Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_5206.jpeg
Lead Country Economist untuk Indonesia dan Timor Leste di Bank Dunia, David Knight. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • Arus dana keluar bisa dihadapi dengan kebijakan moneter, menunjukkan responsifnya BI dan fundamental makro Indonesia yang kuat.

  • Adanya tekanan perang dagang dan tensi geopolitik yang menghambat arus modal masuk negara berkembang.

  • Kurs rupiah menguat sore ini, ditutup 17 poin lebih tinggi menjadi Rp16.699 per dolar AS menurut data Bloomberg.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Depok, IDN Times - Bank Dunia menilai pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tetap tanggung di tengah tekanan perekonomian global. Lead Country Economist untuk Indonesia dan Timor Leste di Bank Dunia, David Knight mengatakan, meski sudah menyentuh di atas Rp16.500, pergerakan rupiah dinilai stabil di antara negara-negara berkembang.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), kurs rupiah bergerak di level Rp16.700-an sejak awal November 2025.

“Rupiah tetap relatif stabil,” kata David Knight dalam acara Indonesia Economic Outlook 2026 di Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (24/11/2025).

1. Arus dana keluar bisa dihadapi dengan kebijakan moneter

ilustrasi dolar (pexels.com/Pixabay)

Menurut dia, negara-negara berkembang dan Indonesia mengalami fenomena arus dana keluar bersih (net capital outflow). Namun, hal itu menurutnya bisa dihadapi dengan kebijakan bank sentral, yakni Bank Indonesia (BI) melalui kebijakan moneter.

“Ini bukan hanya karena kebijakan bank sentral yang responsif, tetapi juga mencerminkan fundamental makro Indonesia yang kuat,” ujar David Knight.

2  Ada tekanan perang dagang dan tensi geopolitik

ilustrasi perang dagang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Menurut dia, negara-negara maju seperti AS mengarah pada pelonggaran kebijakan moneter. Kondisi seperti itu biasanya memicu arus modal masuk negara-negara berkembang. Sayangnya, dikarenakan ada ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang dan tensi geopolitik, hal itu tidak terjadi tahun ini.

“Dalam kondisi normal, kebijakan moneter longgar biasanya memicu capital inflow ke negara-negara berkembang. Tetapi ketidakpastian geopolitik dan tarif membuat situasinya jauh lebih beragam,” tutur David Knight.

3. Kurs rupiah menguat sore ini

ilustrasi rupiah (unsplash.com/Mufid Majnun)

Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah ditutup menguat 17 poin atau 0,1 persen ke Rp16.699 per dolar AS sore ini. Hari ini, kurs rupiah bergerak di rentang Rp16.693-16.716 per dolar AS.

Pagi tadi, rupiah  dibuka menguat 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp16.711 per dolar AS.

Editorial Team