Bos KAI Ungkap 3 Faktor Jadi Pertimbangan Kajian Operasional KRL 24 Jam

- Persoalan aliran listrik: KRL memerlukan pengecekan berkala karena menggunakan aliran listrik atas, yang juga menjadi tantangan elektrifikasi di alat transportasi lain.
- KAI telah berkoordinasi dengan Kemenhub: Kajian dilakukan dengan mempertimbangkan keselamatan, sejarah aspek operasional, dan kenyamanan bagi pelanggan.
- Menhub ingin bahas layanan operasional KRL 24 jam dengan KAI: Menteri Perhubungan siap membuka pembicaraan untuk penerapan layanan KRL 24 jam.
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Bobby Rasyidin angkat bicara terkait wacana operasional layanan Commuter Line atau KRL selama 24 jam yang menyeruak belakangan ini. Bobby berpandangan, pengoperasian layanan KRL selama 24 jam dapat dilihat dari sisi pelanggan dan dari sisi KAI sebagai operator (KAI Commuter).
"Tentunya dari sisi pelayanan pelanggan, ini hal yang positif, tapi tentunya kita harus hitung itu yang namanya pengoperasian kereta ini kan tidak simpel bahwa kita harus paksakan. Kita harus hitung berapa lama window perawatannya," ujar Bobby kepada awak media di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (25/11/2025).
1. Persoalan aliran listrik

Selain waktu perawatannya, Bobby turut mengungkapkan tantangan jika KRL beroperasi 24 jam, salah satunya elektrifikasi. KRL menggunakan aliran listrik atas yang memerlukan pengecekan secara berkala.
Bobby juga menyinggung peran penting elektrifikasi di alat transportasi lain, seperti Whoosh atau Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
"Kalau aliran listriknya 24 jam, kapan kita ngecek kabelnya ya kan? Kalau di Whoosh itu ada layangan nyangkut aja, itu berhenti. Apalagi ini (KRL) jaringan yang jauh lebih panjang daripada kereta cepat," tutur Bobby.
2. KAI telah berkoordinasi dengan Kemenhub

Bobby melanjutkan, saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buat melakukan kajian mendalam sebelum akhirnya mengambil keputusan. Adapun kajian tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan tiga faktor utama.
"Kita sudah berkoordinasi juga dengan Kementerian Perhubungan. Kita kaji, benar-benar kaji. Sekali lagi, yang saya sampaikan tadi. Kami ini tiga aspek penting. Satu adalah keselamatan. Tentunya berkaitan juga dengan perawatan, sarana dan prasarananya. Kedua adalah sejarah aspek operasionalnya. Yang ketiga tentunya kenyamanan bagi pelanggan juga," tutur Bobby.
3. Menhub ingin bahas layanan operasional KRL 24 jam dengan KAI

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi siap membuka pembicaraan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI untuk penerapan layanan KRL 24 jam.
Hal tersebut disampaikan Dudy menanggapi banyaknya pekerja yang menginap di area Stasiun Cikarang demi mengejar kereta pertama. Kondisi tersebut sempat viral di media sosial belakangan ini.
"Nanti saya coba koordinasi dengan kereta api ya karena kan apakah perlu tadi seperti yang disampaikan layanan (KRL) 24 jam, mereka perlu pengkajian, cost-nya dan segala macamnya harus dilihat juga," ujar Dudy kepada awak media, dikutip Rabu (19/11/2025).


















