AstraZeneca Tunda Investasi Rp4,4 Triliun, Lapangan Kerja Terancam

- Penundaan investasi AstraZeneca mengancam 1.000 lapangan kerja baru yang dijanjikan, menimbulkan kekhawatiran terhadap iklim investasi di sektor farmasi Inggris.
- Faktor internal dan eksternal seperti pengurangan dukungan pemerintah Inggris mempengaruhi keputusan AstraZeneca dalam menarik investasinya.
- Implikasi bagi kebijakan pemerintah dan industri farmasi Inggris, menekankan perlunya perbaikan kebijakan harga obat dan insentif yang kompetitif.
Jakarta, IDN Times - AstraZeneca, perusahaan farmasi dan biofarmasi di Britania Raya, mengumumkan penundaan investasi sebesar 200 juta poundsterling (Rp4,4 triliun) untuk pengembangan fasilitas riset di Cambridge.
Investasi ini semula dijadwalkan untuk menciptakan 1.000 lapangan kerja baru, tetapi kini dihentikan sementara tanpa kepastian kelanjutan. Keputusan ini merupakan pukulan terbaru bagi industri farmasi di Inggris yang menghadapi tantangan bisnis signifikan.
1. Penundaan investasi dan dampaknya terhadap lapangan kerja
AstraZeneca mengonfirmasi bahwa semua rencana pendanaan baru, yang telah diumumkan sejak Maret 2024, tidak akan dilanjutkan dalam waktu dekat.
"Kami secara rutin mengevaluasi kebutuhan investasi perusahaan dan dapat mengonfirmasi ekspansi kami di Cambridge sedang ditangguhkan," kata juru bicara AstraZeneca pada Jumat (12/9/2025), dilansir The Independent.
Penundaan ini mengakibatkan pembatalan rencana penciptaan 1.000 pekerjaan yang telah dijanjikan, menimbulkan kekhawatiran terhadap iklim investasi di sektor farmasi Inggris.
2. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keputusan
Pada Januari 2025, AstraZeneca juga membatalkan investasi sebesar 450 juta poundsterling (Rp10 triliun) untuk pabrik vaksin di Merseyside, karena pengurangan dukungan pemerintah Inggris sebagai alasan. CEO AstraZeneca, Pascal Soriot, menyatakan kekecewaannya terhadap pembatalan tersebut dan menekankan bahwa keputusan itu diambil karena investasi tersebut tidak layak secara ekonomi.
"Kami tidak bisa membuat investasi tersebut menjadi layak secara ekonomi," ucap Soriot pada Februari 2025, dilansir BBC.
Lebih lanjut, keputusan ini didorong oleh iklim bisnis yang sulit dan kurangnya insentif dari pemerintah, sejalan dengan keputusan perusahaan farmasi besar lain seperti Merck & Co yang juga menarik diri dari rencana investasi besar di London.
3. Implikasi bagi kebijakan pemerintah dan industri farmasi Inggris
Penundaan investasi AstraZeneca menimbulkan tantangan bagi upaya pemerintah Inggris yang berambisi mengembangkan sektor ilmu hayati dan meningkatkan daya tarik negara bagi investor asing. Mantan Kanselir Jeremy Hunt pernah menjanjikan dukungan penuh terhadap ekspansi fasilitas farmasi di Inggris, namun realisasi investasi justru terhenti.
Sementara itu, pemerintah kini dihadapkan pada tekanan untuk memperbaiki kebijakan harga obat dan memberikan insentif yang kompetitif agar sektor farmasi tetap berkembang di Inggris.