Strategi Bulog Lepas dari Jerat Utang Rp28 Triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perum Bulog akan memperbesar porsi penjualan beras komersial pada tahun 2020. Upaya ini dilakukan untuk memperkecil jumlah utang yang mencapai Rp28 triliun.
Saat ini, porsi penjualan beras untuk komersial sebesar 20 persen, sementara cadangan beras pemerintah sebesar 80 persen. Ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan utang perseroan terus bertambah.
"Tahun depan keinginan saya bisa 50:50 karena kita kan dananya dari komersial. Kalau kita gunakan komersial 50 persen, paling tidak berarti Bulog bisa mendapatkan keuntungan. Kalau hanya 20 persen komersial, itu terlalu kecil untuk membiayai operasional Bulog," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di Jakarta, Selasa (3/12).
1. Penugasan dari pemerintah ke Bulog saat ini tidak banyak
Ia menjelaskan, saat ini pemerintah hanya sedikit memberikan penugasan kepada Bulog dalam hal penyediaan beras bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Maka dari itu pihaknya mencari jalan lain, agar utang yang saat ini sudah mencapai Rp28 triliun dan berpotensi bertambah bisa terbayar.
"Bulog tidak bisa dihindari dengan utang karena memang Bulog membeli beras, baik CBP maupun komersial kita pinjam uang dari bank, bunganya pun komersial. Kalau komersial tidak masalah, karena terus kita juga. Yang masalah beras CBP," tuturnya.
Editor’s picks
Baca Juga: Dirut Bulog Pastikan Natal dan Tahun Baru Stok Beras Aman
2. Bulog terus melakukan inovasi
Terlepas dari itu, Bulog terus melakukan sejumlah inovasi bisnis, beberapa di antaranya yakni memodernisasi gudang beras yang dimilikinya secara bertahap di seluruh Indonesia, memproduksi beras bervitamin dan merambah bisnis e-commerce dengan meluncurkan toko pangan online panganandotcom.
3. Bulog memperoleh PMN senilai Rp2 triliun
Perum Bulog memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp2 triliun untuk mendukung penguatan komersial seperti pembangunan CAS (Control Atmosphere Storage), gudang modern kedelai, dan gudang modern beras.
Baca Juga: Dirut Bulog Buka Suara Penyebab Utang Membengkak Hingga Rp28 Triliun