Asuransi Tokio Marine Indonesia Sediakan Platform Worksite 2.0

- PT Asuransi Tokio Marine Indonesia mengembangkan Platform Worksite 2.0 untuk perlindungan karyawan lintas generasi.
- Pembelian produk asuransi dilakukan dengan cepat dan mudah melalui pemindaian QR atau tautan online.
Jakarta, IDN Times - PT Asuransi Tokio Marine Indonesia menyediakan Platform Worksite 2.0 yang dikembangkan berdasarkan riset mendalam guna menawarkan ragam opsi perlindungan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan karyawan lintas generasi.
Head of Affinity & Financial Institution, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia, Ahmad Khomaini mengatakan, platform Worksite 2.0, akan memudahkan karyawan mengaksesnya dengan cepat, online, dan digital.
"TMI juga mengidentifikasi beban kerja, mengevaluasi jumlah sumber daya perusahaan, dan memilih apakah tugas akan dikelola secara internal maupun eksternal serta memanfaatkan teknologi dan solusi digital untuk menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan efisien," tutur Ahmad Khmaini dalam keterangannya, Kamis (16/5/2024).
1. Worksite 2.0 disesuaikan dengan gaya komunikasi masing-masing perusahaan

Ahmad juga menekankan bahwa tampilan platform Worksite 2.0 akan disesuaikan dengan
gaya komunikasi masing-masing perusahaan khususnya look dan feel sesuai dengan branding perusahaan tersebut.
Proses pembeliannya pun sangat mudah, yaitu dengan pemindaian QR atau mengklik tautan, memilih produk yang sesuai, mengisi form, dan mengunggah foto ID karyawan sebagai bagian proses validasi.
"Dilanjutkan dengan memilih jenis pembayaran seperti kartu kredit/debit, dompet digital, dan transfer bank. Setelah pembelian selesai, epolis akan langsung terbit dan di-email ke karyawan, dan perlindungan pun langsung aktif saat itu juga," tutur Ahmad.
2. Employe benefits disesuaikan berdasarkan kebutuhan lintas generasi

Chief Commercial Officer Deloitte Indonesia, Satya Radjasa mengatakan bahwa perusahaan kini harus berusaha menyesuaikan Employee Benefits mereka berdasarkan kebutuhan lintas generasi saat ini, seperti Millenials, Gen Z, dan seterusnya.
"Paket tunjangan yang standar mungkin tidak lagi cukup menarik untuk mempertahankan
talenta lintas generasi. Perusahaan harus menyesuaikan Employee Benefits yang sesuai
dengan kebutuhan para karyawan," ujarnya.
Selain itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan nilai-nilai yang ditekankan oleh masing-masing generasi. Misalnya, Generasi Y dan Z seringkali mengutamakan perusahaan yang memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat atau
lingkungan, sementara Baby Boomers mungkin lebih memperhatikan stabilitas pekerjaan dan program pensiun.
"Dengan menawarkan paket tunjangan yang sesuai dan fleksibel, perusahaan
tidak hanya menarik talenta terbaik dari semua generasi, tetapi juga membangun budaya
yang inklusif dan lingkungan kerja yang mendukung," ungkap Satya.
3. Pandemik Covid-19 bawa perubahan signfikan pada sistem kerja

Sementara itu, Chief Technology Officer, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia,
Foster Kurniawan mengatakan bahwa pandemik membawa perubahan yang signifikan dalam sistem kerja.
Oleh sebab itu, untuk mendorong potensi dan partisipasi aktif karyawan, TMI menerapkan strategi yang terstruktur untuk menyeimbangkan kebutuhan karyawan dengan ketersediaan sumber daya perusahaan.
“Dalam menentukan kebutuhan Employee Benefits pascapandemik, kami telah mempelajari dan membandingkan perubahan tren sistem kerja sebelum dan sesudah masa pandemi. Selain itu, kami juga melakukan jajak pendapat melalui pertemuan khusus dengan perwakilan karyawan, untuk mempelajari perubahan serta melakukan benchmarking dengan berpartisipasi aktif dalam survei kompensasi dan manfaat eksternal," beber dia.