ilustrasi utang negara (IDN Times/Aditya Pratama)
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menyampaikan posisi ULN pemerintah pada akhir Mei 2023 sebesar 192,6 miliar dolar AS. Nilai ULN turun dibandingkan dengan posisi April sebesar 194,1 miliar dolar AS, tapi tumbuh 2,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Penurunan posisi ULN pemerintah disebabkan pembayaran neto pinjaman luar negeri dan beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang jatuh tempo.
"Pemerintah tetap berkomitmen mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel, termasuk menjaga kredibilitas dalam memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga secara tepat waktu," jelas Erwin.
ULN digunakan pemerintah sebagai salah satu pembiayaan APBN. Pemanfaatan ULN diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif dan belanja prioritas. "Khususnya dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid di tengah ketidakpastian perekonomian global," tambahnya.
Sementara itu, ULN swasta pada akhir Mei 2023 tercatat sebesar 196,5 miliar dolar AS, atau turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 199,5 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta kontraksi 5,8 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 4,6 persen (yoy).