BI-Bank Sentral UEA Dorong Transaksi Mata Uang Lokal

- BI dan Bank Sentral UEA kerja sama dalam mendorong transaksi menggunakan mata uang lokal
- Kerja sama ini diharapkan membantu dunia usaha mengurangi biaya pemrosesan transaksi, mendukung stabilitas perekonomian, dan membuka peluang bisnis di sektor perbankan dan keuangan
Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Uni Emirat Arab (UEA) kerja sama dalam mendorong transaksi menngunakan mata uang lokal.
Adapun Memorandum of Understanding (MoU) untuk mendukung peningkatan hubungan perdagangan antara kedua negara melalui pembentukan kerangka kerja yang mendorong penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral telah ditandatangani oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, dan Gubernur Bank Sentral UEA Khaled Mohamed Balama.
1. MoU BI dan Bank Sentral UEA

Dalam keterangan tertulis BI, dijelaskan bahwa MoU tersebut menjabarkan kerangka kerja yang terdiri dari berbagai elemen untuk memfasilitasi penyelesaian transaksi perdagangan lintas batas dalam dua mata uang nasional, yakni Dirham UEA dan Rupiah Indonesia.
Selain itu, MoU juga menjelaskan jenis transaksi yang memenuhi syarat dan memungkinkan untuk mendukung pengembangan pasar keuangan.
2. Dukung perekonomian

Kolaborasi ini menandai tonggak penting dalam memperkuat kerja sama keuangan bilateral dan diharapkan akan membantu dunia usaha mengurangi biaya pemrosesan transaksi.
Berdasarkan perjanjian ini, Bank Sentral UEA dan BI akan berkolaborasi dalam mendorong penggunaan mata uang nasional mereka dengan mendukung penerapan kerangka kerja secara bertahap. Ini juga bertujuan mendukung stabilitas perekonomian dan stabilitas sistem keuangan.
3. Pentingnya perkuat hubungan ekonomi UEA dan RI

Mengenai perjanjian tersebut, Perry memberikan tanggapan. Dia menyampaikan pentingnya upaya memperdalam pasar keuangan dan memperkuat hubungan ekonomi Uni Emirat Arab dengan Indonesia melalui penggunaan mata uang lokal.
Inisiatif ini merupakan salah satu upaya mendorong stabilitas dan ketahanan untuk mengatasi meningkatnya kerentanan ekonomi.
Sementara Khaled Mohamed Balama mengatakan perjanjian ini merupakan dasar untuk memperkuat kemitraan masa depan antara kedua belah pihak, membuka peluang bisnis yang lebih besar di sektor perbankan dan keuangan.
"Serta sebagai upaya mendukung pertumbuhan perdagangan dan investasi," ujarnya.