Bos Garuda Indonesia Jengah Selalu Disalahkan soal Harga Tiket Mahal

- Garuda Indonesia membayar tarif PJP2U kepada PT Angkasa Pura, yang berkontribusi pada harga tiket pesawat domestik.
- Garuda Indonesia tidak pernah menaikkan harga tiket pesawat domestik sejak lima tahun silam dan keputusan harga tiket bukan wewenangnya.
- Irfan Setiaputra meminta masyarakat bersiap-siap karena harga tiket pesawat bakal mengalami kenaikan akibat rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN).
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengeluhkan pemahaman salah soal harga tiket yang membuat publik menyalahkan pihaknya selaku maskapai.
Menurut Irfan, Garuda Indonesia sebagai maskapai tidak pernah menetapkan harga tiket semena-mena. Garuda Indonesia justru menjalani peraturan yang telah ditetapkan pemerintah dalam menentukan harga jual tiket pesawat.
Irfan lantas menyinggung pihak bandara, dalam hal ini PT Angkasa Pura yang kerap menaikkan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) tanpa informasi sebelumnya. Sebagaimana diketahui, tarif PJP2U masuk dalam komponen pembentuk harga tiket pesawat domestik saat ini.
"PJP2U hari ini yang dimasukin ke dalam harga tiket. Terminal 3 domestik kita bayar Rp168.000 ke Angkasa Pura, Pak. Terminal 2 Rp120.000. Di Halim Rp70.000, Pak dan mereka bisa naikin kapan pun seenaknya. Yang kemudian pengaruh ke harga, kan. Yang disalahin siapa? Garuda kan. Kita tidak pernah keluar dari rambu-rambu harga tiket yang diatur oleh pemerintah dari 2019," tutur Irfan dalam Public Expose 2024 di Cengkareng, Tangerang, Senin (11/11/2024).
1. Garuda Indonesia tidak pernah naikkan harga tiket pesawat sejak 2019

Dalam kesempatan tersebut, Irfan pun mengungkapkan Garuda Indonesia tidak pernah menaikkan harga tiket pesawat terutama domestik sejak lima tahun silam.
Keputusan menaikkan atau menurunkan harga tiket bukan wewenang Garuda Indonesia sebab ada banyak hal yang menjadi komponen pembentuk harga tiket pesawat tersebut.
"Bapak ibu sekalian, saya juga mau menyatakan kembali lagi pemahaman yang terlalu salah soal harga murah. Not everybody can fly, Pak. The fact is not everybody can fly, tapi kalau jualan harga domestik gak mudah, kita tidak pernah menaikkan harga dari tahun 2019. Saya menekankan 2019," tutur Irfan.
2. Kenaikan harga tiket pesawat karena PPN naik

Di sisi lain, Irfan lantas meminta masyarakat bersiap harga tiket pesawat bakal mengalami kenaikan sebentar lagi. Hal itu tidak lepas dari rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen.
"Bapak-bapak, ibu sekalian tolong bersiap-siap. Sebentar lagi akan naik PPN 11 ke 12 persen. Udah pasti naik (harga tiket pesawat)," ujar Irfan.
3. Garuda Indonesia setuju rekomendasi kebijakan penurunan harga tiket pesawat

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengusulkan sejumlah rekomendasi kebijakan untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik.
Merespons hal tersebut, Irfan mengatakan, pihaknya setuju akan usulan tersebut. Garuda akan mengikuti kebijakan pemerintah apabila sudah ada yang ditetapkan.
“Ya, itu kan harus ada pihak yang mesti nurunin kan. Jadi Kementerian Perhubungan ya? Oh kita setuju sekali,” kata Irfan.
Irfan mengatakan, untuk penurunan harga tiket pesawat jangka pendek harus menunggu kebijakan Kementerian Keuangan.
“Ya kalau Kementerian Keuangan boleh, semuanya boleh, bisa, kita mah ikut saja. Makanya saya mendukung kalau bisa, kalau jalan,” ujar Irfan.