS sudah mengupayakan mencari alternatif. Salah satu kawasan yang menjadi alternatif bagi AS adalah Asia Tengah karena memiliki cadangan mineral langka yang melimpah.
1. Tingkatkan hubungan ekonomi antara AS dan Asia Tengah
Trump sudah menyambut pemimpin dari Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Ia menyatakan kerja sama baru di bidang ekonomi antara AS dan Asia Tengah.
“Salah satu agenda yang kami bahas adalah mineral langka. Kami memperkuat kerja sama ekonomi dan meningkatkan kerja sama pertahanan. Negara-negara ini adalah rumah dari Jalur Sutra yang menghubungkan Timur dan Barat,” ungkapnya, dikutip dari Euronews.
Presiden sayap kanan itu berkomitmen untuk memperdalam hubungan dengan Asia Tengah jauh dari sebelumnya. Menurutnya, presiden AS sebelumnya telah melupakan berapa pentingnya kawasan Asia Tengah.
2. AS setujui kerja sama pertambangan wolfram dengan Kazakhstan
Pada saat yang sama, AS dan Kazakhstan sudah menyetujui kerja sama untuk membangun salah satu pertambangan wolfram terbesar di dunia. Sementara, negara Asia Tengah itu memiliki cadangan wolfram terbesar di dunia.
Dilansir RFE/RL, perjanjian tersebut antara perusahaan AS, Cove Kaz Capital Group yang mengambil 70 persen dari saham bersama dengan perusahaan tambang milik negara Kazakhstan. Perjanjian kedua negara ini diperkirakan mencapai 1,1 miliar dolar AS (Rp18,3 triliun).
Selain itu, Kazakhstan, Tajikistan, dan Uzbekistan juga setuju untuk membeli 37 pesawat jet Boeing dari AS. Kazakhstan juga mengumumkan rencana 30 perjanjian lain yang nilainya mencapai 17,2 miliar dolar AS (Rp287,1 triliun).
3. Negara Asia Tengah mendekatkan diri dengan AS dan UE
Selama ini, negara-negara Asia Tengah berupaya menyeimbangkan hubungan politik dan ekonomi yang didominasi oleh Rusia dan China. Kini, mereka mulai membuka lembaran baru untuk berhubungan baik dengan AS.
Selain mendekatkan diri dengan AS, negara-negara Asia Tengah juga mendekatkan diri dengan Uni Eropa (UE). Pada April, UE sudah berbicara dengan Uzbekistan soal rencana investasi di bidang infrastruktur sekaligus mencari akses mineral langka.
Menurut Kepala Analis dari PRISM, Ben Godwin menyebut, perjanjian ini adalah bagian dari keberhasilan strategi pemimpin di kawasan Asia Tengah untuk memenangkan perhatian Washington. Sementara, AS membutuhkan mineral langka yang penting untuk produksi teknologi tinggi, seperti ponsel pintar, kendaraan listrik, dan pesawat jet.


















