Bahlil Ragu Investasi Tercapai jika Presiden Baru Tolak Hilirisasi

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia ragu target investasi Rp1.650 triliun di 2024 tercapai, apabila presiden baru Indonesia tak menjalankan kebijakan hilirisasi sumber daya alam (SDA).
Investasi yang dimaksud adalah investasi langsung (direct investment), yaitu penanaman modal yang dilakukan oleh suatu entitas atau individu dalam aset atau proyek ekonomi tertentu.
Jenis investasi tersebut dapat terjadi di dalam negeri atau melibatkan investor dari luar negeri dalam bentuk foreign direct investment (FDI).
"Kalau ditanya apakah bisa tercapai atau tidak Rp1.650 triliun? tinggal capresnya, yang bisa melanjutkan ini atau tidak? kalau capresnya punya otaknya beda bagaimana kita bisa merealisasikan angka ini?" kata Bahlil dalam diskusi di Media Center Indonesia Maju, Jakarta, Senin (11/12/2023).
1. Bahlil singgung timses capres tak ingin Indonesia melakukan hilirisasi
.jpg)
Bahlil menyebut ada tim sukses (timses) salah satu calon presiden yang tidak ingin Indonesia seperti saat ini dalam konteks menjalankan hilirisasi nikel.
Hilirisasi nikel sendiri adalah pengembangan lebih lanjut setelah tahap penambangan. Hal itu mencakup proses pengolahan dan pemurnian nikel, serta produksi berbagai produk turunan nikel.
Hilirisasi bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi dari sumber daya nikel dan menciptakan lapangan kerja lebih banyak di sektor industri.
"Kan ada juga salah satu tim sukses yang tidak pengin Indonesia seperti sekarang. Saya gak tahu itu cara berpikirnya dari mana. Tapi saya ingin mengatakan bahwa kalau Indonesia mau maju hilirisasi harus dilanjutkan," tuturnya.
2. Ekonomi Indonesia harus ditopang oleh investasi ketimbang konsumsi

Bahlil mengatakan, Indonesia membutuhkan investasi hingga Rp1.650 triliun untuk memacu pertumbuhan ekonomi, terlebih dalam menyambut Indonesia Emas 2045.
"Siapapun pemerintahannya, siapapun menterinya, mimpi saya hilirisasi ini harus menjadi bagian penting yang harus dipagang sebagai pintu jalan untuk menuju Indonesia Emas agar kita punya pertumbuhan ekonomi tidak hanya didominasi oleh konsumsi," ujarnya.
Menurutnya, negara yang baik, sehat dan berkualitas, pertumbuhan ekonominya harus didominasi oleh investasi dan ekspor-impor.
"Nah sekarang kan kita ekspor-impor lagi mempush nih, investasi lagi kita mempush nih, baru 5-6 tahun terakhir ini. Harapan kita ini gak boleh berhenti dan ini harus berlanjut terus, dalam rangka menjaga kedaulatan bangsa kita untuk kemudian rakyat sejahtera, Indonesia disegani di mata dunia," tambahnya.
3. Investasi dibutuhkan untuk genjot pertumbuhan ekonomi

Sebelumnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan investasi hingga Rp1.650 triliun untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,1 persen hingga 5,7 persen di 2024.
"Untuk 2024, target pertumbuhan ekonomi kita berada di angka 5,1 sampai 5,7 (persen). Dan dibutuhkan realisasi investasinya di angka Rp 1.650 triliun," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2023 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (7/12/2023).