Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Benarkah Kinerja Keuangan Garuda Morat-Marit? Ini Faktanya

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Jakarta, IDN Times - Komisaris Utama PT. Garuda Indonesia Tbk. Agus Santoso menampik tudingan bahwa perusahaan maskapai milik BUMN morat-marit dan terus mengalami kerugian. Menurut dia, kondisi keuangan perusahaan justru terus membaik.

Agus mengungkapkan, kinerja keuangan perusahaan saat pergantian pemerintahan pada 2014, memang tidak begitu bagus. Namun demikian, persero terus melakukan upaya perbaikan.

"Dalam RUPS tahun 2015 untuk kinerja operasi dan keuangan tahun buku 2014, Garuda mewarisi kinerja Keuangan dari era pemerintahan yang lalu yang mencatat kerugian sebesar 371.4 juta dolar," ujar Agus, Rabu (24/4).

1. Garuda mencatat keuntungan pada 2015-2016

dok. IDN Times / Istimewa

Kondisi itu, sambung Agus, tidak membuat para pimpinan perusahaan menjadi patah arang. Setelah direksi di bawah pimpinan Dirut Arif Wibowo bekerja, perbaikan mulai tampak. Pada 2015, Garuda tercatat untung US$76,48 juta.

"Kemudian, pada 2016 Garuda mencatat untung 9,4 juta dolar," ujarnya.

2. Garuda kembali merugi pada 2017

instagram.com/verawaty_

Namun, pada masa direksi dengan Dirut Pahala Mansyuri pada 2017, Garuda rugi US$213,4 juta. Hal itu disebabkan Garuda menyelesaikan masalah masa lalunya dengan membayar tax amnesty dan denda pengadilan Australia $145,8 juta.

"Atau rugi riil-nya 67,6 juta dolar. Rugi ini terjadi sebagian karena Garuda menyelesaikan masalah utang pajak masa lalunya dengan mengikuti program tax amnesty," tutur Agus.

3. Beban kerugian tiga triwulan diselesaikan pada 2018

IDN Times/Indiana Malia

Pimpinan perusahaan yang baru dilantik oleh Menteri BUMN Rini Soemarno pada 2018, Dirut Ari Askara dan Komut Agus Santoso mewarisi pekerjaan besar untuk menyelesaikan beban kerugian tiga triwulan di tahun 2018 (Q1 + Q2 + Q3) hingga 110 juta dolar. Dalam tiga bulan berjalan, Garuda mencatat untung US$115,250 juta.

"Sehingga selama 2018 pun masih ada keuntungan 5,018 juta dolar. Dalam tahun 2019 Kuartal Pertama (Q1) saja sudah untung 19,738 juta dolar," tutur Agus.

4. Kinerja keuangan Garuda terus membaik

ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

Dalam masa pemerintahan Presiden Jokowi, kata Agus, kinerja keuangan Garuda Indonesia menunjukkan tanda membaik. Hanya pada 2017 Garuda merugi menanggung beban masa lalu pembayaran tax amnesty beberapa tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan perubahan environment bisnis, baik karena persaingan yang semakin ketat, naiknya harga bahan bakar dan exchange rate, serta ada fluktuasi untung dan rugi.

"Dengan kinerja operasional yang terus meningkat baik, dan revenue di tahun 2018 revenue mencapai 4,373 miliar dolar, tertinggi selama 16 tahun terakhir," tuturnya.

5. Garuda akan terus meningkatkan efisiensi dan mencatat keuntungan

Ilustrasi/Istimewa

Agus mengatakan, Garuda ke depannya akan lebih untung lagi dengan terus meningkatkan efisiensi serta pengembangan bisnis-bisnis multiplier effect. Selain itu, peningkatan bisnis non angkutan penumpang seperti marchandise peralatan-peralatan, service on-board, pengembangan kargo bersama BUMN lainnya. Kemudian, pengembangan maintance (GMF), efektivitas penggunaan pesawat, efektifitas rute-rute, penambahan rute potensial domestik, dan lain-lain.

"Dengan kata lain, di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Rini Soemarno dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi, Garuda tidak memperlihatkan tanda tanda kinerja keuangan yang morat-marit," tegasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Indiana Malia
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us