Bappenas Dapat Pinjaman Rp800 M dari JICA, Proyek SMART Diluncurkan

- Tujuan adanya program pinjaman ke JICA: Memperkuat manajemen SDM, meningkatkan kinerja ASN, dan memperbaiki tata kelola regulasi untuk mendukung pembangunan nasional.
- Rincian pencairan pinjaman yang dilakukan bertahap mulai dari 2026-2032: Total Rp800 miliar akan dicairkan secara bertahap selama tujuh tahun.
- Targetkan capai visi Indonesia Maju 2045: Menciptakan regulasi, kelembagaan, dan transformasi pengembangan SDM pembangunan nasional untuk keluar dari middle income trap.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) memperoleh pinjaman luar negeri dari Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai 50 juta dolar AS atau setara Rp800 miliar (dengan asumsi kurs Rp16.000 per dolar AS).
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy mengatakan, pinjaman tersebut akan dicairkan secara bertahap selama tujuh tahun, dari 2026 hingga 2032.
“Bappenas bersama JICA mengusulkan proyek SMART senilai 50 juta dolar AS untuk mendukung transformasi birokrasi dan penguatan kapasitas SDM selama tujuh tahun,” ujar Rachmat dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (3/9/2025).
1. Tujuan adanya program pinjaman ke JICA

Menurutnya, program ini akan memperkuat manajemen SDM berbasis kompetensi, meningkatkan kinerja ASN perencana dan memperbaiki tata kelola regulasi dan institusi pembangunan.
"Hasilnya diharapkan akan tercipta ekosistem kelembagaan yang lebih produktif dan berdaya saing, dalam mendukung pembangunan nasional," tegasnya.
Ia menjelaskan, perjanjian pinjaman telah ditandatangani pada 29 Agustus 2025. Dana tersebut akan digunakan untuk proyek Strengthening Apparatus Management and Development Project (SMART), yang bertujuan memperkuat manajemen dan pengembangan aparatur sipil negara (ASN).
2. Rincian pencairan pinjaman yang dilakukan bertahap mulai dari 2026-2032

Secara rinci, pencairan pinjaman direncanakan sebagai berikut:
Tahun 2026: Rp60 miliar
Tahun 2027: Rp146,6 miliar
Tahun 2028: Rp133,4 miliar
Tahun 2029: Rp121,1 miliar
Tahun 2030: Rp111,6 miliar
Tahun 2031: Rp101,4 miliar
Tahun 2032: Rp 71,1 miliar
3. Targetkan capai visi Indonesia Maju 2045

Adapun target sasaran dari adanya pinjaman ini adalah tersedianya data kebutuhan dan arah pengembangan SDM Pembangunan Nasional, terjaminnya penciptaan regulasi, kelembagaan, dan transformasi pengembangan SDM pembangunan nasional. Kemudian meningkatnya kapasitas SDM ASN perencanaan pembangunan nasional.
Proyek ini merupakan salah satu langkah awal menuju tercapainya visi Indonesia Maju 2045, dengan harapan Indonesia dapat keluar dari perangkap negara berpendapatan menengah (middle income trap).