Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Australia Naikkan Upah Minimum 3,5 Persen Seiring Redanya Inflasi

Ilustrasi gaji (freepik.com/jcomp)
Ilustrasi gaji (freepik.com/jcomp)
Intinya sih...
  • Kenaikan upah minimum nasional Australia sebesar 3,5 persen mulai 1 Juli 2025
  • Kebijakan diambil seiring turunnya inflasi konsumen ke 2,4 persen pada kuartal I-2025

Jakarta, IDN Times - Komisi Kerja Australia (Fair Work Commission/FWC) mengumumkan kenaikan upah minimum nasional sebesar 3,5 persen pada Selasa (3/6/2025), berlaku mulai 1 Juli 2025. Dengan kenaikan ini, upah minimum per jam naik dari 24,1 dolar Australia atau setara Rp253,8 ribu menjadi 24,94 dolar Australia (Rp262,6 ribu), menambah pendapatan tahunan sekitar 1.670 dolar Australia (Rp17,5 juta) bagi pekerja penuh waktu.

Kebijakan ini diambil seiring turunnya inflasi konsumen ke 2,4 persen pada kuartal I-2025, kembali ke target Reserve Bank of Australia (RBA) sebesar 2–3 persen. Sekitar 2,6 juta pekerja berpenghasilan rendah diperkirakan akan merasakan dampak langsung dari kebijakan ini, membantu memulihkan daya beli yang tergerus pascapandemik.

1. Alasan kenaikan upah minimum

Ilustrasi upah (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi upah (IDN Times/Arief Rahmat)

Presiden FWC, Adam Hatcher, menjelaskan bahwa kenaikan ini dimungkinkan oleh stabilnya inflasi dan bertujuan melindungi nilai riil upah pekerja.

“Keputusan ini memberikan kesempatan untuk mengatasi penurunan nilai riil upah yang dialami pekerja selama beberapa tahun terakhir akibat biaya hidup yang tinggi,” ujar Hatcher.

Ia menambahkan, kekhawatiran terhadap spiral upah-harga kini mereda, sehingga risiko kenaikan inflasi akibat upah tidak signifikan. Kenaikan ini juga menjadi respons atas tingginya inflasi yang sempat mencapai 7,8 persen pada akhir 2022, namun sejumlah ekonom memperingatkan kenaikan di atas inflasi bisa menekan sektor usaha kecil, terutama ritel dan perhotelan.

Dilansir dari The Guardian, pelaku usaha khawatir margin keuntungan mereka yang sudah tipis akan tergerus jika harus menaikkan harga untuk menutupi biaya tenaga kerja.

2. Dampak pada pekerja dan ekonomi

Ilustrasi pekerja (pexels.com/Christina Morillo)
Ilustrasi pekerja (pexels.com/Christina Morillo)

Kebijakan ini menyasar sekitar 20 persen dari angkatan kerja Australia yang mengandalkan upah minimum atau perjanjian penghargaan (award wages). Sekretaris Australian Council of Trade Unions (ACTU), Sally McManus menyebut, kenaikan ini sebagai kemenangan bagi pekerja berpenghasilan rendah.

“Ini adalah hasil yang luar biasa. Pekerja dengan upah terendah kini bisa mulai bangkit kembali,” ujarnya, dilansir Devdiscourse.

Kenaikan ini juga diyakini membantu mempersempit kesenjangan upah gender, yang saat ini tercatat 11,9 persen berdasarkan upah mingguan.

Sebaliknya, Australian Retailers Association mengusulkan kenaikan lebih rendah, yakni 2,5 persen, demi menghindari tekanan tambahan pada pengusaha. Mereka memperingatkan bahwa kenaikan ini bisa memicu lonjakan harga barang dan jasa, berimbas pada konsumen, dikutip ABC News.

3. Reaksi dan prospek ekonomi ke depan

ilustrasi ekonomi global (Pixabay.com)
ilustrasi ekonomi global (Pixabay.com)

Pemerintah Australia menyambut baik keputusan FWC. Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan, kebijakan ini sejalan dengan janji pemerintah untuk meningkatkan upah riil.

“Keputusan ini menunjukkan bahwa pemerintah melakukan apa yang dijanjikan, yakni meningkatkan upah riil sebesar 1 persen di atas inflasi,” ujar Albanese, dikutip dari The Guardian.

Kenaikan ini didukung oleh pelonggaran kebijakan moneter, dengan RBA baru-baru ini memangkas suku bunga ke level terendah dalam dua tahun, memberi ruang bagi stimulus lanjutan.

Meski dianggap berkelanjutan, beberapa analis menyoroti potensi risiko inflasi jangka panjang jika produktivitas tenaga kerja tidak meningkat. Reuters mencatat tekanan global, termasuk tarif baru dari mitra dagang utama, turut menambah ketidakpastian ekonomi. Sementara itu, pekerja menyambut baik kebijakan ini.

“Kenaikan ini sangat membantu. Meski tidak besar, setidaknya saya bisa membayar tagihan tanpa terlalu khawatir,” ujar seorang pekerja ritel di Sydney, dilansir ABC News.

Dengan inflasi yang terkendali dan pasar tenaga kerja tetap kuat, kenaikan upah minimum ini diharapkan memperkuat konsumsi domestik tanpa mengganggu stabilitas ekonomi Australia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us