AS Siap Batasi Ekspor Suku Cadang Boeing ke China

- Trump mengancam akan membatasi ekspor suku cadang pesawat Boeing ke China sebagai balasan atas pembatasan ekspor mineral tanah jarang oleh China.
- China memerintahkan maskapai penerbangannya untuk menghentikan sementara penerimaan pesawat Boeing baru sebagai respons atas tarif tinggi yang diterapkan AS pada produk-produk China.
- Trump juga mengumumkan rencana menaikkan tarif impor atas produk asal China hingga 100 persen, serta mengancam membatalkan rencana pertemuan dengan Presiden Xi Jinping.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengancam akan memberlakukan kontrol ekspor pada suku cadang pesawat Boeing sebagai langkah balasan atas pembatasan ekspor mineral tanah jarang oleh China. Pernyataan ini disampaikan Trump kepada wartawan di Gedung Putih, pada Jum'at (10/10/2025)
Ancaman Trump ini muncul di tengah ketegangan perdagangan yang meningkat antara kedua negara. China pada April 2025 lalu memerintahkan maskapai penerbangannya untuk menghentikan sementara penerimaan pesawat Boeing baru. Langkah ini sebagai respons atas tarif tinggi yang diterapkan AS pada produk-produk China.
1. Potensi pengenaan kontrol ekspor suku cadang pesawat Boeing
Trump mengatakan bahwa AS memiliki banyak opsi, salah satunya membatasi ekspor suku cadang pesawat Boeing yang sangat dibutuhkan oleh China.
"Mereka memiliki banyak pesawat Boeing dan sangat membutuhkan suku cadang," kata Trump saat konferensi pers di Gedung Putih, dilansir Axios.
Menurut data firma analitik penerbangan Cirium, maskapai-maskapai di China saat ini memiliki pesanan setidaknya 222 unit pesawat Boeing dan mengoperasikan 1.855 pesawat Boeing, mayoritas berjenis 737. Kontrol ekspor ini bisa memberikan tekanan serius terhadap operasi maskapai-maskapai China.
2. Dampak hubungan dagang AS-China pada Boeing
Pada April 2025, China secara resmi memerintahkan untuk menangguhkan pengiriman pesawat Boeing sebagai respons terhadap tarif impor AS yang mencapai 145 persen. Trump menyebut tindakan China itu sebagai pengingkaran kontrak besar Boeing.
"China tidak mengambil pesawat yang sudah mereka komitmen," ujar Trump di platform Truth Social, dilansir CNBC.
Keputusan China ini menimbulkan tantangan berat bagi Boeing, yang juga tengah menghadapi masalah produksi dan perselisihan buruh. Meski demikian, analis Bank of America menyatakan Boeing masih bisa mengalihkan pesanan ke pasar lain seperti India.
3. Strategi Trump dalam perang dagang teknologi dan ekspor
Selain ancaman atas suku cadang Boeing, pada Jum'at (10/10/2025) Trump juga mengumumkan rencana menaikkan tarif impor atas produk asal China hingga 100 persen, serta mengancam membatalkan rencana pertemuan dengan Presiden Xi Jinping.
Trump menegaskan langkah-langkah tersebut adalah bagian dari respons AS terhadap pembatasan China pada ekspor mineral tanah jarang yang penting bagi industri teknologi dan pertahanan AS.
"Kami harus melindungi kepentingan nasional," kata Trump.