Askrindo Cairkan Klaim Rp105 Juta untuk UMKM Terdampak Banjir Sumatra

- Asuransi mikro penting untuk keberlanjutan bisnis UMKM
- Proses klaim berjalan cepat dan transparan, membantu UMKM bangkit kembali
- Sebanyak 1.071 orang meninggal akibat bencana banjir dan longsor di Sumatra
Jakarta, IDN Times – PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) menyalurkan klaim Asuransi Mikro (Asmik) senilai Rp105 juta kepada 21 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terdampak bencana di Sumatra. Pembayaran klaim ini diberikan khusus kepada UMKM binaan Alfamart yang sudah terdaftar dalam kerja sama Askrindo–Alfamart.
“Total klaim yang dibayarkan mencapai Rp105 juta, mencakup risiko banjir dan kerusakan berat pada tempat usaha. Proses pembayaran dilakukan cepat agar UMKM bisa segera melanjutkan usahanya," ungkap Direktur Bisnis Askrindo, Budhi Novianto dalam diskusi yang digelar, Jumat (19/12/2025).
1. Asuransi mikro memiliki peran penting jaga keberlanjutan bisnis

Asuransi Mikro Usahaku menjadi salah satu produk yang diprioritaskan. Produk ini memberikan santunan hingga Rp5 juta bagi pelaku usaha kecil, sementara Asuransi Mikro Rumahku menawarkan santunan hingga Rp20 juta untuk usaha yang terdampak bencana parah.
Budhi menjelaskan asuransi ini memiliki premi yang cukup kecil hanya Rp40 ribu per tahun dan nilai pertanggungan untuk Usaha menetap Rp5 juta serta Usaha bergerak Rp2,5 juta, pihaknya akan memberikan santunan berupa uang apabila peserta asuransi mengalami kerusakan tempat usaha akibat terjadinya salah satu atau beberapa musibah yang tercantum dalam polis.
“Asuransi mikro berperan penting dalam menjaga keberlanjutan usaha dan memperkuat literasi risiko. Melalui Asuransi Mikro Usahaku, UMKM tidak lagi khawatir menghadapi bencana karena ada perlindungan yang jelas," tuturnya.
2. Proses klaim berjalan cepat dan transparan

Senada, Direktur Utama Askrindo, M. Fankar Umran, menekankan komitmen perusahaan untuk mendampingi UMKM. Ia menegaskan pembayaran klaim ini bukan sekedar formalitas, tetapi bentuk nyata perhatian Askrindo terhadap keberlangsungan usaha pelaku UMKM.
“Pembayaran klaim ini adalah bukti nyata komitmen Askrindo. Proses klaim berjalan cepat, tepat, dan transparan. Dengan adanya santunan ini, para pelaku UMKM diharapkan dapat segera melanjutkan aktivitas usahanya setelah bencana,” ujarnya.
Fankar menambahkan, pengalaman menghadapi bencana sebelumnya menunjukkanbantuan cepat dalam bentuk klaim asuransi sangat krusial bagi UMKM untuk bangkit kembali. Tanpa dukungan semacam ini, banyak usaha kecil akan kesulitan memulai kembali operasionalnya, terutama ketika kerusakan tempat usaha cukup parah.
3. Sebanyak 1.071 orang meninggal akibat bencana banjir dan longsor di Sumatra

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 1.071 orang meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Data ini merupakan pembaruan per 19 Desember 2025, meningkat dari 1.068 orang pada 18 Desember 2025.
“Baik untuk rekapitulasi umum hasil pendataan dan pencarian pertolongan, per hari ini jumlah korban meninggal secara total di tiga provinsi ini bertambah tiga. Dari posisi kemarin, Kamis 18 Desember, berjumlah total 1.068 jiwa," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Tiga korban tambahan tersebut berasal dari Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Langkat. Sementara satu korban di Sumatra Barat masih dalam proses identifikasi dan belum masuk dalam perhitungan total.
Selain korban meninggal, BNPB juga mencatat 185 orang dinyatakan hilang, turun dari 190 orang sebelumnya. Jumlah warga yang mengungsi juga berkurang menjadi 526.868 jiwa, dari 537.185 jiwa sebelumnya.
Hingga kini, 27 kabupaten dan kota masih berstatus tanggap darurat. Rinciannya, 12 daerah di Aceh, delapan daerah di Sumatra Utara, dan sembilan daerah di Sumatra Barat.

















