Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BENTANI dan 44 Ribu Bibit Kopi dari Starbucks Indonesia

Program BENTANI dari Starbucks Indonesia dan Yayasan Mercy Corps Indonesia dalam peningkatan literasi keuangan keluarga petani kopi (Dokumentasi Starbucks Indonesia)
Program BENTANI dari Starbucks Indonesia dan Yayasan Mercy Corps Indonesia dalam peningkatan literasi keuangan keluarga petani kopi (Dokumentasi Starbucks Indonesia)
Intinya sih...
  • Starbucks Indonesia melakukan kegiatan CSR di Jawa Barat, meningkatkan literasi keuangan keluarga petani kopi
  • Program BENTANI memberikan literasi keuangan, pengetahuan stunting dan nutrisi, serta pengelolaan sampah rumah tangga kepada keluarga petani kopi
  • Pemberian 4.400 bibit kopi di Sumedang oleh Starbucks Indonesia membantu petani dalam mengembangkan industri kopi di wilayah baru
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - PT Sari Coffee Indonesia selaku pemegang merek dagang Starbucks di Indonesia baru saja melakukan kegiatan CSR yang menyasar ke komunitas petani kopi di kawasan Jawa Barat. Lewat dua kegiatan itu, diharapkan kualitas hidup para petani kopi di Indonesia bisa membaik.

Rabu (16/10/2024), Starbucks Indonesia datang ke Desa Buninagara, Kabupaten Bandung. Di sini, Starbucks Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Mercy Corps Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas literasi keuangan keluarga petani kopi.

Keesokan harinya, Starbucks Indonesia memberikan bantuan 44 ribu bibit pohon demi membantu petani di kawasan Manglayang Timur, Sumedang, untuk mengembangkan usahanya.

1. Upaya meningkatkan taraf hidup keluarga petani

Para penerima manfaat BENTANI dari Yayasan Mercy Corps Indonesia dan Starbucks Indonesia (Dokumentasi Starbucks Indonesia)
Para penerima manfaat BENTANI dari Yayasan Mercy Corps Indonesia dan Starbucks Indonesia (Dokumentasi Starbucks Indonesia)

Brewing Change: Women's Empowerment In Coffee Origin Communities in Indonesia alias BENTANI, merupakan program yang dijalankan Starbucks Indonesia bersama YMCI di hari pertama. BENTANI merupakan salah satu program edukasi kepada komunitas kopi di kawasan Bandung, Garut, dan Kabupaten Bandung Barat, dalam upaya meningkatkan literasi keuangannya.

Memang, salah satu tantangan yang dihadapi para petani dan keluarganya adalah bagaimana cara mengatur keuangannya. Ditambah, ada kesan perempuan selalu salah di mata suaminya ketika uang yang diberikan untuk kebutuhan domestik sudah mulai habis.

Selain memberikan literasi keuangan, BENTANI juga meningkatkan pengetahuan keluarga petani kopi akan pentingnya pemahaman tentang stunting dan nutrisi. Pengelolaan sampah rumah tangga juga ditekankan agar kehidupan di wilayah tani menjadi lebih bersih dan sesuai pada prinsip berkelanjutan.

Dari program-program ini, banyak manfaat yang dirasakan oleh keluarga petani di daerah sasaran. Dengan segala keterbatasan, mereka akhirnya bisa lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan ekonominya.

"Kami terinspirasi buka usaha, dari pelatihan ini. Saya terinspirasi supaya dapat penghasilan lebih, karena petani kopi kan panen setiap enam bulan. Sisanya, jadi buruh saja. Kami juga harus mengerti pengelolaan keuangan dari penghasilan suami, yang petani kopi. dan, saya harus menabung juga. Hingga, bikin bisnis makanan ringan," ujar Cucu Sumiati, peserta program BENTANI, saat ditemui IDN Times.

2. Penanaman 44 ribu bibit kopi di Manglayang Timur

Ketua Kelompok Petani Kopi Linggarsari, Manglayang Timur, Sumedang,  Yusuf, saat menerima bantuan 44 ribu bibit kopi dari Starbucks Indonesia (Dokumentasi Starbucks Indonesia)
Ketua Kelompok Petani Kopi Linggarsari, Manglayang Timur, Sumedang, Yusuf, saat menerima bantuan 44 ribu bibit kopi dari Starbucks Indonesia (Dokumentasi Starbucks Indonesia)

Keesokan harinya, program berlanjut ke pemberian 44 ribu bibit kopi di kawasan Sukasari, Sumedang, wilayah Gunung Manglayang Timur. Wilayah ini memang terbilang baru untuk pertanian kopi.

Setidaknya, baru 10 tahun terakhir, para petani di sini mengembangkan pertanian kopi. Karena budidaya yang memakan waktu cukup panjang, para petani baru bisa merasakan manisnya hasil dari penjualan kopi dalam beberapa tahun belakangan.

Pada 2016 lalu, mereka baru memulai intensifikasi pertanian kopi. Pengetahuan, keterampilan, hingga literasi tentang pengolahan kopi mulai dari penanaman hingga pascapanen, terus tumbuh. Hingga, mereka mendapatkan hasilnya tiga tahun setelah program itu dimulai.

"Sebenarnya, sudah lama ada kopi di sini, sekitar 2007. Tapi, seriusnya itu memang dari 2016. Kami mulai menanam dengan cara yang tepat, bagus, dan menghasilkan biji berkualitas itu sejak dari situ," ujar Pemimpin Kelompok Tani Linggarsari, Yusuf, saat ditemui di lokasi.

Yusuf berterima kasih kepada Starbucks Indonesia yang sudah memberikan 44 ribu bibit kopi di wilayahnya. Sebab, ratusan petani Kelompok Linggarsari, memang membutuhkan bibit kopi baru, lantaran yang sebelumnya sudah berusia senja.

"Kami berterima kasih atas bantuan Starbucks Indonesia. Semoga kami bisa terus berkontribusi dalam meningkatkan industri kopi di Indonesia," kata Yusuf.

3. Starbucks Indonesia komitmen bantu petani kopi

Pemberian 4.400 bibit kopi oleh Starbucks Indonesia ke para petani kopi di Manglayang Timur, Sumedang (Dokumentasi Starbucks Indonesia)
Pemberian 4.400 bibit kopi oleh Starbucks Indonesia ke para petani kopi di Manglayang Timur, Sumedang (Dokumentasi Starbucks Indonesia)

Chief Operating Officer Starbucks Indonesia, Liryawati, mengaku senang dengan kontribusi perusahaan kepada petani kopi dan komunitasnya. Liryawati menyatakan pihaknya terus berkomitmen untuk bisa meningkatkan kualitas hidup petani kopi.

"Terima kasih atas sumbangsih petani kopi di sini. Ternyata, perjuangan petani dalam memberikan kopi berkualitas tinggi begitu berat. Kami berkomitmen untuk terus membantu petani kopi dalam meningkatkan industrinya di Indonesia," ujar Liryawati.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us